1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Terorisme

Pelaku Bom Medan Manfaatkan Momen Ramainya Warga Urus SKCK

Prihardani Ganda Tuah Purba
13 November 2019

Empat personil kepolisian, satu pekerja harian lepas (PHL), dan satu warga sipil mengalami luka akibat ledakan di Polrestabes Medan, Rabu (13/11) pagi. Sementara identifikasi pelaku masih terus dilakukan.

Indonesien: Bewaffnete Polizisten in Medan
Foto: Imago/I. Damanik

Ledakan diduga bom bunuh diri oleh seorang pelaku terjadi di Polrestabes Medan. Karopenmas Divisi Humas Polri, Brigjen Dedi Prasetyo, mengatakan ledakan terjadi sekitar pukul 08.45 WIB.

Kadiv Humas Polri Irjen Muhammad Iqbal mengatakan bahwa ledakan diduga bom bunuh diri ini terjadi setelah pelaksanaan apel pagi di Polrestabes Medan. Ia mengatakan, pelaku diduga berjalan di halaman apel kemudian meledakkan diri.

"Tidak beberapa saat di depan kantor bagian operasi Polrestabes Medan, pelaku meledakkan diri." ujar Iqbal kepada awak media, Rabu (13/11).

Dalam konferensi pers yang digelar di Gedung Humas Mabes Polri, Rabu (13/11), Karopenmas Polri Brigjen Dedi Prasetyo mengatakan bahwa ledakan di Polrestabes Medan mengakibatkan enam orang luka-luka. "Empat anggota Polri, satu PHL (pekerja harian lepas), satu masyarakat" ujar Dedi.

Tidak hanya itu, empat kendaraan juga turut mengalami kerusakan. "Tiga milik dinas dan satu milik pribadi", tambah Dedi.

Sementara pelaku diduga telah meninggal dunia. Keenam korban luka ringan mendapatkan perawatan di Rumah Sakit Bhayangkara Sumatera Utara.

Olah TKP dilakukan untuk identifikasi pelaku

Dedi menjelaskan bahwa olah TKP untuk memastikan identitas pelaku masih dilakukan. 

"Apabila pelaku sidik jari berhasil diambil dengan baik dan pelaku ini juga nanti memiliki e-KTP nanti database tersebut akan terkoneksi dengan database yang ada di dukcapil sehingga dalam waktu yang tidak terlalu lama identitas pelaku bisa diketahui," kata Dedi.

Seluruh partikel dan senyawa yang ditemukan di TKP juga menurut Dedi juga akan diuji oleh laboratorium forensik untuk menentukan apakah bom yang diledakkan di Polrestabes Medan berjenis low atau high explosive.

Setelah menentukan identitas pelaku, Densus 88 akan mengembangkan apakah pelaku termasuk dalam jaringan JAD atau merupakan lone wolf atau pelaku yang bertindak sendiri.

Tanggapi soal penjagaan di Polrestabes Medan, Dedi mengatakan bahwa sudah dilakukan pemeriksaan dan penggeledahan sesuai prosedur. Namun, sebelum kejadian ia mengatakan ada beberapa kegiatan kepolisian dan masyarakat yang akan melakukan pengurusan SKCK bersama-sama masuk ke dalam Polrestabes Medan.

"Momen seperti itu dimanfaatkan oleh pelaku untuk menyusup", ujar Dedi. "Kemudian sebelum dia melakukan mungkin sasaran peledakannya di tempat lain sudah meledak di halaman parkir", tambah Dedi.

Baca jugaBom Bunuh Diri Gagal di Kartasura, Polisi: Pelaku Amatir

Densus 88 tangkap terduga teroris

Lebih lanjut, Dedi mengatakan bahwa Densus 88 telah melakukan penangkapan terhadap satu terduga teroris atas nama WJ alias Patria alias Dwi pada Selasa (12/11) pukul 06.10 WIB.  "Yang bersangkutan ditangkap kemaren di wilayah Kecamatan Cikarang Utara Bekasi Jawa Barat", ujarnya

Dugaan sementara, terduga teroris yang ditangkap itu terlibat dalam kelompok JAD.

Dedi mengatakan bahwa tersangka WJ pernah mengikuti pelatihan di Moro tahun 1999 angkatan pertama dan juga memiliki keahlian untuk merakit bom dan keahlian militer lainnya. "Yang bersangkutan juga pada tahun 2012 mengikuti perang di suriah bersama ashari dan kemudian menjalin hubungan juga dengan FSH (Free Syrian Army)", kata Dedi.

Lebih lanjut, terduga teroris yang ditangkap juga melakukan berbagai macam perjalanan antara lain di Filipina, Uni Emirat Arab, Sri Lanka, dan Hong Kong. 

Hingga saat ini terduga teroris masih dalam proses pemeriksaan densus 88. "Masih didalami apakah memiliki keterkaitan dengan pelaku pelaku lainnya", ujar Dedi.

Untuk barang bukti Dedi mengatakan bahwa Densus 88 mengamankan beberapa panah, alat alat elektronik dan buku.

Baca juga: Rumah Aman di Jakarta Jauhkan Anak Teroris dari Ideologi Radikal

gtp/rap