Beberapa buruh kontrak dari Romania terkatung-katung di Jerman setelah pertanian tempat mereka bekerja bangkrut. Upah belum dibayar, bahasa Jerman mereka terbatas.
Iklan
Anca, perempuan berusia 39 tahun dari Romania, tidak ingin nama aslinya disebut dan juga tidak ingin difoto. Dia salah satu dari pekerja musiman yang terkatung-katung di Jerman setelah perusahaan tani tempatnya bekerja bangkrut.
Seperti banyak pekerja musiman lainnya dari Romania, dia dikontrak untuk panen stroberi dan asparagus di sebuah pertanian di desa Bornheim, dekat kota Bonn. Dia dan beberapa pekerja lain sudah bekerja bertahun-tahun di pertanian itu setiap musim panen stroberi dan asparagus. Tapi tahun ini situasinya berbeda. Karena wabah corona, pertanian itu bangkrut dan sekarang dikelola oleh seorang wali perusahaan yang ditunjuk pengadilan.
"Kami tidak tahu bahwa perusahaan itu ternyata bangkrut ketika kami datang," kata Anca. Mereka tadinya dipanggil untuk bekerja dan mereka datang dari Romania. Tetapi perusahaan pertanian itu gagal mencari investor baru. Wabah corona menyebabkan restoran dan hotel tutup, dan permintaan asparagus turun drastis.
Upah belum dibayar
Anca dan para pekerja musiman lain dari Romania tadinya dikontrak selama tiga bulan mulai awal Maret. Mereka mengatakan upahnya belum dibayar meski mereka tetap dikerahkan untuk bekerja.
"Saya masih harus menerima sekitar 1.200 euro," kata Anca. Yang lain mengatakan, mereka baru menerima bayaran 150 euro, setelah bekerja sebulan penuh. Para pekerja mengatakan, upah mereka dipotong oleh perusahaan untuk akomodasi dan makanan.
Mereka kadang-kadang menerima makanan yang masih beku. Jatah makanan juga terlalu sedikit, kata para pekerja. Mereka memang tidak punya kemungkinan berbelanja sendiri, sebab lokasi tempat mereka tinggal dan bekerja jauh dari supermarket.
"Banyak dari kita punya keluarga, anak-anak, dan punya utang," kata Anca. Dia sendiri punya empat anak, dan masih ada anggota keluarga lain yang tergantung dari penghasilannya.
Eropa Perlahan Kembali Normal setelah Lockdown
Kehidupan publik di Eropa perlahan-lahan kembali normal setelah pemberlakuan lockdown berminggu-minggu. Kini sekolah, toko, dan restoran sudah kembali dibuka. Berikut negara-negara yang melonggarkan lockdown.
Foto: picture-alliance/AP Photo/P. Karadjias
Selamat Datang Kembali!
Toko-toko di seluruh Eropa terpaksa ditutup untuk mencegah penyebaran COVID-19, termasuk toko pakaian ini di Makarios Avenue di Nikosia, Siprus. Perintah untuk tetap di rumah juga diberlakukan sejak akhir Maret. Namun, Presiden Nicos Anastasiades sekarang mengizinkan situs konstruksi dan toko retail kembali dibuka mulai tanggal 4 Mei. Warga juga dapat bergerak secara bebas lagi mulai 21 Mei.
Foto: picture-alliance/AP Photo/P. Karadjias
Bermain Kembali di Pantai
Setelah penyebaran COVID-19 secara global, pantai, toko, dan restoran di Protugal ditutup pada tanggal 18 Maret, namun masyarakat masih diizinkan ke luar dan berolahraga. Sekarang, orang sudah bisa berjalan-jalan lagi di pantai. Mereka juga dapat pergi ke toko-toko dan penata rambut secara bebas, tetapi wajib menggunakan masker di ruang tertutup.
Foto: picture-alliance/Zuma/SOPA Images/Diogo Baptista
Gaya Rambut Baru setelah Lockdown
Penata rambut di Yunani diizinkan kembali berbisnis pada 4 Mei. Bisnis lain yang dibuka termasuk toko bunga, toko buku, dan toko kecil lainnya. Namun restoran dan bar baru bisa beroperasi kembali akhir Mei. Masyarakat Yunani juga dapat keluar rumah tanpa surat izin, tetapi masyarakat wajib mengenakan masker saat menggunakan transportasi umum.
Foto: picture-alliance/AP Photo/T. Stavrakis
Wajib Mengenakan Masker
Peraturan yang mewajibkan warga untuk mengenakan masker pada saat naik transportasi umum kini diberlakukan di seluruh Eropa. Di ibu kota Hungaria, Budapest, pekerja transportasi menawarkan masker bagi para pelancong di alun-alun Nyugati. Budapest. Kota-kota lain di Hungaria juga mulai membuka sebagian toko, museum, dan ruang publik.
Foto: picture-alliance/AP Photo/Z. Balogh
Berolahraga di Ruang Publik
Ruang publik di Spanyol ditutup selama 48 hari untuk mengurangi penyebaran virus. Penduduk tidak diizinkan meninggalkan rumah mereka kecuali untuk membeli makanan, alasan medis, atau berjalan-jalan dengan anjing. Sekarang warga Spanyol dibolehkan keluar untuk berolahraga, walaupun pembatasan dan aturan social distancing tetap berlaku secara ketat.
Foto: Reuters/J. Medina
Kembali Bekerja
Italia, negara Eropa yang paling parah terkena dampak virus corona, telah mengalami lockdown mulai awal Maret. Warga hanya diizinkan keluar karena alasan yang mendesak. Mulai 4 Mei, warga mulai kembali bekerja. Para pekerja di pabrik sepatu di Castelnuovo Vomano, di Provinsi Teramo, diwajibkan mengenakan masker dan dipisahkan oleh tirai plastik.
Foto: picture-alliance/dpa/D. Stinellis
Menghadiri Pemakaman
Meskipun Italia mulai melonggarkan lockdown, pemerintah hanya mengizinkan 15 orang menghadiri pemakaman dan mereka wajib mengenakan masker. Selama lockdown, Italia melarang acara pemakaman dan melarang warga mengucapkan selamat berpisah kepada orang yang dicintai.
Foto: Reuters/A. Parrinello
Sekolah Kembali Dibuka
Pemerintah Austria memastikan 100.000 siswa di tahun terakhir dapat kembali ke sekolah sebelum masa ujian. Guru-guru seperti Richard Fischer di Wina membagikan masker kepada siswa sebelum pelajaran dimulai. Pemerintah Austria sekarang juga mengizinkan warga mengunjungi kerabat di rumah perawatan. Toko-toko kecil dan bisnis lain sudah mulai dibuka kembali pada tanggal 14 April.
Foto: picture-alliance/dpa/H. Punz
Bundesliga Jerman Dilanjutkan
Pemain sepak bola profesional di Jerman tetap berlatih meskipun saat ini pertandingan sedang dihentikan. Juara Bundesliga, Bayern München, mulai berlatih kembali dalam kelompok kecil. Bundesliga akan dimulai lagi tanggal 15 Mei. Namun penggemar belum diizinkan menonton pertandingan di dalam stadion. (fs/hp)
Foto: Reuters/A. Gebert
9 foto1 | 9
Akan datang lagi tahun depan
Sekarang, area pertanian dan tempat tinggal para pekerja dijaga. Ada petugas yang mengawasi siapa saja yang keluar masuk. Media lokal melaporkan, wali perusahaan menyatakan akan membayar 'uang muka' kepada pekerja musiman dari Romania, dan sisanya dibayar kalau kontrak mereka berakhir. Mereka masih tetap dipekerjakan.
Anca mengatakan, masih belum jelas bagaimana kelanjutannya, dan apakah pada akhirnya seluruh upah mereka akan dibayar.
Sekalipun tahun ini mendapat pengalaman buruk, dia mengatakan tetap akan kembali pada musim panen tahun depan. Tapi dia akan bekerja di pertanian lain. Para pekerja juga mengakui, pengetahuan bahasa Jerman mereka memang masih minim. "Tetapi kami tahu bagaimana caranya bekerja," kata mereka.