1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
PolitikAfrika

Pejabat Tinggi Mesir Kembali Kunjungi Libya

28 Desember 2020

Mesir mewaspadai dukungan berkelanjutan Turki untuk Pemerintah Kesepakatan Nasional (GNA) Libya yang diakui secara internasional serta ketidakstabilan yang terus berlanjut di wilayah tersebut.

Protes di Libya
Foto: Hazem Turkia/AA/picture alliance

Delegasi diplomat dan pejabat intelijen Mesir mengunjungi ibu kota Libya pada hari Minggu (27/12). Dipimpin oleh Ayman Badea, Wakil Kepala Badan Intelijen Mesir, mereka bertemu dengan pejabat senior Pemerintah Kesepakatan Nasional (GNA) Libya yang diakui secara internasional, termasuk Menteri Dalam Negeri Fathi Bashagha, dan Kepala Intelijen di Libya barat, Emad Trapolsi.

Bashagha, yang mengunjungi Kairo bulan lalu, mencuit di akun Twitter-nya bahwa pertemuan itu "membuahkan hasil dan konstruktif," dan menggambarkan hubungan dengan Kairo sebagai "sangat penting."

"Pertemuan yang bermanfaat dan konstruktif dengan delegasi keamanan Mesir hari ini di Tripoli, di mana kami membahas langkah-langkah meningkatkan kerja sama di bidang keamanan dan intelijen dengan cara yang menjaga kepentingan kedua negara dan kawasan dari ancaman teroris dan kejahatan terorganisir," katanya.

Tarik menarik kedua belah pihak

Momen itu merupakan kunjungan pertama delegasi tingkat tinggi Mesir ke Tripoli sejak 2014, ketika Libya terlibat perang saudara antara GNA yang berbasis di Tripoli dan Tentara Nasional Libya (LNA) yang berbasis di Libya timur, yang dipimpin oleh Khalifa Haftar.

Turki dan Qatar adalah sekutu asing utama GNA, sementara LNA yang dikomandoi Haftar telah menerima dukungan dari Rusia, Uni Emirat Arab, dan Mesir.

Libya berada dalam krisis sejak 2011, ketika kampanye militer yang didukung NATO menggulingkan pemimpin lama Muammar Khadafi.

Kerja sama keamanan

Menurut kementerian dalam negeri GNA, para pejabat membahas "tantangan keamanan bersama dan cara untuk meningkatkan kerja sama keamanan."

Mereka juga membahas cara-cara untuk mendukung kesepakatan gencatan senjata Oktober antara faksi-faksi yang bertikai di Libya, yang ditengahi oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Delegasi itu juga membahas kemungkinan pembukaan kembali kedutaan besar Mesir di Tripoli "secepatnya", kata Mohamed Elgeblawi, juru bicara kementerian luar negeri GNA di Twitter.

Kedua belah pihak juga sepakat untuk mengambil langkah-langkah untuk terus membuka penerbangan Libya ke Kairo, kata Elgeblawi.

rap/ha (AP, Reuters)

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait