1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

271211 Homs Beobachter

27 Desember 2011

Puluhan ribu warga Suriah turun ke jalan saat tim pemantau Liga Arab melakukan inspeksi hari pertama di Homs. Ketua misi mengatakan semua pihak kooperatif. Namun oposisis mengatakan, militer menyembunyikan panser-panser.

Panser masih terlihat di jalan kota HomsFoto: dapd

Dengan agak emosi, penduduk Homs berbicara kepada para pemantau Liga Arab. Suara tembakan dan ledakan terdengar di latar belakang. Heboh dan putus asa. "Ayo ikut, lihat, mereka membantai kami", kata sejumlah pria kepada para wakil Liga Arab, dalam video yang diunggah ke Youtube.

Seorang perempuan berteriak, "Kami ingin tahanan dibebaskan". Setelah memantau selama empat jam, tim pengamat Liga Arab mengakhiri inspeksi hari pertamanya.

Jendral Sudan Mustafa Dabi, ketua misi, mengatakan kepada Reuters bahwa ia akan kembali ke Damaskus untuk melakukan pertemuan dan akan kembali ke Homs, Rabu ini. Anggota tim yang lain akan tinggal di Homs, kata Dabi. Ia menyebut hari pertama berlangsung baik dan semua pihak menunjukkan kerjasama.

Kedatangan para pemantau di Homs mendorong semangat warga untuk kembali turun ke jalan. Sedikitnya 70.000 pemrotes berjalan ke pusat kota, dan aparat keamanan mencoba menghentikan mereka, kata Rami Abdelrahman dari organisasi Observasi Suriah untuk HAM yang bermarkas di Inggris. Ia menambahkan, petugas menembakkan gas airmata ke arah pemrotes.

Organisasi HAM mengatakan tentara tetap menggunakan kekerasan di HomsFoto: dapd

Kesan palsu

Menurut saksi mata, tidak lama sebelum delegasi pemantau tiba di Homs, tentara masih menembaki kawasan pemukiman, untuk kemudian menarik panser-panser.

"Mereka menembak serampangan untuk mencegah warga Bab Amr berdemonstrasi. Mereka menyembunyikan banyak panser yang ada di kawasan ini. Para pemantau dikelilingi aparat kemanan. Kami tidak bisa bicara langsung dengan mereka. Saya berharap delegasi melewati satu hari bersama kami, makan dengan kami, tidur dan tinggal bersama kami“, kata Omar Shakir, penduduk kawasan Bab Amr yang banyak merasakan kebrutalan tentara.

Oposisi, yang terbelah antara perlawanan damai dan bersenjata, memandang skeptis misi Liga Arab. Mereka kuatir, rejim berhasil menanamkan kesan palsu tentang transparansi dan toleransi.

Panser di sudut jalan

Mengingat pemantau -sesuai kesepakatan dengan rejim Suriah- tak boleh memasuki lokasi-lokasi yang disebut 'sensitif menurut militer', oposisi kuatir di tempat-tempat itulah tentara menyembunyikan panser dan tahanan politik.

Homs, Hama dan Daraa, pusat perlawanan terhadap rejim di DamaskusFoto: DW

"Masih banyak sekali militer di Homs, juga setelah datangnya delegasi Liga Arab. Panser-panser disembunyikan di sudut-sudut jalan“, kata Walid Faris, anggota Dewan Revolusi Suriah di Homs.

Aparat kemanan Suriah menewaskan sedikitnya 15 orang di penjuru negeri hari Selasa, kata organisasi HAM, pada hari ketika pemantau perdamaian Liga Arab memulai misi untuk mengamati kesungguhan Damaskus mengakhiri kekerasan 9 bulan terhadap demonstran.

Organisasi Observasi Suriah untuk HAM mengatakan, jumlah itu termasuk sedikitnya enam orang yang tewas di pusat kota Homs, di mana para pemantau melakukan inspeksi hari pertama mereka.

Ulrich Leidholdt/ Renata Permadi

Editor: Christa Saloh-Foerster

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait