1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Partai PM Rutte Menang Pemilu Belanda

18 Maret 2021

Partai VVD unggul dalam pemilu parlemen di Belanda, dengan mengamankan kursi terbanyak. Hasil pemilu melanggengkan masa jabatan keempat untuk Perdana Menteri Belanda Mark Rutte.

Perdana Menteri Belanda Mark Rutte
Perdana Menteri Belanda Mark Rutte mengacungkan jempol setelah memberikan suara pada hari Rabu (17/03)Foto: Bart Maat/ANP/imago images

Partai liberal kanan VVD, yang merupakan partai dari Perdana Menteri Belanda Mark Rutte berhasil meraup suara terbanyak dalam pemilihan umum Belanda demikian hasil penghitungan suara Kamis (18/03).

Exit poll menunjukkan VVD mengamankan 36 dari 150 kursi di majelis rendah parlemen Belanda.  Angka perolehan kursi itu mencukupi untuk melanggengkan jabatan Rutte sebagai Perdana Menteri. Kepada wartawan, Rutte mengatakan: "Para pemilih di Belanda telah memberi partai saya mosi percaya yang luar biasa."

Anggota parlemen VVD Sophie Hermans mengungkapkan: "Ini menunjukkan bahwa Belanda mempercayai VVD dan Mark Rutte untuk melanjutkan (menangani) krisis yang belum pernah terjadi sebelumnya ini."

Lonjakan suara D66

Partai D66 yang pro-Uni Eropa dan berhaluan liberal kiri, yang sering menentang kebijakan Rutte, secara mengejutkan naik ke posisi kedua dengan proyeksi merebut 27 kursi parlemen. Sementara  partai anti-Islam PVV yang dipimpin Geert Wilders walau kehilangan beberapa kursi, tetap berhasil menduduki posisi ketiga, menurut prediksi penyiar media publik NOS.

Partai populis Forum untuk Demokrasi FvD pimpinan Thierry Baudet juga meraih dukungan tambahan  di belakang skeptisisme penanganan COVID-19 di negara yang belum lama ini mengalami kerusuhan terparah dalam beberapa dekade setelah jam malam diberlakukan.

Keluar dari proyeksi jajak pendapat

Dengan hasil pemilu ini, berarti 3 partai populis kanan tampil di majelis rendah Belanda. Yang juga menarik adalah keterwakilan partai-partai kecil di parlemen. Berdasar prognosa terakhir, sedikitnya 17 partai akan terwakili di majelis rendah Belanda. 

Penyebabnya, selain  pemungutan suara dalam pandemi COVID-19 dan kerusuhan terkait lockdown, juga diduga akibat beberapa skandal yang menerpa partai PM Rutte sebelumnya.

Ini juga menunjukkan adanya ketidak puasan di kalangan pemilih di Belanda. Namun para pemilih tidak menyalurkan suaranya kepada partai oposisi, melainkan ke partai-partai kecil. Lanskap politik yang terpecah belah di negara kincir angin itu, akan mempersulit Rutte yang dijuluki "Teflon Mark" untuk membentuk koalisi pemerintahan.

Pemilu berlangsung tiga hari

Jutaan pemilih di seluruh Belanda memberikan suara mereka di museum, gereja, dan tempat pemungutan suara khusus pengendara sepeda yang dilakukan selama tiga hari, sebagai upaya meminimalisir penyebaran infeksi COVID-19.

Sejumlah pusat pemungutan suara telah dibuka pada hari Senin (15/03) dan Selasa (16/03) untuk orang tua. Pemilih juga diizinkan keluar setelah jam malam pukul 21.00, sebelum pemungutan suara dibuka untuk semua orang pada hari Rabu (17/03).

ha/as (AFP, Reuters, AP, dpa)

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait