1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pemerintah Kolombia dan FARC Sepakati Perjanjian Damai Baru

23 November 2016

Pemerintah Kolombia dan kelompok gerilya FARC sepakat menandatangani perjanjian damai baru. Perjanjian damai sebelumnya ditolak para pemilih dalam hasil referendum.

Kolumbien Treffen Regierung und FARC in Bogotá
Foto: picture-alliance/dpa/EPA/O. Nieto

Sebuah dokumen kesepakatan damai  yang telah direvisi akan ditandatangani di ibukota Kolombia, Bogota, Kamis (24/11),  setelah kesepakatan sebelumnya ditolak oleh pemilih referendum karena dianggap  terlalu menguntungkan untuk para pemberontak.

"Konsolidasi perdamaian mengharuskan kita maju dengan langkah tegas terhadap pelaksanaan perjanjian yang memungkinkan kita untuk mengatasi bertahun-tahun penuh konflik di Kolombia," demikian dikatakan pemerintah dan tim negosiasi FARC dalam sebuah pernyataan bersama, Selasa (22711).

Ketentuan perjanjian baru diterbitkan pekan lalu, dalam upaya untuk menggalang dukungan bagi kesepakatan itu. Namun, warga Kolombia tidak akan memiliki kesempatan untuk langsung menolaknya kali ini.

Sebaliknya - dalam keputusan yang diambil secara  tertutup pada hari Senin (21711) - kesepakatan itu harus diratifikasi oleh Kongres Kolombia. Rencana tersebut mungkin akan menyulut kemarahan kubu oposisi, termasuk mantan Presiden Alvaro Uribe yang menginginkan lebih banyak perubahan dalam dokumen kesepakatan itu. Uribe mengatakan, referendum terhadap kesepakatan dengan dokumen yang direvisi juga tetap harus diadakan. Namun ia pun  mengungkapkan keyakinannya bahwa pemilih akan sekali lagi menolak kesepakatan terbaru.

Perubahan moderat dalam dokumen

Revisi dokumen kesepakatan setebal 310 halaman itu  nampaknya tak terlalu banyak mengubah isi perjanjian aslinya. Perubahannya hanya menunjukkan beberapa modifikasi seperti klarifikasi hak milik pribadi dan rincian prosedur penahanan gerilyawan akibat kejahatan yang mereka lakukan selama perang.

Negosiator dari pihak  pemerintah Humberto de La Calle menggambarkan, perjanjian baru ini "lebih baik" dari yang sebelumnya. Namun, dia tidak mengatakan apakah revisinya akan disampaikan kepada masyarakat  atau kongres untuk meminta persetujuan. "Kesepakatan baru adalah kesempatan untuk membersihkan keraguan, tapi di atas semua yang terpenting adalah untuk membangun kesatuan," katanya.

Presiden Kolombia  Juan Manuel Santos dan pemimpin FARC Rodrigo Londono menandatangani perjanjian sebelumnya pada bulan September lalu, di kota Cartagena. Acara  tersebut dihadiri oleh beberapa kepala negara – serta menampilkan simbol perdamaian berupa  merpati dan pena yang terbuat dari amunisi daur ulang. Santos  memenangkan penghargaan  Nobel Perdamaian untuk usahanya dalam mengusung kesepakatan damai tersebut.

Sementara kesepakatan baru tak lagi dikelilingi oleh kemegahan upacara serupa dan hanya berlangsung di Teater Colon yang kecil dan bersuasana  intim  di ibukota.

Negosiasi  damai antara pemirintah dan FARC telah dibicarakan sebelumnya di ibukota Kuba, Havana, dalam empat tahun terakhir. Konflik antara FARC dan pemerintah telah menewaskan lebih dari 220.000 dan menyebabkan  jutaan orang terpaksa mengungsi.

ap/yf(afp/rtr/ap)