Perubahan Iklim Tantangan Utama Eropa, Kata Pemilih Jerman
13 Mei 2019
Pemilih Jerman ingin Uni Eropa lebih serius menangani masalah lingkungan dan perubahan iklim. Dalam survei terbaru yang mencakup delapan negara, hal itu dipandang sebagai salah satu prioritas terpenting.
Iklan
Menjelang Pemilu Eropa 26 Mei mendatang, para pemilih Jerman melihat lingkungan sebagai salah satu tantangan utama, demikian hasil jajak pendapat terbaru yang dirilis hari Senin (13/05). Dari daftar 16 topik, 34% responden di Jerman mengatakan perlindungan Bumi dari perubahan iklim adalah prioritas utama mereka.
Masalah kedua yang paling mendesak adalah soal migrasi.Uni Eropa memang belum berhasil menghasilkan kebijakan bersama soal migrasi. Masuknya gelombang pengungsi dan pencari suaka secara besar-besaran pada tahun 2015 dihadapi dengan kebijakan berbeda-beda di 28 negara anggota Uni Eropa.
Dalam hasil jajak pendapat di delapan negara, secara keseluruhan responden melihat masalah migrasi sebagai prioritas paling utama, dengan perlindungan lingkungan dan perubahan iklim di urutan kedua.
Jerman bukan acuan lagi
Jerman beberapa tahun lalu pernah dipandang sebagai pelopor di Eropa dalam tindakan perlindungan lingkungan. Namun reputasi ini mulai pudar beberapa tahun terakhir karena pemerintah Jerman dan perdebatan publik lebih fokus pada politik ekonomi dan masalah imigrasi.
Jajak pendapat ini dilakukan oleh lembaga riset YouGov untuk harian Jerman "Die Welt" dan tujuh media lain, yang merupakan bagian dari Leading Newspaper Alliance (LENA). Sekitar 8000 responden dari delapan negara Uni Eropa dilibatkan dalam survei ini.
Mayoritas responden dari delapan negara sepakat bahwa keanggotaan di Uni Eropa adalah hal yang baik untuk negara mereka masing-masing - tetapi tingkat persetujuan tertinggi berasal dari Jerman dan Polandia, di mana sekitar 70% pemilih setuju bahwa negara mereka harus tetap berada dalam Uni Eropa.
Kreatif, Aksi Protes Perubahan Iklim "Extinction Rebellion"
Aktivis lingkungan di London dan kota-kota lain belakangan menggelar aksi-aksi kreatif memprotes politik perubahan iklim yang dianggapnya terlalu lambat. Apa saja bentuk aksi kelompok "Extinction Rebellion"?
Foto: Reuters/S. Dawson
Selamatkan Bumi!
Mulai 15 April lalu, kelompok aktivis lingkungan Extinction Rebellion menggelar unjuk rasa dengan turun ke jalan-jalan di pusat kota London dan melumpuhkan lalu lintas. Mereka menuntut agar pemerintah segera mengumumkan keadaan darurat iklim dan ekologis. Mereka menuntut para pengambil kebijakan untuk memutuskan reduksi emisi gas rumah kaca menjadi nol sampai tahun 2025.
Foto: Reuters/P. Nicholls
Protes kreatif
Extinction Rebellion didirikan tahun lalu oleh para akademisi di Inggris, dan menjadi salah satu gerakan pro lingkungan yang tumbuh paling cepat di dunia. Tujuan mereka adalah memprotes kelambanan politik perubahan iklim dengan lantang, namun dengan cara yang kreatif dan tanpa kekerasan.
Foto: Reuters/P. Nicholls
Dukungan dari istana?
Harry dan Meghan diberitakan bersimpati pada gerakan ini, sekalipun tidak benar-benar mengambil bagian dalam aksi duduk di Jembatan Waterloo di London pada 18 April. Para demonstran menggunakan ketenaran kedua anggota keluarga kerajaan ini untuk menarik simpati yang lebih luas.
Foto: Reuters/P. Nicholls
Mengikat diri ke kereta api
Para aktivis menggunakan berbagai metode protes yang tidak biasa untuk menarik perhatian maksimal dan menyampaikan pesan mereka. Sepanjang minggu, para pemrotes naik ke atas bus, menyerobot masuk ke gedung-gedung besar dan memborgol diri mereka di sana, dan merantai diri mereka ke kereta api.
Foto: Reuters/H. Nicholls
Pembangkangan sipil
Aksi-aksi protes ini sebagian memang bertujuan melumpuhkan kehidupan publik guna mendapat perhatian luas. Polisi sempat menahan lebih 800 orang di kota London saja. Jajak pendapat YouGov menunjukkan, hanya 36% dari responden yang jumlahnya lebih dari 3.500 mendukung protes, 52% menentang.
Foto: Reuters/H. Nicholls
Aksi protes menyebar
Aksi protes Extinction Rebellion dimulai di London, tetapi gerakan ini juga mulai menyebar ke kota-kota besar lainnya di seluruh dunia. Pada 15 April, para aktivis di Jembatan Oberbaum di Berlin memblokir lalu lintas selama berjam-jam.
Foto: picture-alliance/dpa/C. Soeder
Mengubah taktik
Pada 21 April, komite aksi di London mengatakan mereka bersedia mengubah taktik dan berdialog dengan pemerintah. "Kami memberi mereka kesempatan untuk datang sekarang dan berbicara kepada kami," kata juru bicara James Fox. "Jika mereka menolak ... maka (aksi) ini akan berlanjut dan dan akan meningkat." (Ed.: hp/ml)