1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
PolitikIndia

Pemilu India: Modi Dituduh Lakukan Kampanye Anti-Islam

23 April 2024

Dalam pidatonya pada Minggu (21/04), PM India Narendra Modi mengklaim bahwa pihak oposisi ingin mengambil uang umat Hindu dan memberikannya kepada "penyusup". Partai oposisi mengatakan yang dimaksud Modi adalah muslim.

Narendra Modi, Premierminister von Indien
PM Petahana India Narendra ModiFoto: Manish Swarup/AP/picture alliance

Perdana Menteri petahana Narendra Modi diadukan oleh Partai Kongres, partai oposisi di India, ke Komisi Pemilihan Umum (KPU), pada Senin (22/04) waktu setempat, karena pidatonya yang dinilai menargetkan umat Islam di India.

Menurut Partai Kongres, Modi telah "secara terang-terangan menargetkan” 200 juta umat Islam di India dengan menggunakan julukan berkonotasi negatif yaitu "penyusup” terhadap mereka.

Modi sebelumnya berpidato pada hari Minggu (21/04) di Rajashtan menjelang pemungutan suara di negara bagian tersebut.

Dalam pidatonya, Modi awalnya mengklaim bahwa pemerintahan sebelumnya dari Partai Kongres telah berjanji kalau "umat Islam harus memiliki hak pertama atas kekayaan negara.”

Dia pun melanjutkan klaimnya dengan mengatakan: "Ini akan dibagikan kepada mereka yang memiliki lebih banyak anak. Ini akan didistribusikan kepada penyusup.”

Modi kemudian melontarkan pertanyaan kepada massa yang sebagian besar beragama Hindu: "Apakah menurut kalian uang hasil jerih payah kalian harus diberikan kepada penyusup? Apakah kalian mau?”

Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

Oposisi: Pidato Modi melanggar UU Pemilu

Dalam pengaduannya ke KPU, Partai Kongres menyebut pidato Modi tersebut "memecah belah, tidak pantas dan jahat.”

Menurut mereka, dengan menargetkan komunitas agama tertentu, kata-kata Modi mewakili "pelanggaran secara terang-terangan dan langsung terhadap undang-undang pemilu.”

"Kami berharap aksi konkret bisa diambil,” kata Abhishek Manu Singhvi, juru bicara Partai Kongres, kepada wartawan usai mengajukan pengaduan resmi.

Pemilu di India, negara dengan jumlah penduduk terbesar di dunia, akan berlangsung hingga 4 Juni mendatang, dan pemungutan suara telah dimulai pada Jumat lalu.

India secara konstitusional merupakan negara sekuler, sehingga peraturan pemilunya melarang adanya kampanye berdasarkan "perasaan komunal.”

Modi dituduh menggunakan agama sebagai alat

Hingga berita ini dirilis, belum ada respons dari Modi terkait pengaduan yang diajukan terhadapnya.

Namun, juru bicara Partai Bharatiya Janata (BJP), Gaurav Bhatia, mengatakan kepada wartawan bahwa saat berpidato tersebut, Modi "berbicara apa adanya”, dan bahwa pernyataan Modi selaras dengan apa yang dipikirkan orang-orang.

Modi telah menjabat sebagai perdana menteri India sejak Mei 2014, dan saat ini sedang mengincar masa jabatan ketiganya.

Ia diperkirakan menang mudah dalam pemilu kali ini, namun sikapnya yang selama ini tegas dalam mempromosikan prinsip-prinsip dan superioritas Hindu telah menuai banyak kritik.

Pada bulan Januari lalu misalnya, Modi meresmikan Kuil Ram di Uttar Pradesh. Peresmian tempat ibadah ini kontroversial karena dibangun di bekas lokasi masjid berusia berabad-abad yang sebelumnya dihancurkan oleh umat Hindu garis keras pada tahun 1992.

gtp/rs (AFP, EEE)

 

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait