1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pekerja Senior di Jerman Meningkat

Rayna Breuer23 November 2012

Takut kekurangan uang atau keinginan masih terlibat dalam kehidupan sosial? Semakin banyak pekerja senior di Jerman yang masih bekerja.Mengapa mereka belum juga memutuskan untuk pensiun? Alasannya berbeda-beda.

Das Archivbild vom 09.08.2002 zeigt die Fiesta Produktion im Kölner Fordwerk. Der Automobilhersteller will 1.700 Stellen abbauen. Ausschließlich für ältere Arbeitnehmer soll ein Abfindungs- und Pensionsprogramm angeboten werden. Dabei seien betriebsbedingte Kündigungen ausgeschlossen. Foto. Roland Weihrauch dpa/lnw
Foto: picture-alliance/dpa

Jumlah pekerja di Jerman yang berusia antara 60 dan 64 tahun meningkat dua kali lipat dibandingkan dengan jumlah pada tahun 2001. Demikian hasil studi baru dari Organisasi untuk Kerjasama dan Pengembangan Ekonomi (OECD). Menurut studi tersebut, jumlah lansia dalam keseluruhan pekerja naik dari 21, 4 menjadi 44,2 persen. Dibandingkan dengan negara anggota Uni Eropa lainnya, jumlah pekerja senior yang masih bekerja jauh melampaui rata-rata. OECD menjelaskan, situasi ini merupakan akibat kebijakan politik yang meningkatkan batas usia pensiun secara bertahap. Sekarang, kemungkinan untuk pensiun dini semakin dibatasi. Terlepas dari kebijakan politik, pandangan terhadap pekerjaan kini juga berubah.

Kehidupan sebagai pensiunan

Bernhard Switaiski dan Klaus von Holt, usia keduanya melewati 60 tahun dan masih bekerja. Mereka puas dengan pekerjaannya. Pada umumnya, pekerja senior merasa khawatir, uang pensiun mereka tidak akan dapat menutupi kebutuhan hidup mereka. Karena itu orang-orang berusaha menunda masa pensiun sejauh mungkin, ujar Holt. "Sayang sekali kalau semua pengalaman-pengalaman yang telah dikumpulkan bertahun-tahun di berbagai lapangan kerja tidak digunakan lagi", tambah Klaus von Holt.

Foto: picture-alliance/dpa

Von Holt yang berusia 62 tahun itu lulusan Fakultas Ilmu Fisika, Universitas Bonn. Sambil menulis S3 di bidang Fisika, ia menyelesaikan studi di bidang hukum kedokteran. Setelah itu ia mengambil spesialisasi di bagian toksikologi. Setelah bekerja bertahun-tahun di sektor industri dan terakhir sebagai konsultan, Holt beberapa pekan lalu menandatangani kontrak kerja di pusat penelitian bagi penyakit degenerasi syaraf (DZNE) di Bonn. Dalam sebuah tim peneliti ia kini melakukan riset mengenai efek samping obat-obatan bagi pasien lanjut usia.

Bernhard Switaiski yang berusia 64 tahun adalah konsultan pada Dinas Penyaluran Kerja di Bonn. Ia bekerja 19 jam seminggu, karena masih harus mengurus isterinya yang sakit dan perlu perawatan. Juni tahun depan ia akan pensiun:"Saya tidak takut untuk mengalami perubahan besar. Saya giat sebagai relawan. Saya juga punya jaringan sosial dan pribadi yang lumayan baik. Tapi ini tidak berarti saya ingin sekali pensiun, Saya suka sekali pekerjaan saya dan ingin bekerja sampai usia 65 tahun", kata Switaiski.

Ingin aktif dalam kehidupan sosial

Sejak 1960 umur harapan hidup di Jerman naik sekitar 10 tahun. Ini berakibat memanjangnya fase usia, di mana orang tidak lagi bekerja. Selain itu, tingkat kelahiran di Jerman tetap rendah. Jadi sudah semestinya pekerja senior lebih lama bekerja. Untuk dapat membiayai sistem dana pensiun saat ini, tenggat waktu saat memasuki pensiun sampai meninggal tidak boleh terlalu lama. "Jika tidak, jumlah pensiun yang diterima akan menurun dan ini bisa memicu kemiskinan", ujar Switaiski.

Bernhard SwitaiskiFoto: privat

Jerman telah begitu lamanya melupakan potensi kerja pekerja senior. Pemerintah mengeluarkan ketetapan yang memungkinkan pekerja untuk pensiun dini dengan menawarkan uang insentif. Alasannya adalah untuk memberikan peluang kerja bagi kaum muda. Sejak 2005 Herman melakukan reformasi penting dan melaksanakan sejumlah besar rekomendasi OECD agar pekerja senior dapat bekerja lebih lama. Saat ini, semakin banyak pekerja usia melebihi 65 tahun. Tidak hanya alasan keuangan yang mendorong mereka, tetapi juga karena ingin lebih lama terlibat dalam kehidupan sosial.

Kesulitan cari pekerjaan

Klaus von Holt hanya menunggu dua atau tiga minggu sampai menerima panggilan interview. Setelah enam bulan ia akhirnya memutuskan untuk menerima pekerjaannya saat ini. Namun, pada umumnya pelamar kerja senior tidak semudah dan secepat itu untuk mendapat panggilan. "Banyak bekas kolega saya, usia antara 40 sampai 55 tahun yang sulit menemukan pekerjaan baru," ungkapnya. Kalau mereka misalnya melamar posisi pimpinan, pekerja yang lebih muda di posisi menengah atau yang tinggi merasa mendapat saingan, karena itu biasanya diprotes. Karena itu, kebanyakan harus mengambil posisi yang lebih rendah dari posisi sebelumnya," tambah von Holt. Hanya dengan begitu mereka diterima oleh pekerja yang lebih muda dan sudah lama di perusahaan tersebut.

Klaus von HoltFoto: privat

Switaiski juga sama pendapatnya: "Ancaman pengangguran pada pekerja senior memang lebih rendah ketimbang pekerja muda. Tapi sekali mereka menganggur pada usia 60, maka akan jauh lebih sulit untuk menemukan pekerjaan baru ketimbang yang muda." Pasar kerja masih belum siap untuk menyadari bahwa pengalaman besar adalah sesuatu yang sangat berharga. Dan bila berusia 58 tahun, bukankan orang masih sembilan tahun lagi bekerja, tambah Switaiski.