1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pemerintah Darurat Palestina Sambut Baik Keputusan Uni Eropa

18 Juni 2007

Uni Eropa akan lanjutkan pengiriman bantuan bagi Palestina. Ini merupakan kabar yang melegakan bagi pemerintah darurat Palestina.

Pemerintah darurat Palestina dipimpin Perdana Menteri baru Salam Fayyad
Pemerintah darurat Palestina dipimpin Perdana Menteri baru Salam FayyadFoto: AP

Pemerintah darurat Palestina menerima kabar dari Luxemburg dengan perasaan lega dan gembira. Hari Minggu lalu usai Presiden Mahmud Abbas melantik kabinet yang baru, seorang menteri berkomentar:

„Ini sangat membesarkan hati. Saya pikir kami sudah berjalan di arah yang benar. Ini sangat menjanjikan.“

Menteri Informasi Palestina yang baru Riad al Maliki menyerukan warga di Jalur Gaza.

„Kami ingin menegaskan pada warga di Jalur Gaza bahwa mereka merupakan bagian perhatian kami, prioritas kami. Kami akan berupaya sekuat tenaga untuk memperhatikan dan memastikan terjaminnya kebutuhan pokok di sana dan penyediaannya tidak akan terhenti.”

Al Maliki juga menjanjikan bahwa pemerintah baru akan mengembalikan keamanan dan menguatkan persatuan antara Jalur Gaza dan kawasan Tepi Barat Yordan.

Israel juga ingin membantu mengatasi krisis di Jalur Gaza. Juru bicara kementerian luar negeri Israel Mark Regev menyatakan bahwa Israel tidak berminat untuk memperparah situasi di Palestina.

Sebelumnya Perdana Menteri Israel Ehud Olmert menyatakan akan bekerja sama dengan pemerintah Palestina yang baru. Pemerintahan Palestina tanpa keterlibatan kelompok Hamas memungkinkan pengembalian penerimaan uang pajak Palestina yang diblokir Israel, sejumlah 600 juta dollar.

Ungkapan senada juga dilontarkan Menteri Luar Negeri Israel Zipi Livni. Hamas terbukti merupakan organisasi teror yang juga beraksi menentang warga Palestina sendiri.

„Kini terlihat faktanya, perbedaan yang jelas antara Mahmud Abbas dan Hamas, antara Fatah dan Hamas dan mengikuti strategi, dalam waktu bersamaan menumpas Hamas dan membuka pembicaraan dengan Mahmud Abbas.“

Di lain pihak Israel memblokir jalur transportasi bahan kebutuhan pokok dari pelabuhannya ke Jalur Gaza. 1,5 juta penduduk di Jalur Gaza memperoleh barang-barang kebutuhan pokok seperti pangan, listrik dan air hanya dari Israel. Semua bahan pokok dari Israel dikirim melalui pintu perbatasan Karni. Semua pintu perbatasan antara Palestina dan Israel, Karni, Eres dan Rafah sebenarnya ditutup sejak pecahnya perang saudara antara Hamas dan Fatah.