Operasi keamanan menjelang Asian Games di Jakarta oleh Polda Metro Jaya mendulang kecaman pegiat HAM, menyusul pembunuhan terhadap 11 tersangka pelaku tindak pidana ringan.
Iklan
Pembunuhan 11 tersangka pelaku tindak pidana ringan oleh kepolisian mendulang kecaman. Organisasi HAM, Human Rights Watch mengecam pembunuhan tersebut lantaran menampilkan brutalitas aparat dan tidak menjawab masalah keamanan di Jakarta. "Asian Games tidak seharusnya menjadi alasan untuk menggunakan kekuatan berlebih," kata Andreas Harsono.
"Lebih baik jika pemerintah Jakarta dan kepolisian bekerjasama untuk mengamankan infrastruktur transportasi dan lalu lintas, membersihkan zona pejalan kaki dan lebih banyak melakukan tugas kepolisian," ujarnya.
Polisi mulai menggelar operasi keamanan sejak 2 Juli silam untuk memperkuat keamanan menjelang Asian Games 2018 di Jakarta. Jurubicara Polda Metro Jaya, Argo Yuwono, mengatakan sejauh pihaknya telah menangkap 2000 tersangka, 52 diantaranya ditembak dan 11 dinyatakan tewas.
Argo mengatakan pembunuhan tersangka pelaku tindak pidana ringan itu termasuk dari kampanye keamanan untuk membersihkan Jakarta dari pencuri dan preman. "Polisi tidak ragu bertindak tegas termasuk menembak tersangka jika mereka melawan," katanya.
Indonesia Bersolek Jelang Asian Games
Setahun menjelang perhelatan akbar Asian Games 2018, Indonesia masih sibuk membenahi lusinan arena olahraga di Jakarta dan Palembang. Sejauh apa persiapan panitia?
Foto: Getty Images/M.King
Persiapan Empat Tahun
Indonesia masih sibuk membenahi stadion dan merampungkan proyek infrastruktur setahun menjelang digelarnya Asian Games 2018. Berbeda dengan Asian Games sebelumnya, kali ini tuan rumah hanya mendapat waktu empat tahun untuk persiapan menyusul sikap Vietnam menarik diri dari status tuan rumah 2014 silam.
Foto: Getty Images/A.Berry
Berpusar di Senayan
Jantung Asian Games 2018 akan berdetak di Gelora Bung Karno yang kini tengah direnovasi. Selain mengganti kursi stadion, pemerintah juga membenahi lapangan rumput, tribun penonton dan bagian dalam stadion yang akan digunakan para atlit. Proyek renovasi stadion Gelora Bung Karno menelan biaya lebih dari 700 milyar Rupiah.
Foto: Getty Images/A.Berry
Terhalang Biaya
Perhelatan olahraga se-Asia kali ini akan mengundang lebih dari 9.000 atlit, serta 8.000 awak media dan perwakilan dari 45 negara peserta. Kali ini Komite Olympiade Asia harus memangkas jumlah turnamen dari 484 menjadi 431 dari 42 cabang olahraga lantaran kekhawatiran seputar biaya.
Foto: Getty Images/A.Berry
Separuh Dana Anggaran
Dalam wawancara dengan Tempo Juli silam, Ketua Komite Penyelenggara Asian Games, Erik Tohir, mengaku terpaksa berhemat lantaran pemerintah hanya mengabulkan separuh dari anggaran yang diajukan. Dari sekitar 8,7 trilyun yang diminta, Presiden Joko Widodo hanya memberikan 4,5 trilyun Rupiah. Namun demikian pemerintah juga menyediakan dana pembangunan infrastruktur senilai 25 trilyun Rupiah.
Foto: Getty Images/A.Berry
Solusi Transportasi
Salah satu tantangan terbesar adalah menyiapkan moda transportasi yang bisa membawa para atlit ke arena olahraga tanpa terjebak arus macet. Seorang pejabat kepolisian mempertimbangkan akan menggunakan jalur busway untuk mengangkut atlit. Namun hingga kini belum ada keputusan akhir terkait masalah tersebut.
Foto: Getty Images/A.Berry
Berbekal Arena Sea Games
Sejauh ini wisma atlit di kawasan Kemayoran sudah 80% rampung. Pemerintah juga merenovasi Velodrom di Rawamangun dan arena pacuan kuda di Pulomas. Beruntung berkat penyelenggaraan Sea Games 2011, banyak arena olahraga yang berada dalam kondisi baik sehingga tidak memerlukan renovasi total.
Foto: Getty Images/C.Spencer
Palembang Andalkan Jakabaring
Tuan rumah Palembang mengandalkan kompleks olahraga Jakabaring yang telah teruji saat menyelenggarakan Sea Games 2011. Hanya stadion Gelora Sriwijaya mendapat tambahan kapasitas dari 36.000 menjadi 60.000 kursi. Pemprov Palembang juga sedang menambah panjang danau Jakabaring menjadi 2.300 meter.
Foto: Getty Images/M.King
7 foto1 | 7
Terlepas dari penangkapan, sebanyak 1.500 tersangka pelaku tindak kriminal di Jakarta diperintahkan untuk mengikuti program rehabilitasi.
Kecaman juga datang dari Amnesty International Indonesia. Menurut Direktur Usman Hamid, aksi kepolisian melanggar tanggungjawab Indonesia di bawah payung hukum internasional.
"Ini juga melanggar konstitusi Indonesia dan prinsip dasar hukum Indonesia. Jadi itu harus dihentikan," ujarnya kepada Detikcom. Menurutnya kepolisian sedang meniru perang narkoba di Filipina yang banyak dikritik sebagai pelanggaran HAM.
"Pada awalnya kami berpikir ini hanya upaya pejabat publik mencari dukungan populer. Namun seiring waktu ternyata mulai jadi kenyataan," imbuhnya lagi.
Asian Games kali ini akan diikuti oleh 45 negara dengan melibatkan antara 10.500 hingga 11.000 atlet yang akan berlaga di 40 cabang olahraga dan 67 disiplin.
Sebelumnya Wakil Presiden Kehormatan Dewan Olympiade Asia, Wei Jizhong, sempat melontarkan keraguan atas kemampuan Indonesia menyelenggarakan event olahraga terakbar di asia tersebut. Menurutnya Asian Games kali ini "akan menyebabkan sejumlah masalah, tapi saya yakin Komite Penyelenggara Asian Games di Indonesia memiliki kemampuan untuk menemukan solusinya," kata dia kepada harian India, Firstpost.
Ketika Peluru Israel Membunuh Impian Atlet Palestina
Atlet sepeda Palestina, Alaa al-Daly, kehilangan kaki setelah ditembak tentara Israel. Peristiwa nahas tersebut mengubur mimpinya membela bendera negara di ajang Asian Games 2018 di Jakarta.
Foto: Reuters/S. salem
Mimpi Besar Alaa al-Daly
Alaa al-Daly bermimpi mengibarkan bendera negaranya di ajang Asian Games di Jakarta, Agustus mendatang. Ia adalah atlet sepeda yang sedianya akan mewakili Palestina pada perhelatan akbar olahraga terbesar se-Asia tersebut. Namun apa daya, nasib berkata lain.
Foto: Reuters/S. salem
Nahas di Hari Nakba
Pemuda berusia 21 tahun itu ditembak serdadu Israel ketika menghadiri aksi demonstrasi mengenang hari Nakba di perbatasan Israel dan Jalur Gaza. Akibatnya, kaki kanan Alaa harus diamputasi - sebuah vonis mati untuk seorang atlet.
Foto: Reuters/S. salem
Petaka Memutar Nasib
Alaa mengaku tidak mengetahui aksi damai di perbatasan akan berubah menjadi insiden berdarah. Setidaknya 16 demonstran tewas dihujani peluru oleh serdadu Israel. Sementara 16 orang lain mengalami nasib seperti Alaa. Kendati beruntung masih hidup, peristiwa tersebut mengubah hidupnya untuk selamanya.
Foto: Reuters/S. salem
Ketidakadilan Tak Berkesudahan
Kaki Alaa mungkin masih bisa diselamatkan seandainya ia mendapat pengobatan yang baik di luar negeri. Buat penduduk Jalur Gaza, satu-satunya layanan medis yang paling berkualitas hanya terdapat di Israel. Nahas buat sang atlet, militer Israel menolak mengabulkan permohonannya lantaran ia terlibat dalam aksi demonstrasi di perbatasan.
Foto: Reuters/S. salem
Israel Menolak
"Setiap bentuk permohonan layanan medis oleh teroris atau demonstran yang ikut serta dalam aksi berdarah akan ditolak," tulis IDF dalam pernyataannya. "Warga asing tidak memiliki hak untuk memasuki Israel, termasuk warga Palestina yang hidup di Jalur Gaza." Aksi demonstrasi yang berlangsung selama berhari-hari itu menyisakan 31 korban jiwa.
Foto: Reuters/S. salem
Masa Depan di Olahraga
Alaa adalah satu dari sedikit atlet Palestina yang bisa berlaga di turnamen internasional. Ia bahkan atlet sepeda pertama yang diproyeksikan untuk tampil di ajang dunia. Kini Alaa bertekad melanjutkan mimpinya di ajang Paralimpiade atau Asian Para Games. Namun untuk itu ia harus terlebih dahulu berlatih berjalan untuk kelak bisa kembali menggowes sepeda.