1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
KonflikEropa

Pembicaraan Damai Rusia dan Ukraina 'Semakin Realistis'

16 Maret 2022

Delegasi Rusia dan Ukraina dilaporkan bertemu setiap hari melalui konferensi video untuk membahas jalan keluar dari perang yang sudah berlangsung hampir tiga pekan. Negosiasi damai disebut "semakin realistis."

Sedikitnya 3 juta warga Ukraina telah mengungsi akibat perang yang berkecamuk
Sedikitnya 3 juta warga Ukraina telah mengungsi akibat perang yang berkecamuk Foto: Matthias Boelinger/DW

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy pada hari Rabu (16/03) mengatakan bahwa negosiasi dalam pembicaraan damai antara Rusia dan Ukraina semakin terdengar realistis. Zelenskyy menambahkan bahwa meski begitu masih butuh waktu bagi kedua negara untuk melanjutkan dialog.

"Pertemuan-pertemuan terus dilanjutkan dan saya diberitahu, negosiasi sudah terdengar lebih realistis. Namun, waktu masih dibutuhkan untuk mencapai keputusan untuk menjadi kepentingan Ukraina," ujar Zelenskyy dalam postingan videonya.

Dilansir kantor berita Reuters, para pejabat Ukraina berharap perang bisa berakhir lebih cepat, seraya mengatakan Moskow mungkin akan mengajukan persyaratan mengingat kegagalan mereka untuk memaksakan pemerintah baru dengan kekerasan dan habisnya pasukan mereka.

Apa kata Rusia?

Namun, juru bicara Presiden Vladimir Putin, Dmitry Peskov, mengatakan terlalu dini untuk memprediksi jalannya pembicaraan damai.

"Pekerjaan ini sulit dan dalam situasi saat ini faktanya adalah bahwa (pembicaraan) berlanjut kemungkinan positif," kata Peskov.

Delegasi Ukraina dan Rusia dilaporkan bertemu setiap hari melalui konferensi video untuk melakukan pembicaraan damai.

Ukraina menuntut Rusia untuk mengkahiri serangannya dan menarik pasukannya dari Ukraina. Sementara Moskow menuntut Kyiv untuk mengakui Semenanjung Krimea milik Rusia dan mengakui Donetsk dan Luhansk di negara bagian timur Ukraina sebagai negara merdeka.

Zelenskyy akan berbicara di Kongres AS

Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dilaporkan akan menyampaikan pidato virtual di hadapan Kongres Amerika Serikat (AS) pada hari Rabu (16/03) ketika perang di negaranya yang semakin berkecamuk.

Dalam kesempatan itu, selain memberikan pernyataan tentang situasi di negaranya, Zelenskyy dilaporkan akan menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Presiden Joe Biden dan "semua teman Ukraina'' atas bantuan dana kemanusiaan senilai US$13,6 miliar (Rp190,4 triliun) yang telah Biden sahkan menjadi undang-undang pada hari Selasa (15/03).

Zelenskyy disebut juga akan menyerukan lebih banyak sanksi yang dijatuhkan ke Rusia dan mendesak negara-negara Barat untuk "menutup langit di atas Ukraina untuk semua rudal dan pesawat Rusia.''

Presiden AS Joe Biden dijadwalkan akan melakukan kunjungan pertamanya ke Eropa sejak Rusia menyerang Ukraina untuk membahas konflik kedua negara dengan sekutu NATO. Biden akan menghadiri pertemuan para pemimpin militer aliansi NATO di Brussel pada tanggal 24 Maret mendatang.

Kyiv dibom, lima orang tewas

Otoritas lokal mengumumkan sebuah serangan udara pada hari Selasa (15/03) di kota Kyiv menyebabkan lima orang tewas. Sejumlah bangunan dilaporkan terbakar dan orang-orang terjebak di bawah puing-puing bangunan.

PBB mengatakan saat ini lebih dari 3 juta warga Ukraina mengungsi, di mana 1,8 juta di antaranya dilaporkan telah tiba di negara tetangga Polandia. Perdana Menteri Polandia, Republik Ceko, dan Slovenia telah tiba di Kyiv pada Selasa (15/03) untuk menunjukkan solidaritasnya.

Rusia menyebut invasinya ke Ukraina dengan istilah "operasi militer khusus" untuk demiliterisasi dan denazifikasi Ukraina. Ukraina dan sebagian besar dunia telah mengutuk istilah itu sebagai dalih palsu untuk invasi ke negara demokratis.

rap/ha (Reuters, AP, dpa)

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait