Minimnya Anggaran Hambat Pemasangan Pendeteksi Dini Tsunami
1 Oktober 2018
Indonesia seharusnya sudah memiliki sistem pendeteksi dini tsunami yang dikembangkan oleh ilmuwan Amerika Serikat. Namun pemasangan prototip pertama yang seharusnya dilakukan pada 2017/2018 terhalang minimnya anggaran.
Iklan
Instalasi pendeteksi gelombang tsunami berbasis hidropon yang dikembangkan oleh ilmuwan Amerika Serikat dan Indonesia gagal dipasang menyusul ketidakjelasan anggaran. Seharusnya prototip pertama sudah bisa diujicoba sejak 2017 silam, namun diundur hingga akhir 2018 lantaran ketiadaan anggaran.
Hal ini pertamakali dilaporkan oleh stasiun televisi AS, CNBC, yang kemudian dikonfirmasi oleh Iyan Turlyana, Pakar Teknik Kelautan di Laboratorium Otomasi Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Lembaga pemerintah itu sedianya diminta bantuan menyediakan kabel optik untuk keperluan transmisi data.
Menurutnya Amerika Serikat menentukan tenggat pemasangan prototip sistem peringatan dini pada 2017, namun kemudian diundur hingga 2018.
BPPT yang "baru dilibatkan di akhir," memastikan tidak bisa menyiapkan anggaran untuk pengadaan kabel, kata Iyan. "kami kelabakan," kisahnya saat BPPT diminta terlibat. "Maka dicarilah dana dari tempat lain, tapi tidak berhasil," kata dia saat dihubungi Deutsche Welle. Tapi "bisa dikonfirmasikan BPPT tidak bisa menyediakan dana yang diminta hingga akhir 2018," kata Iyan lagi.
Detik Tsunami Terjang Palu
01:09
Pihak BPPT banyak dilibatkan ketika sistem pendeteksi dini yang dikembangkan AS mulai diujicoba di Indonesia pada 2016 silam.
Menurut laporan CNBC, Louis Comfort, Professor dan Direktur Pusat Manajemen Bencana di University of Pittsburgh, mendapat tugas mengembangkan sistem pendeksi dini tsunami untuk diujicoba di Indonesia. Dana penelitian dikabulkan pada 2013 silam dan sukses diujicoba pada 2016.
Menurut Comfort, pada Juli silam pemerintah Indonesia sudah mengabulkan permintaan dana untuk pemasangan prototip pendeteksi, namun "dananya tidak cukup untuk membiayai pemasangan" lantaran melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat.
Ia menduga birokrasi yang rumit menghambat implementasi proyek. "Ada tiga lembaga yang harus bekerjasama, ditambah kami yang merupakan gabungan dari lima institusi, empat dari Amerika Serikat dan dua dari Indonesia. Semua itu harus dikoordinasikan," kata dia.
Hal ini disayangkan oleh BPPT. Karena menurut Iyan, sistem pendeteksi baru itu "menjawab masalah Vandalisme dan biaya yang sangat tinggi," terkait pengadaan dan perawatan buoy tsunami. Terutama biaya pengadaan yang murah membuat penggunaan sistem pendeteksi berbasis akustik bisa dipasang di lebih banyak lokasi.
rzn/yf (dari berbagai sumber)
Gempa dan Tsunami Mengguncang Palu
Gempa 7,7 SR yang guncang Donggala memicu gelombang tsunami di Palu. Gempa dua kali terjadi sebelum tsunami menerjang dan menyebabkan nyaris 400 korban tewas. Gempa dan tsunami sudah pernah terjadi di Sulawesi Tengah.
Foto: picture alliance/AP Photo/M. Rifki
Korban tewas bertambah
Seorang ayah menggendong jenazah anaknya yang tewas akibat tsunami di Palu, Sulawesi Tengah. Tsunami lebih dari 2 meter menyapu pesisir Palu dan Donggala. Sebagian besar korban yang ditemukan awalnya hanya di Palu, Sementara lokasi terparah di Donggola, Sigi dan Parigi sulit dicapai tim evakuasi, sehingga perkiraan jumlah korban jiwa diduga mencapai ribuan.
Foto: picture alliance/AP Photo/M. Rifki
Terjebak di bawah reruntuhan
Diperkirakan banyak korban yang terjebak bangunan yang roboh akibat gempa. Di Palu, fokus pencarian di antaranya Hotel Roa-Roa, Mal Ramayana, Restoran Dunia Baru, Pantai Talise dan Perumahan Balaroa. Di Balaroa, akibat proses likuifaksi ada bagian jalanan yang naik dan perumahan warga yang ambles sedalam 5 meter. Sekitar 90 warga diduga terjebak di dalam reruntuhan.
Foto: Reuters/Antara Foto
Identifikasi korban
Meski jumlah korban tewas yang dievakuasi mencapai ratusan korban, namun yang dapat diidentifikasi melalui lima rumah sakit di Palu menurut catatan BNPB terbatas. "Jumlah itu juga sebagian karena tsunami, sebagian karena gempa sebelumnya yang mengakibatkan tsunami itu. Misalnya saat gempa itu tertimpa reruntuhan," papar juru bicara BNPB, Sutopo Purwo Nugroho.
Foto: picture alliance/AP Photo/M. Rifki
Ratusan terluka
Ratusan orang terluka dan terpaksa dirawat di luar rumah sakit. Sebagian besar terluka akibat tertimpa reruntuhan, atau saat menyelamatkan diri. Saat gempa banyak tembok bangunan yang roboh. Komang Adi Sujendra, Direktur Rumah Sakit Palu meminta bantuan. "Kami membutuhkan rumah sakit lapangan, tim medis, obat-obatan dan selimut."
Foto: Getty Images/AFP/M. Rifki
Pemakaman massal
Banyaknya jumlah korban serta demi mencegah penyebaran penyakit menyebabkan pemakaman massal menjadi pilihan. 18 jenazah yang dimakamkan pada tahan awal telah diidentifikasi sebelumnya di RS Bhayangkara Polri.
Foto: DW/Nurdin Amir
Ratas di Palu
Joko Widodo langsung memimpin rapat terbatas setibanya di Palu, Sulawesi Tengah. Proses evakuasi, pembenahan akses jalan dan komunikasi jadi prioritas utama tanggap darurat saat Jokowi mengunjungi lokasi terdampak bencana gempa dan tsunami.
Foto: Biro Pers Setpers
Mengantre BBM
Antrean panjang terjadi di berbagai SPBU di Palu. Aliran listrik yang terputus, membuat warga terpaksa mengantre hingga malam. Selain warga, tempat yang juga mendesak membutuhkan pasokan BBM adalah rumah sakit.
Foto: DW/N. Amir
Tanpa listrik
Pasca gempa, infrastruktur hancur dan saluran komunikasi terputus. Warga bertahan di lapangan terbuka, karena takut berada di dalam bangunan bila gempa susulan terjadi.
Foto: picture-alliance/AP Photo/Y. Litha
Akses jalan terputus
Akibat gempa dan tsunami, jalanan di Palu, Sulawesi Tengah, sulit diakses akibat jalan yang menghubungkan Poso dan Palu terputus. Bukan hanya di dalam kota, akses di wilayah perbatasan dengan kota tetangga juga terdampak gempa. Donggala, wilayah yang terkena dampak terparah sulit dicapai, sehingga evakuasi korban terhambat.
Foto: picture alliance/AP
Evakuasi daerah terparah
Warga turut membantu proses evakuasi para korban pasca gempa mengguncang Sulawesi Tengah, Jumat (28/09). Presiden Jokowi juga memerintahkan Menko Polhukam untuk mengkoordinasi BNPB serta menginstruksikan TNI untuk melakukan penanganan darurat baik pencarian korban, evakuasi, maupun penyiapan kebutuhan-kebutuhan dasar yang diperlukan korban selamat.
Foto: Getty Images/AFP/M. Rifki
Masjid Baiturrahman
Masjid Baiturrahman tak begitu jauh dari pesisir Pantai di Palu. Ketika gelombang tsunami terjadi, banyak umat yang bersiap melakukan sholat maghrib.
Foto: BNPB
Jembatan Kuning Ponulele
Dari pantauan udara terlihat, jembatan setinggi 20,2 meter yang jadi ikon Kota Palu luluh lantak akibat terjangan tsunami yang dahsyat. Jembatan lengkung pertama di Indonesia yang membentang di atas Teluk Talisa itu roboh dan turut membawa mobil yang melintas di atasnya.
Foto: BNPB
Tsunami 5 meter
BNPB menyebutkan tsunami yang menghantam Palu sempat mencapai ketinggian lima meter. Saat terjadi gempa yang disusul tsunami sebagian besar warga masih tetap melanjutkan aktivitas.
Foto: Getty Images/AFP/O. Gondronk
Tak segera lari
Jumlah korban diperkirakan masih akan bertambah, sebab diketahui ada "puluhan hingga ratusan" orang yang sedang berkumpul melakukan perayaan di pantai Talise, Palu saat tsunami terjadi. "Ketika peringatan tsunami terjadi kemarin, warga tetap melanjutkan aktivitas mereka di dekat pantai dan tidak segera berlari dan mereka menjadi korban," ungkap juru bicara BNPB, Sutopo Purwo Nugroho.
Foto: Getty Images/AFP/B. Ismoyo
Peringatan tsunami
Sebelum gempa berkekuatan 7,7 SR yang memicu tsunami terjadi, sekitar tiga jam sebelumnya, gempa pertama terjadi di Donggala. Peringatan dini tsunami segera aktif saat gempa terjadi, namun sesudah setengah jam dan situasi dianggap kondusif, peringatan tsunami diakhiri. Peringatan dicabut berdasarkan pemantauan visual dan peralatan di laut.
Foto: picture-alliance/AP Photo/Y. Litha
Penyebab gempa dan tsunami Donggala dan Palu
Gempa 7,7 SR yang mengguncang Donggala memicu gelombang tsunami di Kabupaten tersebut dan Kota Palu. Gempa bumi tersebut merupakan gempa tektonik yang dangkal akibat aktivitas Sesar Palu-Koro. Patahan Palu-Koro merupakan patahan dengan pergerakan terbesar kedua di Indonesia, setelah patahan Yapen, dengan pergerakan mencapai 46 mm/tahun.
Foto: Getty Images/AFP/M. Rifki
Gempa dan tsunami pernah terjadi
Bukan pertama kali gempa dan tsunami terjadi, baik di Donggala maupun Palu. Lokasinya yang berada di Sesar Palu-Koro menjadikan wilayah itu rawan gempa dan tsunami. BNPB merilis gempa dan/atau tsunami pernah terjadi 10 kali. Gempa pertama tercatat terjadi 1 Desember 1927 di Teluk Palu. Sedangkan tsunami setinggi 3,4 meter pernah terjadi tahun 1996 di Donggala. (Ed: ts/yp)