Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut situasi pemilu yang kadang menjadi agak panas adalah hal yang biasa. Asalkan, kata Jokowi, situasi tersebut tidak dikompor-kompori untuk menjadi semakin panas.
Iklan
Hal itu disampaikan Jokowi di depan 100 CEO di IKN, Kalimantan Timur, Kamis (2/11/2023). Jokowi mulanya meminta para pengusaha untuk tidak takut berinvestasi di Ibu Kota Nusantara(IKN). Dia memastikan pembangunan IKN akan terus dilanjutkan.
"Jadi kembali, IKN ini adalah investasi masa depan kita investasi keberlanjutan Indonesia. Jadi kalau masih ada khawatir-khawatir apa gitu lho, 'pak nanti nggak dilanjutkan', undang-undangnya sudah ada, undang-undangnya didukung 93% fraksi partai-partai di DPR, apalagi?" kata Jokowi melalui kanal YouTube Setpres.
Jokowi pun mempertanyakan apa lagi yang menjadi kekhawatiran para pengusaha untuk berinvestasi di IKN. Dia pun bertanya apakah para pengusaha takut akan dinamika Pemilu 2024?
"Takut apalagi? Takut pemilu?" tanyanya.
Iklan
Situasi menghangat jelang Pemilu itu wajar
Jokowi kemudian mengatakan bahwa situasi pemilu yang kadang sedikit hangat dan agak panas adalah hal yang wajar. Namun, dia meminta agar situasi tersebut tidak dipanas-panasi.
"Ini kadang apa kita ini kan sudah berapa kali pemilu langsung. 2004, 2009, 2014, 2019. Ya kalau mau pemilu anget-anget dikit, agak-agak panas kan nggakpapa, yang paling penting bapak ibu jangan beli kipas, ngipasin atau ibu-ibu beli kompor, manas-manasin," tutur Jokowi.
Jokowi melanjutkan, perbedaan pilihan dalam Pemilu adalah hal yang biasa. Menurutnya, saat ini masyarakat Indonesia sudah makin dewasa dalam berdemokrasi.
Jelajah Nusantara di Frankfurt
Pada sebuah akhir pekan di bulan September, kota Frankfurt am Main dipenuhi tarian, kuliner, dan bahkan pertunjukan Reog Ponorogo di tengah kota tua, Römer.
Foto: Caesarianda Kusumawati/DW
1.200 Pengunjung
Indonesia Festival Frankfurt (IFF) diselenggarakan dari tanggal 16 sampai 18 September 2022, dalam rangka menyambut 70 tahun hubungan bilateral Indonesia-Jerman. Setelah hampir 2 tahun pandemi COVID-19 yang menghambat acara-acara besar, antusiasme diaspora Indonesia di Jerman kembali marak dengan acara yang bertemakan "Jelajah Nusantara" ini.
Foto: Caesarianda Kusumawati/DW
Reog Ponorogo di tengah Kota Tua Frankfurt am Main
Meski acara utama diselenggarakan di Titus-Saal, pertunjukan Reog Ponorogo juga berlangsung di tengah kota Tua Frankfurt am Main, Römer pada hari Sabtu (18/9). Tari tradisional yang telah diajukan sebagai UNESCO World Heritage ini melibatkan 20 seniman yang datang langsung dari Jawa Timur.
Foto: A.Hakim/KJRI
Angklung dan Tari Tradisional
Saat menjelajah Nusantara, tentunya tak ketinggalan berbagai pagelaran seni dan budaya dari Sabang sampai Merauke yang ditampilkan oleh berbagai sanggar tari tradisional yang aktif di Indonesia dan Jerman. Salah satunya grup musik angklung dari Deutsch-Indonesischer Kulturaustausch am Bodensee, Jerman.
Foto: Caesarianda Kusumawati/DW
Fashion Show
Para desainer dari Jakarta, Bandung, Jawa Timur, dan Kalimantan juga berkesempatan untuk memamerkan karyanya yang dipenuhi nuansa batik dan songket. Di akhir, desainer dan model menutup fashion show dengan tarian Gemu Fa Mi Re yang juga mengajak para pengunjung untuk menari bersama di depan panggung.
Foto: Caesarianda Kusumawati/DW
Silat
Apa lagi kesenian dari Indonesia? Seni bela diri! Silat yang banyak diminati baik orang Indonesia maupun Jerman sudah jadi langganan di berbagai pagelaran seni dan bela diri di Jerman. Kali ini, grup "Silat Perisai Diri" Bonn unjuk gigi di Frankfurt.
Foto: Y. Farid/DW
Workshop
Kurang lengkap rasanya jika mengenalkan budaya Indonesia tanpa mengajak pengunjung untuk berpartisipasi secara langsung, seperti workshop gamelan Yogyakarta ini! Tidak hanya soal seni dan budaya, diadakan juga workshop seputar ekspor-impor rempah, cara membuat kerajinan tangan Indonesia, sains, hingga diskusi pemberdayaan perempuan dan belajar bahasa Indonesia.
Foto: Caesarianda Kusumawati/DW
Promosi Pariwisata Daerah
Bekerja sama dengan Pemprov: Aceh, D.I. Yogyakarta, Kalimantan Barat, Pemkab: Bojonegoro, Ponorogo, dan Pemkot: Bandung, Pontianak, IFF diramaikan dengan booth yang dibuat masing-masing penyelenggara. Rasanya, enggak seperti di Frankfurt!
Foto: Caesarianda Kusumawati/DW
KJRI Frankfurt dan Merpati e.V.
Meski baru pertama kali, IFF diharapkan bisa terus jadi acara reguler ke depannya nanti. "Sudah merupakan tugas dan tanggung jawa kita bersama untuk terus mempromosikan Indonesia di Jerman, terutama ini bertepatan dengan 70 tahun hubungan bilateral diplomatik Indonesia-Jerman," ujar Acep Somantri, Konsul Jenderal RI di Frankfurt. (ck/hp)
Foto: Caesarianda Kusumawati/DW
8 foto1 | 8
Rakyat sudah dewasa berdemokrasi
"Udahlah kita ini saya lihat sudah semakin dewasa dalam berdemokrasi. Perbedaan itu biasa, beda pilihan biasa gitu lho. Yang milih semuanya kan rakyat, kedaulatan itu ada di tangan rakyat. Bapak seganteng apapun kalau rakyat nggak seneng gimana? Bapak seneng yang ndeso-ndeso kayak saya gini gimana? Pilihan rakyat," papar dia.
Jokowi pun mewanti-wanti para pengusaha untuk tidak ikut berkomentar terkait persoalan Pemilu. Dia berharap nantinya usai Pemilu rakyat bersatu lagi demi bangsa dan negara.
"Persaingan dalam kompetisi pemilu biasa-biasa saja. Nggak usah bapak ibu ini kan biasa di bisnis, biasa di ekonomi, nggak usah lah belajar jadi politikus kadang-kadang ngomentari malah bisa keliru," ujar Jokowi.
"Yang paling penting kita berharap semua setelah bertanding setelah berkompetisi nanti kompak lagi, bersatu lagi untuk negara dan bangsa," imbuh mantan Gubernur DKI Jakarta itu.