1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pembunuhan Jurnalis Kembali Jadi Tema Kampanye Ukraina

23 Juli 2009

Sembilan tahun setelah pembunuhan terhadap jurnalis Georgij Gongadse, salah seorang tersangka terpenting pekan ini ditangkap di Ukraina. Para pengamat berharap, dalang dari pembunuhan itu dapat diciduk.

Presiden Ukraina Viktor Yushchenko dengan keluarganya saat pemberian suara pemilu 2007Foto: AP

Wakil ketua parlemen Ukraina Nikolai Tomenko menduga, penangkapan salah seorang tersangka digunakan hanya untuk kepentingan kampanye pemilu. Ia melanjutkan, tentu penangkapan itu terjadi tidak kebetulan pada awal kampanye pemilu presiden. Pada pergantian tahun 2009/2010 Ukraina akan menlaksanakan pemilu presiden.

Kasus pembunuhan kejam jurnalis Ukraina, Georgi Gongadse lagi-lagi menjadi bahan pemberitaan yang ramai. Desas-desus yang menyebut, politisi papan atas pemerintah dan dinas rahasia terlibat dalam pembunuhan, tidak pernah hilang. Dalam harian onlinenya "Ukrainskaya Pravda" Goangdse semasa hidupnya acap kali mempublikasikan laporan-laporan kritis mengenai Kutchma, presiden Ukraina saat itu dan mengenai orang-orang dekatnya.

September 2000 jurnalis itu lenyap. Kemudian jenazahnya tanpa kepala ditemukan di sebuah hutan dekat Kiev. Tubuh jurnalis usia 31 tahun itu dipenuhi dengan luka bekas siksaan. Hingga kini kepalanya masih belum ditemukan.

Setelah pembunuhan itu, kritik terhadap Kutchma semakin gencar. Akhirnya ia harus meletakkan jabatannya. Rekaman percakapan antara Kutshma dan menteri dalam negeri saat itu, kemudian beredar di masyarakat. Dikatakan bahwa Gongadze, jurnalis yang tidak disenangi, harus disingkirkan dan orang harus bertindak tegas.

Tahun 2008 tiga bekas polisi dijatuhi hukuman yang cukup berat. Tetapi salah seorang tersangka yang buron, bekas Letjend. Alexej Pukatsh menghilang. Pekan ini ia baru berhasil ditangkap. Wakil pimpinan dewan keamanan Ukraina, Grizak, mengatakan:

„Pukatsh mengakui keterlibatannya. Ia tidak mau menyebut detilnya, karena ini merupakan tugas hakim pemeriksa. Tapi yang penting, ia menegaskan campur tangannya dalam kejahatan itu, juga keterlibatan beberapa orang-orang pemerintah yang kami curigai. Memang banyak pengakuan yang menarik."

Pukatsh yang dulu merupakan salah seorang pejabat tertinggi kepolisian, dikabarkan memberikan petunjuk mengenai orang-orang di belakang pembunuhan jurnalis itu. Selain itu dilaporkan, ia mengetahui di mana kepala Gongadze dikuburkan.

Presiden Jushchenko yang sudah pernah mengambil keuntungan dari kasus itu pada kampanye pemilu 2005, menyatakan akan mengungkapkan hasil penyidikan selanjutnya. Dengan penampilan heboh di sarana media, ia memerintahkan angkatan bersenjata Ukraina untuk benar-benar melindungi Pukatsh :

„Penyidikan telah rampung. Saya telah memerintahkan dan sekali lagi saya ulangi: Pukatsh harus dikawal sepenuhnya. Ia harus berada di tempat di mana jiwanya aman setiap detik. Dia harus dijaga siang dan malam."

Kekhawatiran terjadinya sesuatu terhadap saksi penting dan salah seorang tersangka yang terlibat dalam pembunuhan itu, sangat beralasan. Pasalnya, tahun 2005 menteri dalam negeri saat itu ditemukan mati tertembak. Kemungkinan bunuh diri memang tidak dapat ditepis. Seorang jenderal polisi yang waktu itu bertugas melakukan penyidikan, meninggal dalam sebuah kecelakaan yang aneh.

Bagi banyak pengamat, penangkapan Pukatsh yang tepat bersamaan dengan dimulainya kampanye pemilu presiden Ukraina, bukanlah sesuatu yang kebetulan. Menurut jajak pendapat, dukungan masyarakat terhadap Jushchenko saat ini hanya berada di bawah tiga persen. Ia kini sangat membutuhkan keberhasilan politik dan pemberitaan positif.

Kritik-kritik sudah terdengar dari kubu partai musuh utamanya Yulia Tymoshenko yang mengatakan, bukan politisi yang berwenang mengungkapkan kasus pembunuhan jurnalis melainkan pengadilan. Campur tangan dalam kasus ini dikatakan kontraproduktif.

Christina Nagel/Christa Saloh

Editor: Luky Setyarini