Amerika Serikat melakukan serangan balasan terhadap pemberontak di Yaman setelah kapal perangnya diserang oleh rudal milik pemberontak. Namun kelompok Houthi di Yaman membantah tudingan tersebut.
Iklan
Pemberontak Houthi Yaman membantah telah menyerang kapal perusak AS, USS Mason. "Tudingan itu tidak berdasar," tutur seorang perwira militer yang berafiliasi dengan pemberontak kepada kantor berita Saba milik kelompok Houthi. "Tentara pemberontak dan Komite Populer (pemberontak -red) tidak berurusan dengan serangan tersebut," imbuhnya.
Pentagon sebaliknya mengklaim kapalnya menjadi target peluru kendali sebanyak dua kali dalam empat hari. AS meyakini rudal tersebut ditembakkan dari kawasan yang dikuasai oleh pemberontak. Selain USS Mason, kapal logistik USS Ponce juga menjadi target serangan.
Sebagai reaksi, Presiden Barack Obama memerintahkan serangan balik. Hari Kamis (13/10) kapal penghancur USS Nitze menembakkan peluru kendali Tomhawk terhadap tiga radar milik pemberontak. Belum ada kejelasan mengenai korban sipil dalam serangan tersebut.
AS selama ini menyokong koalisi bentukan Arab Saudi yang berperang dengan pemberontak Houthi di Yaman dengan logistik dan informasi. Washington sendiri sebenarnya lebih fokus pada kelompok Al-Qaida yang beroperasi lintas negara antara Yaman dan Somalia.
Serangan tersebut adalah yang pertama kali dilancarkan AS secara langsung terhadap pasukan pemberontak.
Namun begitu Washington sedang mempertimbangkan buat mencabut dukungan terhadap koalisi bentukan Arab Saudi menyusul serangan udara terhadap upacara pemakaman di Sanaa, Sabtu (8/10), yang menewaskan 140 orang dan melukai 600 lainnya.
Setelah mendapat hujan kecaman dari kelompok HAM, Gedung Putih kini mengaku akan melakukan "evaluasi" untuk memastikan kerjasama militer dengan Arab Saudi berlangsung sejalan dengan "nilai, prinsip dan kepentingan AS."
Yaman Masih Membara
Koalisi Arab yang dipimpin Arab Saudi memasuki minggu ke 6 melancarkan serangan udara ke posisi pemberontak Syiah Huthi di Yaman. Tawaran gencatan senjata humaniter memunculkan setitik harapan diakhirinya perang.
Foto: Reuters/N. Rahma
Sanaa Terus Dimbombardir
Walau ada tawaran gencatan senjata humaniter, koalisi militer Arab yang dipimpin Arab Saudi terus melancarkan serangan pemboman dari udara. Kubu pertahanan pemberontak Huthi dan aliansi militer yang setia pada mantan presiden Ali Abdullah Saleh di Sanaa, kembali jadi sasaran pemboman koalisi Arab.
Foto: Reuters/M. al-Sayaghi
AS Usulkan Gencatan Senjata Humaniter
Menlu AS John Kerry (ki) dan Menlu Arab Saudi Adel al-Jubeir (ka), gelar konferensi pers, umumkan usulan AS untuk gencatan senjata humaniter di Yaman. Kerry mengatakan, konflik memicu kelangkaan bahan pangan, obat-obatan dan BBM di Yaman, serta menimbulkan masalah baru di negara tetangga akibat serbuan arus pengungsi.
Foto: picture-alliance/dpa/AP Photo/A. Harnik
Serangan Artileri Serdadu Arab
Artileri Arab Saudi yang disiagakan di perbatasan juga melontarkan tembakan balasan ke posisi pemberontak Syiah Huthi di Yaman. Jurubicara koalisi militer Arab, brigadir jenderal Ahmed al-Assiri menyebutkan, pemberontak Huthi berulangkali menembakkan roket ke wilayah Arab Saudi yang melukai sejumlah warga sipil.
Foto: picture-alliance/AP Photo/H. Jamali,
PBB Putuskan Resolusi Yaman
Dewan Keamanan PBB memutuskan resolusi untuk embargo pasokan senjata kepada pemberontak Syiah Huthi di Yaman. Asset global pimpinan kaum Huthi juga akan dibekukan dan diterapkan larangan bepergian. Iran akan mengajukan proposal untuk solusi damai dan mengimbau koalisi Arab hentikan serangan udara.
Foto: REUTERS/L. Jackson
Iran Kirim Kapal Perang
Iran kirim dua kapal perangnya ke Teluk Aden. Alasannya untuk melindungi kapal dagangnya dari serangan perompak. Manuver Iran ini membuat situasi di kawasan konflik sektarian Yaman makin panas. Arab Saudi menuding kapal perang itu hendak menyuplai senjata dan amunisi kepada pemberontak Syiah Huthi.
Foto: Noroozi/AFP/Getty Images
Aden Dikuasai Huthi
Pemberontak Syiah Huthi berhasil menguasi kawasan pusat kota Aden dan sekitar istana presiden (2/3). Dengan jatuhnya Aden secara simbolis kaum Huthi berhasil merebut kubu terakhir dari presiden Mansour Hadi yang menyingkir ke kota ini setelah ibukota Sanaa berhasil direbut pemberontak Syiah Yaman itu
Foto: picture-alliance/AP Photo/Wael Qubady
Serangan Udara Berlanjut
Asap tebal membumbung dari barak milisi di Jabal al-Jumaima kawasan perbukitan dekat ibukota Sanaa akibat serangan udara pesawat tempur koalisi Arab. Petinggi Arab Saudi menegaskan, gempuran lewat udara terhadap posisi pemberontak Syiah Huthi akan terus dilancarkan hingga mereka menyerah kalah dan stabilitas di Yaman kembali tercipta.
Foto: Reuters/M. al-Sayaghi
Operasi Decisive Storm
Jet tempur koalisi Arab yang terdiri dari lebih 10 negara dipimpin angkatan udara Arab Saudi sejak 26 Maret 2015 terus melancarkan serangan udara ke kawasan yang dikuasai pemberontak Syiah Huthi yang diduga didukung Iran. Lebih dari 100 jet tempur dikerahkan untuk aksi 'Decisive Storm' ke Yaman.
Foto: AFP/Getty Images/F. Nureldine
Menangkis Serangan
Pemberontak Syiah Huthi di Yaman menggunakan artileri anti pesawat terbang untuk menangkis serangan udara koalisi yang dipimpin Arab Saudi. Jet tempur koalisi menggempur ibukota Sanaa serta gudang amunisi milik pemberontak di pinggiran ibukota yang dikuasai kelompok pemberontak Syiah itu.
Foto: picture-alliance/dpa/Sinan Yiter / Anadolu Agency
Sanaa Luluh Lantak
Milisi Syiah Huthi menginspeksi kawasan bandar udara Sanaa yang nyaris hancur akibat gempuran pesawat pembom koalisi Arab. Perang itu diibaratkan antara jet tempur F-15 milik Arab Saudi lawan senapan Kalashnikov milik pemberontak. Kaum Syiah Huthi terus bergerak maju dan berhasil menguasai seluruh kawasan ibukota Sanaa serta kawasan lain di selatan Yaman.