Setelah perundingan kilat pada Rabu malam, pemerintah Suriah dan Rusia mengizinkan sisa pasukan pemberontak untuk meninggalkan kota Aleppo. Namun proses evakuasi tidak berjalan mulus.
Iklan
Militer Rusia mengklaim tengah mengupayakan evakuasi pasukan pemberontak dari timur Aleppo. Untuk itu Rusia mengirimkan 20 bus dan 10 kendaraan ambulans. Moskow mengatakan pemerintah Suriah telah memberikan jaminan keamanan untuk semua gerilayawan yang ingin meninggalkan Aleppo.
"Dengan perintah Presiden Vladimir Putin, Pusat Pengawasan Gencatan Senjata Rusia bekerjasama dengan otoritas Suriah untuk mempersiapkan evakuasi pasukan pemberontak dan anggota keluarganya dari timur Aleppo," tulis Kementerian Luar Negeri di Moskow.
Namun tim medis lokal yang membantu evakuasi gerilayawan yang terluka mengatakan, konvoi ambulans ditembaki oleh pasukan pemerintah. "Mereka menembaki konvoi dan melukai tiga orang, salah seorangnya adalah anggota pertahanan sipil. Sekarang mereka dibawa kembali ke wilayah yang dikepung," kata salah seorang tim medis Ahmed Sweid kepada stasiun televisi Orient.
Saat ini pemberontak masih menegosiasikan gencatan senjata lanjutan dengan pemerintah Suriah. Stasiun televisi pemerintah mengabarkan, jumlah pasukan pemberontak yang bersedia dievakuasi bersama keluarganya mencapai 4.000 orang.
Harapan Pupus di Aleppo
01:03
Evakuasi termasuk bagian dari syarat yang diajukan pemberontak sebelum menyerahkan Aleppo kepada pemerintah. Kesepakatan tersebut dicapai dalam perundingan kilat yang dimediasi oleh Rusia dan Turki pada Rabu (14/12) malam.
Sebelumnya kedua pihak juga sudah menyepakati evakuasi serupa pada Rabu pagi. Namun proses damai tersebut berubah menjadi pertempuran setelah milisi pro pemerintah menolak mengizinkan bus evakuasi melewati checkpoint. Tiba-tiba perang kembali berkecamuk. Ratusan warga sipil yang telah berkumpul dihujani bom mortir dari udara.
Pertempuran tersebut berlangsung hingga Kamis (15/12) pagi. Penduduk, aktivis dan tim medis mengatakan, serangan artileri diarahkan pada lokasi di mana puluhan ribu penduduk sipil terjebak bersama pasukan pemberontak yang mencoba berlindung di dalam gedung-gedung apartemen.
'Armagedon' di Aleppo
Kota Aleppo di Suriah jadi "neraka" diluluhlantakkan serangan udara pasukan pemerintah Suriah dibantu Rusia bulan September 2016. Kehancuran luar biasa yang ditimbulkan dapat disimak dalam galeri foto ini:
Foto: Reuters/A. Ismail
Luluh lantak
Seorang pria berjalan di antara reruntuhan gedung-gedung di kawasan al Qaterji, Aleppo yang hancur luluh akibat serangan udara saat pecah pertempuran antara pasukan pemerintah melawan kaum pemberontak..
Foto: Reuters/A.Ismail
Kota membara
Seorang pria berjalan melewati kepulan asap dari sebuah bis yang terbakar, akibat serangan udara di kawasan Salaheddin yang dikuasai pemberontak. Perserikatan Bangsa-bangsa menyatakan, dalam tahun-tahun terakhir, ini adalah serangan terburuk yang pernah dilakukan dalam menghancurkan sebuah kota.
Foto: GettyImages/AFP/A. Alhalbi
Korban cedera dan tewas terus berjatuhan
Pekerja bantuan Suriah bersama warga setempat bergotong royong mengangkut tubuh korban serangan di Salaheddin..
Foto: GettyImages/AFP/A. Alhalbi
Apa yang tersisa?
Usai serangan, warga di distrik Bustan al Qasr memeriksa kerusakan yang terjadi akibat pertempuran dan mencari sesuatu yang masih bisa diselamatkan. Foto diambil anggota Helm Putih.
Foto: Picture-Alliance/dpa/Syrian Civil Defense White Helmets
Lahan pun amblas
Anak-anak melewati lahan yang amblas di kawasan Muyeser setelah pasukan Suriah dan Rusia melancarkan serangan udara.
Foto: picture-alliance/abaca/J. Al Rifai
Lubang menganga
Sebuah gedung masih berdiri tanpa atap dan didingnya berlubang besar akibat serangan udara. Penghuni gedung terpaksa menyingkir, karena bangunan senmacam ini pasti akan jadi sasaran serangan berikutnya.
Foto: picture-alliance/abaca/J. Al Rifai
Kemana mencari air?
Nyaris seluruh infrastruktur di kota kedua terbesaar Suriah itu hancur karena pertempuran sengit. Warga kini kesulitan mendapat air bersih, karena bansyak pipa air bersih hancur terkena ledakan.
Foto: Reuters/A. Ismail
Keluarga yang terporak-poranda
Makin banyak warga terpaksa meninggalkan rumah kediaman mereka yang remuk redam dihantam bom dan tak ada lagi yang tersisa. Keluarga cerai berai dan kota porak poranda.
Foto: Getty Images/AFP/T. Mohammed
Nyawa tak ada harganya
Pekerja bantuan Suriah bersama warga setempat bergotong royong mengangkut jenazah korban serangan tanggal 23 September 2016 di Al Marja. Di ajang pertempuran di Aleppo nyawa manusia nyaris tak ada harganya lagi.
Foto: Getty Images/AFP/A. Alhalbi
Masihkah ada masa depan?
Seorang anak di Tariq al Bab hanya mampu memandangi kerusakan di lingkungan tempat tinggalnya. Sulit membayangkan bagaimana masadepan mereka. Bahkan harapan untuk gencatan senjata-pun kini nyaris musnah.