1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pemerintah Bantah Ada Tebusan untuk Bebaskan Pilot Susi Air

24 September 2024

Philip Mark Mehrtens, pilot Susi Air yang sebelumnya ditahan selama 19 bulan oleh TPNPB di Papua, akhirnya dibebaskan. Ada tudingan pembebasan tersebut diwarnai suap, tetapi Indonesia dan Selandia Baru membantahnya.

Phillip Mehrtens
Phillip Mehrtens, 38 tahun, dibebaskan pada hari Sabtu (21/9) oleh TPNPB setelah 19 bulan ditahanFoto: Satgas Cartenz

Jakarta dan Wellington pada Senin (23/9) membantah klaim dari Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) terkait tebusan uang dalam pembebasan pilot Susi Air, Philip Mehrtens.

Bantahan ini disampaikan oleh Menko Polhukam RI Hadi Tjahjanto yang menegaskan proses pembebasan pilot tersebut dilakukan tanpa tebusan uang. Hadi mengatakan pihaknya bersama seluruh elemen, termasuk TNI dan Polri, telah melakukan proses negosiasi yang cukup panjang dalam upaya pembebasan itu.

"Tanpa adanya satu permintaan untuk bayar dan sebagainya nggak, semua bebas, karena ini pendekatan dari tokoh agama, tokoh gereja, tokoh masyarakat, TNI, Polri, kita memang melakukan negosiasi yang cukup panjang," pungkas Hadi, Senin (23/9).

Klaim terkait tebusan uang tersebut sebelumnya disampakan oleh Sebby Sambom, yang menjabat sebagai juru bicara TPNPB. Tanpa memberikan bukti, ia menuduh pemerintah Indonesia memberikan uang kepada kepala sementara distrik Papua tempat Mehrtens dibebaskan, dan menuduh bahwa uang tersebut kemudian diberikan kepada TPNPB.

"Militer dan polisi Indonesia memberi uang suap kepada Edison Gwijangge dan timnya," kata Sambom dalam sebuah pernyataan kepada AFP pada Senin (23/9), merujuk kepada kepala sementara Kabupaten Nduga.

Dana tersebut kemudian sampai kepada TPNPB "melalui sistem keluarga," kata Sambom.

"TPNPB ... menyerahkan pilot tersebut kepada Edison. Kemudian Edison ... menyerahkan pilot tersebut kepada militer dan polisi Indonesia," ujar juru bicara TPNPB itu.

Phillip Mehrtens, 38 tahun, dibebaskan pada hari Sabtu (21/9) oleh TPNPB setelah 19 bulan ditahan. Saat disandera  oleh TPNPB pada 7 Februari tahun lalu, Phillip Mehrtens bekerja sebagai pilot untuk maskapai Susi Air.

Pemerintah Indonesia tegaskan tidak ada bayaran yang dikeluarkan untuk pembebasan Philip MehrtensFoto: Satgas Cartenz

Selandia Baru turut membantah tudingan adanya pemberian uang

Menteri Luar Negeri Selandia Baru Winston Peters dengan cepat membantah setiap dugaan bahwa Wellington terlibat dalam pembayaran untuk pembebasan Mehrtens. Menurutnya, diplomasi lah yang berperan dalam mengamankan pembebasan pilot tersebut.

"Saya pikir ini memalukan, jujur saja, bahwa ada yang bilang uang suap dibayar – kami tidak membayar uang tebusan, kami tidak membayar suap," kata Peters kepada Radio New Zealand pada Senin (23/9).

"Semua pekerjaan yang dilakukan oleh berbagai pihak, termasuk pejabat, yang bekerja sekeras dan sebijaksana mungkin – agar tidak melakukan kesalahan atau menyinggung, yang bisa menyebabkan kegagalan – kini tercoreng oleh tuduhan adanya suap," tambahnya.

Juru bicara pasukan gabungan polisi dan militer Indonesia yang menjemput Mehrtens juga mengatakan, tidak ada uang yang diberikan langsung kepada TPNPB.

Kenapa Rentan Pangan di Papua Selatan?

13:17

This browser does not support the video element.

"Tidak ada permintaan uang atau syarat apapun dari Egianus Kogoya untuk pembebasan pilot," kata Bayu Suseno, merujuk pada pemimpin kelompok bersenjata yang dituduh menerima pembayaran tersebut.

TPNPB sebelumnya mengatakan, warga negara asing menjadi sasaran mereka karena pemerintahnya memiliki hubungan dengan Indonesia, negara yang menjadi tempat mereka memperjuangkan kemerdekaan.

Selama masa penahanannya di pedalaman Papua, Mehrtens beberapa kali muncul dalam video untuk menyampaikan pesan kepada keluarga dan pemerintahnya.

Penampilannya berubah drastis selama periode tersebut, namun ia tampak dalam kondisi fisik yang baik setelah dibebaskan dan tiba di Jakarta pada Sabtu (21/9) malam.

Keluarga Mehrtens ucapkan terima kasih

Sehari setelah pengumuman pembebasannya, keluarga Mehrtens mengeluarkan pernyataan yang mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam pembebasannya, termasuk pemerintah Indonesia, polisi, militer, dan pihak berwenang Selandia Baru.

Keluarga Mehrtens juga menyampaikan terima kasih kepada Egianus Kogoya, komandan militer kelompok pemberontak Papua, dan para pejuangnya atas "usaha menjaga Phil seaman dan sesehat mungkin sesuai kemampuan mereka, serta memungkinkan Phil mengirim beberapa pesan selama masa disandera, untuk memberi tahu kami bahwa dia masih hidup dan baik-baik saja."

"Pesan-pesan tersebut memberikan harapan bagi kami bahwa kami akan bertemu Phil lagi," kata keluarga tersebut.

rs/gtp/as (AFP, Detik)

 

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait