Seorang tersangka pelaku pelecehan seksual di Köln pada malam tahun baru diajukan ke pengadilan. Saudara pria tersebut juga diajukan ke pengadilan dengan tuduhan mencuri.
Iklan
Seorang pria asal Aljazair berusia 26 tahun menjadi terdakwa pertama yang diajukkan ke pengadilan terkait tuduhan melakukan pelecehan seksual bersama sekelompok pria berwajah Arab lainnya terhadap seorang perempuan di Köln pada Malam Tahun Baru.
Peristiwa pelecehan seksual massal terhadap ratusan perempuan di pelataran stasiun urama Köln pada malam tahun baru silam, memicu debat panas di Jerman tentang gelombang besar pengungsi yang datang ke Jerman sejak pertengahan 2015, akibat politik "pintu terbuka" yang dilancarkan Kanselir Angela Merkel.
Lebih dari 1.000 kasus tindak kriminal, termasuk ratusan laporan pelecehan seksual serta pencurian, dilaporkan terjadi pada malam tahun baru di kawasan yang juga meliputi halaman Katedral Köln di pusat kota itu. Menurut laporan, sebagian besar pelakunya adalah pria asing. Sebagian dari tersangka sudah dinyatakan bersalah melakukan pencurian.
Pelecahan seksual massal dan pencurian
Pria asal Aljazair yang namanya belum dipublikasikan, dihadapkan ke pengadilan kota Köln. Tuduhan terhadapnya adalah melakukan upaya pelecehan seksual dan pencurian. Ia dituduh termasuk kelompok sekitar 10 orang yang mengepung seorang perempuan dan melakukan pelecehan serta mencuri ponselnya.
Saudara laki-laki pria itu juga dihadapkan ke pengadilan. Ia dituduh melakukan perampokan dan pencurian. Menurut jaksa, pria itu sengaja menyentuh korban pelecehan di bagian pinggul pinggang dan bokong. Menurut korban, pria itu juga berusaha menyentuh payudaranya, tetapi korban berhasil mencegah dengan menempatkan tasnya di depan dada. Oleh sebab itu tuntutan berupa "upaya pelecehan seksual", bukan "pelecehan seksual". Jika terbukti bersalah, kemungkinan hukuman yang dijatuhkan tidak terlalu berat.
Saudara pria tersebut, yang berusia 23 tahun, dihadapkan ke pengadilan karena dituduh mencuri ponsel seorang perempuan lain, ketika perempuan itu dikepung sejumlah laki-laki berwajah Arab yang dialporkan berbau alkohol serta berwajab beringas..
Pelaku pelecehan terus dikejar Beberapa hari lalu, seorang warga Maroko ditangkap di kota Konstanz karena mencuri makanan dan rokok. Setelah pemeriksaan oleh polisi perbatasan Swiss diketahui bahwa pria berusia 19 tahun itu dicari oleh kejaksaan Köln. Ia dituduh melakukan pelecehan seksual dan perampokan. Ia sekarang masih ditahan di Kreuzlingen, Swis, tetapi akan diserahkan ke Jerman.
Malam tahun baru lalu, sejumlah besar perempuan mengalami pelecehan seksual. Menurut laporan saksi, sebagian besar pelaku pelanggaran berasal dari Arab atau Afrika Utara. Mereka bergerombol dan mengepung serta menyerang para korban, kebanyakan kaum perempuan secara seksual serta mencuri barang milik korban.
ml/as (ap, Fokus, twitter)
10 Negara Di Mana Kekerasan Seksual Jadi Hal Lazim
Sekjen PBB Ban Ki Moon nyatakan data tunjukkan, kekerasan seksual jadi hal lazim di 19 negara yang dirundung konflik. Ditegaskan, kelompok ekstrimis jadi pelaku paling kejam. Berikut 10 negara di antaranya.
Foto: picture-alliance/AP Photo
Afghanistan
Kejahatan seksual seperti pemerkosaan adalah isu besar di Afghanistan. Menurut undang-undang pelaku pemerkosaan dihukum berat jika terbukti bersalah. Namun pada kenyataannya, kejahatan itu jarang dilaporkan. Terutama karena korban kejahatan seksual menghadapi risiko jauh lebih besar lagi, jika mereka berani melapor.
Foto: AFP/Getty Images/A. Karimi
Republik Afrika Selatan
Negara ini menghadapi banyak masalah, antara lain konflik tak kunjung henti yang juga menyebabkan keadaan ekonominya parah. Posisi kaum perempuan sangat rentan dalam situasi seperti ini, sehingga mereka kerap jadi korban kekerasan. Foto: pasar di ibukota Bangui.
Foto: Sia Kambou/AFP/Getty Images
Kolumbia
Kekerasan bersenjata di negara itu menyebabkan tingginya kekerasan seksual terhadap perempuan. Pemerintah Kolumbia berkali-kali dituduh gagal menyelidiki laporan tindak kekerasan seksual. Tindak kriminal itu kerap terjadi terhadap perempuan yang terpaksa mengungsi. Selain itu angka kekerasan domestik juga tinggi. Foto: demonstrasi bagi hak-hak perempuan dan anti kekerasan di Bogota.
Foto: GUILLERMO LEGARIA/AFP/GettyImages
Republik Demokrasi Kongo
Menurut studi, diperkirakan lebih dai 400.000 perempuan diperkosa di Republik Demokrasi Kongo tiap tahunnya. Pemerkosaan kerap dijadikan "senjata perang" oleh pihak-pihak yang bertikai. Foto: seorang perempuan menunggu hasil proses pengadilan terhadap 11 tentara yang dituduh melakukan pemerkosaan dan kejahatan terhadap kemanusiaan di kota Baraka.
Foto: AP
Irak
Sekjen PBB mengimbau pemerintah Irak untuk melaksanakan resolusi Dewan Keamanan no 1325 (2000) termasuk melatih aparat keamanan untuk membela hak-hak perempuan. Juga melaksanakan program reintegrasi perempuan dan anak-anak yang jadi korban kekejaman ISIS. Foto: sebuah keluarga Yazidi di Ba Adre, Irak. Mereka terpaksa mengungsi akibat sepak-terjang ISIS.
Foto: Imago/ZUMA Press
Libya
Korban kekerasan seksual lazimnya tidak mendapat pertolongan. Sebaliknya, korban sering dianggap mencoreng nama keluarga dan komunitas. Ia bisa menghadapi kekerasan serius dari orang-orang yang seharusnya membela, bahkan bisa dibunuh dengan dirajam. Foto: demonstrasi kaum perempuan. Mereka menyatakan, "Tripolis adalah ibukota semua orang Libya, tapi tanpa senjata."
Foto: DW/V. Stocker
Mali
Sekjen PBB Ban Ki Moon menyerukan kepada pemerintah Mali, merumuskan strategi nasional untuk memerangi kekerasan seksual dan kekerasan lain berdasarkan gender. Pemerintah diimbau untuk bekerjasama dengan badan PBB United Nations Action against Sexual Violence in Conflict, Foto: seorang perempuan pengungsi Mali, di dekat perbatasan dengan Aljazair.
Foto: DW/El Kebir Nour El Hayet
Myanmar
Myanmar diimbau oleh Sekjen PBB Ban Ki Moon agar melaksanakan agenda reformasi dan ambil langkah konkret untuk menjaga keamanan korban kekerasan seksual akibat konflik etnis, dan menyeret pelakunya ke pengadilan. Foto:seorang perempuan sedang memandang pamflet yang disebarkan partai politik saat kampanye pemilu.
Foto: AP
Somalia
Korban pemerkosaan di ibukota Mogadishu menurut Amnesty International, mayoritasnya adalah pengungsi. PBB catat 1.700 kasus pemerkosaan di tempat penampungan pengungsi. Sepertiga korban berusia di bawah 18. Sekitar 70% pelaku adalah pria berseragam. Foto: kaum perempuan yang mengungsi akibat kekerasan dan bencana kekeringan di kamp pengungsi Dadaab.
Foto: Roberto Schmidt/AFP/GettyImages
Suriah
Sejak meletusnya perang saudara di Suriah tahun 2011, aksi kekerasan seksual dan kekerasan gender meningkat. Terutama ISIS praktekan perbudakan seks dan pelecehan kaum perempuan. Banyak warga Suriah yang lari akibat perang, pemboman udara dan kekerasan ISIS ke negara tetangga Turki. Foto: Perempuan dan anak-anak pengungsi Suriah di daerah Suruc, di bagian tenggara Turki.