1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
PolitikBelanda

Pemilu Belanda dan Tren Anti-Kemapanan di Eropa

22 November 2023

Kandidat kanan tengah Pieter Omtzigt menjadi salah satu “rising star“ dalam pemilu Belanda. Para analis mengatakan, dia sedang "mengendarai gelombang populisme" tanpa menjadi seorang populis.

Pieter Omtzigt yang sedang naik daun di kancah politik Belanda
Pieter Omtzigt yang sedang naik daun di kancah politik BelandaFoto: Vincent Jannink/ANP/picture alliance

Pemilihan parlemen hari Rabu (22/11) di Belanda akan menghasilkan pemerintahan baru, karena Perdana Menteri Mark Rutte dari partai VVD (Partai Rakyat untuk Kebebasan dan Demokrasi), yang menjabat sejak 2010, sebelumnya sudah menyatakan akan mengundurkan diri. Tapi sampai beberapa hari menjelang pemilu, masih banyak pemilih yang belum mengambil keputusan.

Misalnya Rien Vissers, 72 tahun, yang masih ragu-ragu antara aliansi kiri-tengah GroenLinks dan Partai Buruh, PvdA, dan Partai Demokratik Kristen, CDA. "Saya pikir akan lebih baik jika pemerintahan yang lebih berhaluan kiri muncul,” kata Rien Vissers kepada DW di Tilburg. "Di sisi lain, CDA sedang mengalami masa sulit, namun mereka adalah partai sentral yang baik dan memiliki banyak pengalaman dalam pemerintahan.”

Tetapi yang menonjol pada musim pemilu Belanda kali ini adalah munculnya partai baru yang menamakan diri Kontrak Sosial Baru, NSC. Partai yang didirikan oleh mantan anggota parlemen CDA Pieter Omtzigt bulan Agustus lalu ini mengklaim dirinya sebagai partai anti-kemapanan. Isu yang juga diusung misalnya oleh Donald Trump ketika memenangkan pemilu di AS.

Pieter Omzugt, 49 tahun, menjadi terkenal ketika membantu mengungkap keseluruhan skandal tunjangan anak di Belanda. Bekerja dengan anggota parlemen dari berbagai partai, kegigihan Pieter Omzigt kelihatannya membuat dia terasing dari partainya sendiri, namun dia menjadi sangat populer.

PM Belanda Marc Rutte berhenti setelah 13 tahun berkuasaFoto: ROBIN UTRECHT/ANP/picture alliance

Kredibilitas di tengah meluasnya ketidakpercayaan kepada politisi

Menurut pengamat politik Leonie de Jonge dari Universitas Groningen, Pieter Omtzigt telah membangun profil yang kuat "dengan menjadi pengawas pemerintah, sangat bersemangat di parlemen dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang tepat." Dia begitu gigih "sampai dia mendapat jawabannya."

NSC saat ini menduduki peringkat teratas dalam jajak pendapat, bersaing ketat dengan VVD pada angka 18 persen, menurut outlet berita Politico. Pieter Omtzigt sendiri mengindikasikan bahwa dia belum tentu mengincar jabatan perdana menteri. Tetapi hal itu bisa saja berubah setelah hari pemungutan suara. "Dia dianggap sangat kredibel,” kata de Jonge kepada DW. "Dan kami di Belanda sedang mengalami periode ketidakpercayaan terhadap politisi setelah semua skandal yang terjadi.”

Salah satu warga Tilburg yang telah memutuskan untuk memilih Pieter Omtzigt adalah Maarten van den Tillaart, 67 tahun. "Pieter punya suara baru,” kata mantan anggota dewan lokal CDA itu kepada DW. "Dia seorang politikus yang jujur. Kita telah melihatnya dalam beberapa tahun terakhir."

Seruan anti-kemapanan tanpa populisme?

Saat ini, Partai Kebebasan yang yang dipimpin oleh tokoh populis dan anti-Islam Geert Wilders berada di urutan keempat dengan 13% – lebih banyak dari hasil terakhirnya pada tahun 2021, tetapi lebih rendah dibandingkan tahun 2017. Tetapi NSC bukan partai yang sejenis Partai Kebebasan Geert Wilders, kata Simon Otjes dari Universitas Leiden. Pieter Omtzigt menampilkan partainya sebagai "pembela rakyat miskin", sekalipun dia berasal dari kubu konservatif. "Ideologi [NSC] bukanlah populis, namun mereka mewakili gerakan yang tidak puas dengan sistem politik yang ada."

Leonie De Jonge setuju dengan Simon Otjes. "[Omtzigt] nampaknya mengikuti gelombang populis, karena dia anti-kemapanan, tapi dia berasal dari kemapanan,” ujarnya. Yang menarik dari Pieter Omtzigt adalah, kata Leonie de Jonge, dia berhasil menarik pemilih dari sayap kiri, kanan-tengah, dan sayap kanan. "Itu yang membuatnya begitu kuat."

Pemilu terakhir Belanda diadakan saat pandemi COVID tahun 2021. "Kampanye saat itu sangat personal, berpusat pada kepemimpinan. Rutte mencalonkan diri tanpa program apa pun, hanya berdasarkan pribadinya, dan mengatakan bahwa saya adalah pemimpin yang tepat untuk mengarahkan kapal ini melalui krisis," kata Leonie de Jonge.

Program pemilu NSC sekarang lebih konkret. Mereka menguraikan rencana untuk membatasi migrasi bersih ke Belanda menjadi 50.000 orang per tahun, sekitar setengah dari jumlah migrasi tahun 2021. NSC juga ingin membangun banyak perumahan, dan mengatasi masalah mahalnya biaya hidup dan membantu keluarga miskin.

Tren politik terakhir di Belanda menggambarkan tren politik secara umum di Eropa saat ini. Dukungan terhadap partai-partai populis dan anti-kemapanan, baik sayap kanan maupun kiri, makin meningkat. Pemilu baru-baru ini di Italia dan Swedia menggarisbawahi tren tersebut.

(hp/as)

 

Jangan lewatkan konten-konten eksklusif yang akan kami pilih setiap Rabu untuk kamu. Kirimkan e-mail kamu untuk berlangganan Newsletter mingguan Wednesday Bite. 

 

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait