Kementerian Perhubungan minta Uber dan Grab Car memenuhi semua persyaratan sebagai sarana transportasi menurut Undang-Undang LLAJ. Jika tidak dipenuhi, aplikasi Uber dan Grab akan diblokir.
Iklan
Syarat-syarat yang harus dipenuhi Grab Car dan Uber untuk mendapat izin sebagai sarana transportasi tercantum dalam UU Nomor 22 Tahun 2009, antara lain harus berbadan hukum, terdaftar di dinas perhubungan daerah setempat, dan memiliki izin sebagai sarana transportasi.
Aplikasi Grab Car dan Uber dan para pengemudinya sekarang tetap diizinkan beroperasi. Tapi kedua perusahaan komersial berbasis aplikasi itu diberi waktu sampai 31 Mei 2016 untuk memenuhi berbagai persyaratan. Selama masa transisi itu, Grab Car dan Uber tidak diperbolehkan menambah mitra dengan perusahaan rental atau perorangan.
Selain memiliki opsi untuk membuat badan hukum, Menteri Perhubungan Ignasius Jonan mengatakan Grab Car dan Uber bisa bekerja sama dengan badan hukum di bidang transportasi.
Jika sudah berbentuk badan hukum, Grab Car dan Uber bisa bekerja sama dengan badan hukum lain di bidang transportasi, kata Menteri Perhubungan. "Mereka boleh bekerja sama dengan badan usaha bentuk apapun yang memiliki izin perusahaan transportasi. BUMN, BUMD seperti Transjakarta dan sebagainya, tidak masalah," kata Ignasius Jonan.
Para pengemudi Grab Car dan Uber juga wajib memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM) A Umum untuk digunakan sebagai pengemudi kendaraan umum.
Jika berbagai persyaratan itu tidak dipenuhi dalam dua bulan ini, pemerintah mengancam akan memblokir aplikasi layanan transportasi kedua perusahaan itu. "Targetnya dua bulan, nanti kalau misalnya tidak memenuhi persyaratan, kita tutup," kata Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, setelah rapat di kantor Kementerian Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan di Jakarta, hari Kamis (24/03).
Munculnya pelayanan transportasi berbasis aplikasi memicu aksi prrotes di berbagai kota besar dunia sering memicu aksi protes dari pegawai perusahaan taxi konvensional.
Go-Jek, Ok atau Tidak?
Selama pemerintah belum menyediakan transportasi umum yang layak, kehadiran layanan transportasi alternatif seperti Go-Jek dll. mendapat dukungan dari kebanyakan masyarakat di kota-kota besar.
Foto: Getty Images/AFP/Bay Ismoyo
Macet dimana-mana
Kemacetan di ibukota dan kota-kota besar lainnya merupakan fenomena sosial yang membuat stres dan merugikan secara moril dan materil. Sementara sarana transportasi publik yang baik masih belum memadai.
Foto: DW/H. Pasuhuk
Muncul moda-moda alternatif
Tak tersedianya transportasi umum yang memadai mendorong masyarakat membuat berbagai alternatif menyiasati kemacetan gila-gilaan. Di antaranya dengan taksi, bajaj, ojek, sampai layanan ojek berbasis aplikasi internet seperti Go-Jek.
Foto: picture-alliance/dpa/M. Irham
Bajaj
Dulu, bajaj jadi andalan buat kelas menengah ke bawah. Namunkendaraan roda tiga warna oranye yang berbahan bakar bensin/solar dirasa sudah tidak layak lagi dioperasikan di kota besar karena berpolusi.
Foto: R. Gacad/AFP/Getty Images
Taksi
Sementara ongkos taksi dirasa terlalu berat bagi masyarakat menengah ke bawah. Meski demikian berbagai perusahaan taksi tetap menjamur di kota-kota besar.
Foto: Getty Images/AFP/Bay Ismoyo
Kemunculan Go-Jek
Kemunculan Go-Jek cukup mendapat dukungan dari masyarakat. layanan ojek berbasis internet ini dianggap memuahkan mobilitas. Go-Jek bukan cuma mengantar penumpang, tapi juga diandalkan untuk pengiriman barang.
Foto: Getty Images/AFP/Bay Ismoyo
Dukungan terhadap Go-Jek
Tak ayal, ketika Gojek sempat dilarang sesaat, masyarakat serta merta protes. Selama pemerintah belum memfasilitasi sarana transportasi umum secara baik, mereka merasa kehadiran Go-Jek cukup membantu.
Foto: Getty Images/AFP/Bay Ismoyo
Bagaimana dengan Uber
Sementara itu, taksi Uber, ynag banyak beroperasi di kota-kota besar di dunia, juga masih jadi kontroversi. Dinas Perhubungan dan Transportasi (Dishubtrans) DKI Jakarta menampik telah memberikan izin kepada Uber untuk beroperasi di ibukota. Selama belum mengantongi izin, Dishubtrans DKI merazia Uber yang nekat beroperasi.
Foto: picture-alliance/dpa/Da Qing
7 foto1 | 7
Aksi para sopir Taxi konvensional di Jakarta juga diwarnai aksi kekerasan dan saling serang. Para pengemudi taxi konvensional mengeluh, pendapatan mereka turun setelah munculnya layanan aplikasi yang oleh banyak pelanggan dianggap lebih praktis dan lebih murah. "Ini sejalan dengan peraturan pemerintah dari 2009, bahwa semua angkutan umum perlu menjadi badan hukum, mendaftar dan bekerja sama dengan perusahaan taksi," kata juru bicara Kementerian Perhubungan J. A. Barata.
Perusahaan taksi komersial sejak lama mengeritik pelayanan transportasi lewat aplikasi digital. Namun Presiden Joko "Jokowi" Widodo dan Gubernur DKI Jakarta Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama kelihatannya ingin agar pelayanan itu tetap ada, karena dianggap memudahkan warga. Sedangkan Kementerian Perhubungan sudah beberapa kali berniat menghentikan operasi Grab Car dan Uber.
10 Kota dengan Sopir Taksi Terburuk di Dunia
Saat berkunjung ke kota baru, sarana tranpsortasi termudah untuk mencapai tujuan adalah taksi. Tapi tidak semua sopir taksi bisa diandalkan. Situs Londoncabs menilai 10 kota di dunia dengan layanan taksi terburuk.
Foto: picture-alliance/dpa
Kuala Lumpur, Malaysia
Peringkat pertama dengan layanan taksi terburuk ditempati oleh Kuala Lumpur. Sopir taksi di kota ini dikenal menuntut ongkos taksi berlebih dan menempuh jalan yang lebih jauh. Banyak yang tidak mau menggunakan meteran. Mobil yang digunakan juga biasanya sudah tua dan dalam kondisi buruk.
Foto: Getty Images/M. Rasfan
Roma, Italia
Alasan utama Roma ada di peringkat kedua adalah karena sulit untuk menemukan taksi di sini. Taksi adalah barang langka dan sopirnya kasar dan sulit untuk diajak berbicara. Jika hujan, bersiap untuk membayar dua atau tiga kali lipat.
Foto: Getty Images/A. Solaro
Bangkok, Thailand
Walau banyak yang memuji sopir taksi Bangkok, masih ada lebih banyak lagi sopir taksi dan tuk-tuk yang tidak tahu jalan. Banyak turis yang mengira mereka diputar-putar agar ongkos taksinya lebih mahal. Tapi kenyataannya banyak sopir di Bangkok adalah petani yang berusaha mendapat pemasukan tambahan, jadi tidak tahu jalan.
Foto: Reuters
Paris, Perancis
Sopir taksi Paris dikenal sebagai tidak ramah dan sulit. Jika Anda bisa bahasa Perancis akan lebih mudah untuk mencapai tujuan. Jika tidak, sebaiknya Anda menuliskan alamat tujuan di atas kertas dan berikan kepada sopir.
Foto: Brian Jackson/Fotolia.com
New York, AS
Walau taksi di New York dianggap murah dan ramah, banyak sopirnya yang tidak mengenal jalan yang harus dilewati. Sehingga ongkos taksi bisa jauh lebih mahal dari ongkos yang sesungguhnya.
Foto: imago
Mumbai, India
Sopir taksi berebut untuk memperoleh penumpang. Ini bukan pertanda yang baik. Sisi negatif lainnya adalah keamanan. Banyak mobil tua yang tidak memiliki sabuk pengaman.
Foto: AFP/Getty Images
Zurich, Swiss
Sopir taksinya tidak selalu bisa bahasa Inggris. Ongkos taksi cukup mahal. Jika alamat tujuan Anda tidak terlalu dikenal, persiapkan rute jalannya atau berharap taksi dilengkapi dengan GPS.
Foto: picture-alliance/dpa/S. Schmidt
Kairo, Mesir
Sopir taksi di Kairo suka menguntit turis agar memperoleh penumpang lebih banyak. Walaupun turis tidak perlu taksi, mereka terus ditawari untuk naik taksi.
Foto: picture-alliance/ dpa
Shanghai, Cina
Sebaiknya Anda menuliskan alamat tujuan dalam huruf Mandarin. Jika tidak, Anda tidak akan pernah menemukan lokasinya.
Foto: picture-alliance/Peter Steffen
Moskow, Rusia
Terakhir Moskow. Sulit untuk bisa menemukan taksi di beberapa kawasan. Banyak taksi ilegal yang berkeliaran di Moskow dan mencoba mendapat penumpang. Ini harushindari sedapat mungkin.