1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pemantau UE Boleh Masuk Zona Penyangga Ossetia Selatan

1 Oktober 2008

Para pemantau Uni eropa resmi memulai misi pengawasan gencatan senjata di Georgia, Rabu (01/10). Patroli pertama diijinkan memasuki zona penyangga di sekitar wilayah Ossetia Selatan.

Kelompok pertama tim pemantau Uni Eropa tiba di bandara Tbilisi, GeorgiaFoto: picture-alliance /dpa

Setelah negosiasi dengan pasukan Rusia yang masih berada di Georgia, para pemantau Uni Eropa diijinkan memasuki zona penyangga di sekitar Ossetia Selatan. Demikian dikatakan diplomat Jerman Hansjoerg Haber yang memimpin misi Uni Eropa.

Awalnya staf Jendral Rusia tidak mengijinkan ke-350 pemantau, yang kebanyakan petugas polisi, melewati perbatasan masuk ke Abkhasia dan Ossetia Selatan. Dua provinsi bekas Georgia tersebut menyatakan merdeka dan mendapat pengakuan dari Rusia, namun tidak dari negara-negara barat.

Ke-350 pemantau Uni Eropa, kebanyakan petugas polisi, bertugas mengawasi gencatan senjata dan penarikan mundur tentara Rusia dari zona penyangga sekitar Ossetia Selatan dan Abkhasia. Tujuan lain misi Uni Eropa adalah untuk menjamin bahwa warga sipil Georgia yang didorong keluar dari zona penyangga ketika perang antara Georgia dan Rusia meletus awal Agustus, akan diijinkan kembali ke desa mereka.


Rabu pagi (01/10), di depan para wartawan, pemimpin misi Uni Eropa Hansjoerg Haber mengungkapkan tentang keterbatasan gerak warga di beberapa lokasi di Ossetia Selatan.

Hansjörg Haber: dari Libanon, Haber kini ditugasi memimpin misi pemantauan UE di GeorgiaFoto: picture-alliance/dpa

"Saya mengunjungi desa yang sangat dekat ke perbatasan administratif, dan berbicara dengan warga setempat, orang-orang yang berada di dekat pasar, dan mereka menceritakan pada saya bahwa mereka tidak bisa pergi ke Achalgori di Ossetia Selatan, karena mereka tidak diijinkan masuk perbatasan. Saya kira, adalah bagian dari misi kami untuk megnubah kondisi tersebut, tapi kami tidak pernah berjanji bahwa ini akan berlangsung dengan mudah. Kami akan terus berupaya mencapai tujuan agar warga bisa berkomunikasi dengan kerabat dan keluarga mereka yang tinggal di seberang perbatasan administratif."

Pejabat urusan luar negeri Uni Eropa Javier Solana yang Rabu ini (01/10) berada di Georgia mengatakan, ia berharap proses penarikan mundur tentara Rusia dapat diselesaikan sebelum 10 Oktober, sebagaimana ditetapkan dalam perjanjian gencatan senjata. Pada saat itu, para pemantau dari Uni Eropa boleh memasuki seluruh kawasan penyangga dan mengambil alih kontrol. Pelaksanaan perjanjian itu merupakan prioritas tertinggi diplomasi Uni Eropa sejak berakhirnya perang antara Rusia dan Georgia, Agustus lalu.

OSCE juga mengirimkan tim pemantau ke GeorgiaFoto: picture-alliance/dpa


Kamis (02/10), Kanselir Jerman Angela Merkel dan Menlu Frank-Walter Steinmeier dijadwalkan bertemu dengan anggota kabinet Rusia di St. Petersburg, guna mendiskusikan implementasi perjanjian gencatan senjata dan masalah regional lainnya.

Presiden Rusia Dimitri Medvedev menegaskan, tugas terpenting negaranya adalah menjamin keamanan di Abkhasia dan Ossetia Selatan. Tentara Rusia bukan hanya mengawasi perbatasan ke Georgia, tapi juga ditempatkan jauh di pedalaman Abkhasia dan Ossetia Selatan, yang menurut kondisi saat ini, tak bisa dikontrol oleh para pemantau Uni eropa. (rp)

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait