Pelajar Yahudi di Berlin Dibully dengan Makian Antisemitisme
29 Juni 2018
Siswa itu dilecehkan dengan ejekan tentang kamar gas dan gambar-gambar swastika. Sekolah John F. Kennedy telah meminta maaf karena tidak menganggap insiden itu cukup serius ketika pertama kali dilaporkan.
Iklan
Seorang pelajar Yahudi kelas 9 (setara dengan kelas 3 SMP -Red) sekolah menengah bergengsi John F. Kennedy Schule di Berlin dibully berbulan-bulan dengan ejekan antisemitisme. Remaja itu menjadi sasaran pelecehan verbal setelah mengungkapkan bawah dia adalah orang Yahudi.
"Pada awal Juni, manajemen sekolah mendapat laporan akan intimidasi anti-semitisme tersebut," demikian pernyataan dari sekolah. "Insiden itu terjadi di kelas sembilan dan awalnya disalahpahami dalam skala dan tingkat keseriusannya."
Menurut harian Berliner Zeitung, yang pertama kali melaporkannya, siswa itu dilecehkan secara lisan dalam perjalanan ke dan dari sekolah. Teman sekelas meniupkan asap rokok ke wajahnya, dan mengatakan kepadanya bahwa dia harus memikirkan nenek moyangnya yang meninggal di kamar gas Nazi.
Siswa lain dikatakan meninggalkan catatan di mejanya yang menggambarkan swastika. Dia bahkan diejek tidak menjadi "Yahudi yang baik," karena kadang dalam perdebatan sekolah dia tidak setuju dengan beberapa tindakan pemerintah Israel terhadap Palestina.
Monumen-Monumen Peringatan Yahudi di Berlin
Peristiwa Holocaust sudah hampir delapan dekade yang lalu, tetapi itu tidak dilupakan. Berbagai peringatan besar dan kecil di seluruh ibu kota Jerman, Berlin dibuat untuk memperingati kelamnya kejahatan NAZI.
Foto: DW/M. Gwozdz
Peringatan Holocaust
Tugu peringatan di pusat ibu kota Jerman ini dirancang oleh arsitek New York, Peter Eisenmann. Hampir 3.000 blok batu dipasang memperingati enam juta orang Yahudi dari seluruh Eropa yang dibunuh oleh NAZI.
Foto: picture-alliance/Schoening
Pelat-pelat peringatan
Pelat kuningan ini sangat kecil, hanya 10 kali 10 sentimeter (3,9 x 3,9 inci). Anda dapat menemukannya di mana-mana di trotoar di Berlin. Ini dibuat untuk memperingati orang-orang yang dulu tinggal di dekat lokasi lempengan ditempatkan, sebelum mereka dideportasi oleh NAZI. Total ada lebih dari 7.000 dari batu semacam ini di Berlin.
Foto: DW/T.Walker
Rumah Konferensi Wannsee
Lima belas pejabat tinggi NAZI bertemu di vila ini di Danau Wannsee pada tanggal 20 Januari 1942 untuk membahas pembunuhan sistematis orang Yahudi Eropa yang mereka sebut "solusi akhir untuk Yahudi". Kini rumah tersebut jadi peringatan tentang dimensi genosida yang tak terbayangkan.
Foto: picture-alliance/dpa
Melacak 17 memorial
Mawar putih di trek 17 di stasiun Grunewald ini untuk memperingati lebih dari 50.000 orang Yahudi Berlin yang dikirim ke kamp kematian mereka dari sini. 186 pelat baja menunjukkan tanggal, tujuan dan jumlah orang yang dideportasi. Kereta pertama menuju ke ghetto Litzmannstadt (Łódź) pada tanggal 18 Oktober 1941, kereta terakhir ke kamp konsentrasi Sachsenhausen pada 5 Januari 1945.
Foto: imago/IPON
Bengkel kerja orang buta Otto Weidt
Hackesche Höfe di Berlin Mitte disebutkan di setiap panduan perjalanan. Ini adalah labirin halaman belakang di mana banyak orang Yahudi tinggal dan bekerja - misalnya di pabrik sikat pengusaha Jerman Otto Weidt. Selama era NAZI, ia mempekerjakan banyak orang Yahudi buta dan tuli dan menyelamatkan mereka dari deportasi dan kematian. Lokakarya orang buta ini sekarang menjadi museum.
Foto: picture-alliance/Arco Images
Pusat mode Hausvogteiplatz
Jantung metropolis mode Berlin pernah berdetak di sini. Sebuah tanda peringatan yang terbuat dari cermin tinggi mengingatkan banyaknya para perancang busana dan stylist Yahudi yang membuat pakaian untuk seluruh orang Eropa di Hausvogteiplatz. NAZI mengambil alih dari pemiliknya yang beretnis Yahudi. Kerusakan pusat fesyen Berlin ini tak terhindarkan selama Perang Dunia Kedua.
Foto: picture-alliance/dpa/J. Kalaene
Monumen Peringatan di Koppenplatz
Sebelum masa Holocaust, 173.000 orang Yahudi tinggal di Berlin, pada tahun 1945 tersisa hanya ada 9.000. Monumen "Der verlassene Raum" terletak di tengah kawasan pemukiman Koppenplatz. Ini adalah pengingat warga Yahudi yang diambil dari rumah mereka tanpa peringatan dan tidak pernah kembali.
Foto: DW
Museum Yahudi
Arsitek Daniel Libeskind memilih desain dramatis: dilihat dari atas, bangunan itu tampak seperti Bintang Daud yang rusak. Museum Yahudi adalah salah satu museum yang paling banyak dikunjungi di Berlin, menawarkan gambaran sejarah Jerman-Yahudi yang bergolak.
Foto: AP
Pemakaman Yahudi di Weissensee
Masih ada delapan pekuburan Yahudi yang tersisa di Berlin. Yang terbesar di distrik Weissensee, dan terdiri dari lebih dari 115.000 kuburan yang jadi kuburan Yahudi terbesar di Eropa. Pada tanggal 11 Mei 1945, hanya tiga hari setelah berakhirnya Perang Dunia Kedua, ibadah Yahudi pertama diadakan di sini.
Foto: Renate Pelzl
Sinagoga Baru
Ketika Sinagoga Baru di Oranienburger Strasse pertama kali ditahbiskan pada tahun 1866, itu dianggap sebagai sinagoga terbesar dan paling megah di Jerman. Sinagoga ini terbakar saat Perang Dunia Kedua. Pada tahun 1995, sinagoga yang direkonstruksi diresmikan. Sejak itu, kubah emas setinggi 50 meter sekali lagi mendominasi pemandangan kota Berlin. Penulis: Kerstin Schmidt (ap/ml)
Foto: Renate Pelzl
10 foto1 | 10
Meskipun dalam beberapa bulan terakhir ada kekhawatiran akan intimidasi antisemitisme dari mahasiswa Muslim di Berlin, sekolah John F. Kennedy menegaskan bukan demikian halnya dalam insiden ini. Sekolah, yang sebagian didanai dan dikelola oleh kedutaan AS, sebagian besar muridnya adalah anak-anak diplomat.
Dalam pernyataan tertulis di situs web sekolah, direktur sekolah menyatakan penyesalannya.
"Pertama kami ingin mengungkapkan penyesalan. Sungguh menakutkan bahwa seorang pelajar harus mengalami serangan antisemitisme dalam kehidupan sehari-harinya. Kami kehilangan siswa yang sangat aktif dan berprestasi tinggi yang memilih sekolah kami dengan sukacita dan berharap bisa berkembang bersama kami."
Pihak sekolah mengatakan setelah insiden pertama dilaporkan, mereka mengundang kakek-nenek pelajar tersebut, yang adalah saksi mata Holocaust, untuk berbicara dengan murid-murid di kelasnya. Sekolah juga mencari bantuan dari inisiatif pro-toleransi Salaam-Shalom dan pemerintah kota.
Sekolah mengatakan telah melaporkan para siswa yang menyiksa pelajar Yahudi tersebut kepada polisi.
Kepala sekolah Uwe Runkel mengatakan kepada harian "Tagesspiegel" Berlin: "Sekarang, sayangnya, kami tidak lagi memiliki kesempatan untuk meyakinkan anak tersebut itu bahwa dia aman di sini. Tapi kita akan terus berusaha mengatasi masalah ini, dan para pelaku akan menghadapi konsekuensi."
Menurut pihak sekolah ini adalah pertama kalinya mereka dihadapkan dengan insiden antisemitisme.
Warga Berlin Menantang Anti Semitisme dengan Mengenakan Kippah
Kippah jadi penutup kepala yang tampak di mana-mana dalam acara demonstrasi yang diadakan di Berlin. Aksi ini diadakan setelah terjadinya serangan terhadap pemakai Kippah di Berlin beberapa waktu lalu.
Foto: picture-alliance/dpa/B. Pedersen
"Berlin Memakai Kippah"
Begitulah nama aksi yang diadakan Rabu, 25 April 2018 di Berlin. Aksi protes ini bertujuan untuk menunjukkan toleransi dan solidaritas dengan warga Yahudi setelah terjadi sejumlah serangan bersifat anti semit. Korban serangan yang terjadi di Berlin akhir pekan lalu ternyata seorang warga negara Israel, tetapi bukan orang Yahudi.
Foto: Getty Images/AFP/T. Schwarz
2.000 Orang tunjukkan solidaritas
Aksi menunjukkan solidaritas bagi warga Yahudi tidak hanya diadakan di ibukota Berlin, melainkan juga di beberapa kota lainnya, misalnya Köln, Erfurt dan Magdeburg. Di Berlin, aksi tersebut dihadiri sekitar 2.000 orang.
Foto: Reuters/F. Bensch
Demonstrasi di Erfurt
Dua perempuan ini ikut dalam demonstrasi menentang anti Semitisme di kota Erfurt. Mereka memegang kippah yang mereka kenakan agar tidak tertiup angin. Sebenarnya Kippah yang serupa topi kecil biasanya hanya dikenakan kaum pria.
Foto: picture-alliance/AP Images/J. Meyer
Menunjukkan toleransi
Samar Allaham adalah warga muslim yang ikut demonstrasi. Ia bersama temannya, Iman Jamous, yang mengenakan jilbab juga mengenakan kippah sebagai tanda solidaritas dalam aksi demonstrasi di Erfurt. Aksi yang diadakan di beberapa kota Jerman ini diikuti warga Yahudi, Islam, Kristen dan ateis.
Foto: picture-alliance/dpa/J. Meyer
Disarankan tidak memakai kippah
Kepala Dewan Pusat Yahudi di Jerman, Josef Schuster (foto) menyulut debat, setelah menyarankan orang untuk tidak mengenakan kippah dan penutup kepala khas Yahudi lainnya, jika mengunjungi kota-kota besar. Dalam demonstrasi Rabu (25/04) ia menyerukan semua orang untuk mengutuk anti Semitisme.
Foto: Reuters/F. Bensch
Anti Semitisme di Eropa
Sikap anti Semitisme sudah ada di Eropa sejak ratusan tahun lalu. Sejak beberapa puluh tahun lalu, imigran Muslim jadi kelompok "baru," di mana anti Semitisme juga ditemukan. Mereka menganggap orang Yahudi ikut bertanggungjawab bagi konflik Israel dan Palestina. Editor: ml/vlz (ap, rtr, dpa)