Pemerintahan Baru di Ukraina
5 Agustus 2006Tentang pekembangan politik di Ukraina harian Polandia Gazeta Wyborcza berkomentar:
„Yanukovich, yang dikenal sebagai politisi pro Rusia menyatakan akan mempertahankan haluan pro Barat Ukraina. Bahwa penentang utama revolusi oranye sekarang bakal menjadi kepala pemerintahan merupakan kekalahan menyakitkan bagi pimpinan Lapangan Perdamaian di Kiev. Tapi itu juga keberhasilan revolusinya, dimana Yanukovich sesuai dengan aturan demokrasi naik ke puncak pimpinan. Orang dapat berharap, bahwa ia menghormati nilai-nilai demokrasi dan tidak menghancurkan dasar-dasarnya.“
Ukraina berada di tempat yang sama sebelum terjadinya revolusi. Demikian komentar harian Rusia Iswestija, tentang kesepakatan koalisi di Ukraina. Selanjutnya harian ini berkomentar:
„Presiden Viktor Yushchenko kehilangan mukanya tapi menyelamatkan negara tersebut. Dengan keputusannya sekali lagi ia lebih mengejutkan warganya. Semua pakar memperhitungkan pembubaran kabinet dan pemilihan baru. Dengan keputusan itu „pahlawan jalanan“ Yushchenko praktis menempatkan Ukraian kembali ke posisi pra revolusi. Sekarang pemerintah dipimpin oleh Viktor Yanukovich seperti di masa mantan presiden Leonid Kutschma. Putri Oranye Julia Timochenko kembali berada dalam posisi oposisi yang kurang menyenangkan. Meski demikian tidak ada pemilihan baru. Ukraina dapat menikmati masa istirahat.“
Masalah dalam negeri lebih penting bagi Ukraina. Demikian menurut harian Inggris Financial Times. Lebih lanjut harian inimenulis:
“Ukraina menarik keuntungan jika kedua Viktor dapat bekerja sama. Baik Brussel maupun Moskow memiliki pertimbangan baik jika membiarkan hal ini. Tapi kebanyakan warga Ukraina kurang tertarik dengan masalah seperti keanggotaan NATO atau hubungan dengan Rusia ketimbang masa depan ekonominya. Mereka lebih suka jika kedua Viktro bekerja sama dalam tema reformasi pajak dan program untuk pertumbuhan ekonomi.“
Situasi di Libanon tetap jadi tema pers internasional. Harian Austria Kurier mengomentari sikap dunia Arab dalam konflik di Libanon
„Liga Arab yang terdiri dari 22 negara sudah lama menyerahkan begitu saja krisis Libanon kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa. Dan juga pertemuan penting Organisasi Konferensi Islam yang meliputi 57 negara tidak menghasilkan kejutan. Yang dikritik terang-teranga adalah sikap memihak masyarakat internasional, meminta segera dilakukannya gencatan senjata. Tapi tentu saja hanya dari Israel, tidak dari Hisbollah. Di mana kritik terhadap pihak kriminal, yang melakukan provokasi tidak masuk akal ini. Di mana kritik terhadap Ahmadinejad, yang setiap hari mengingkari hak eksistensi Israel. Sejak satu tahun!“