1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Terorisme

Pelaku Rencanakan Serangan Truk New York “Berminggu-minggu“

2 November 2017

Polisi menahan pria yang melakukan serangan truk dan menewaskan delapan orang di New York. FBI mengatakan, dia merencanakan serangan itu „selama berminggu-minggu“.

USA - Autoanschlag in Manhatten - Sayfullo Saipov vor Gericht
Foto: Reuters/J. Rosenberg

Warga Usbekistan Sayfullo Saipov, yang sekarang masih dirawat di rumah sakit,  didakwa melakukan pelanggaran terkait aksi terorisme yang menewaskan delapan orang dan melukai 12 orang lainnya dengan sebuah truk pickup sewaan.

Jaksa federal AS mengatakan, Sayfullo yang berusia 29 tahun "dikuasai oleh kebencian dan ideologi yang dipelintir" saat dia menyerang orang-orang di jalur sepeda pada hari Selasa (31/10) di New York. Polisi mengatakan, pelaku telah merencanakan serangan tersebut "selama beberapa minggu."

Di gedung pengadilan federal New York, hari Rabu (1/11) Sayfullo Saipov didatangkan di atas kursi roda, setelah menderita luka tembak saat penangkapan sehari sebelumnya. Jika dinyatakan bersalah, dia bisa menghadapi vonis hukuman mati.

Umat beragama di New York menggelar aksi solidaritas dengan korban serangan teror trukFoto: Getty Images/J. Moore

Polisi melepaskan tembakan setelah Sayfullo keluar dari truk sewaan sambil membawa senjata, yang belakangan diketahui sebagai pistol paintball sambil meneriakkan "Allahu Akbar." Di rumah sakit, dia tidak menyesali perbuatannya dan malah minta agar dikamarnya dipasang bendera ISIS, kata jaksa.

Siapa Sayfulloh Saipov?

Pelaku serangan truk itu adaah warga Usbekistan yang secara legal masuk ke Amerika Serikat bulan Maret 2010. Dia sempat berpindah-pindah kerja dan terakhir tercatat sebagai pengendara taxi online Uber.

Sayfulloh Saipov menurut catatan sipil sudah menikah bulan April 2013 di Ohio. Menurut catatan sipil di Ohio, keluarga itu memiliki dua anak perempuan berusia dua dan empat tahun. Mereka kemudian pindah ke Florida.

Foto Sayfullo Habibullaevic Saipov yang dirilis pihak berwenangFoto: picture-alliance

Salah seorang yang mengenalnya adalah Mirrakhmat Muminov, sesama migran dari Usbekistan. Muminov mengatakan, Sayfullo tidak bahagia dengan kehidupannya sekarang. Beberapa bulan lalu, Sayfullo minta nasehat tentang asuransi truk. Kenalan lain mengatakan, truk yang dipakai Sayfullo meledak.

Mungkin itulah sebabnya, Sayfullo Saipov kemudian bekerja sebagai pengendara taksi Uber selama enam bulan terakhir. Sampai saat itu, dia tidak memiliki catatan kriminal, hanya beberapa pelanggaran kecepatan mengendarai mobil, kata polisi.

Menurut keterangan polisi, Sayfullo mengikuti instruksi-instruksi dari ISIS melalui internet sebelum melakukan serangan itu. Dia menjadi radikal setelah merasa gagal hidup di AS. Polisi juga menemukan ribuan foto dan video tentang kegiatan dan aksi-aksi brutal ISIS di dua ponselnya.

hp/ (ap, afp, rtr)