Pemilu di Inggris diyakini akan mengubah lanskap politik keseluruhan. Sulit memprediksi kubu politik mana yang akan raih suara mayoritas. Pemilu kali ini menjadi persaingan politik yang paling sulit diramalkan.
Iklan
Lewat pemilu yang digelar Kamis (7/5) akan ditentukan masa depan keanggotaan Inggris dalam Uni Eropa. Partai Konservatif sudah menjanjikan akan menggelar referendum menyangkut tema ini, jika mereka menang. Skotlandia sudah mengisyaratkan akan keluar dari Inggris Raya, jika Inggris keluar dari Uni Eropa.
Jelas terlihat, rakyat Inggris untuk kedua kalinya seusai PD II akan menolak proposal legislatif yang diajukan semua partai politik. Pemilih belum memutuskan apa gantinya, mereka merasa tidak yakin dan sekitar 24 jam sebelum bilik pemilihan dibuka, sejatinya tidak ada kejelasan apapun.
Pemilu di Inggris kali ini mengisyaratkan, tidak akan ada partai yang bisa meraih suara mayoritas. Situasinya dibanding pemilu 2010 jauh lebih kompleks dan penuh ketidakpastian. Semua dipicu sistem pemilihan yang berlaku, pergeseran prasangka politik hingga kurangnya konstitusi tertulis.
Lomba perebutan kursi
Para analis politik memperkirakan, baik partai Konservatif maupun partai Buruh tidak akan mampu meraih suara mayoritas di parlemen. Jajak pendapat terbaru menunjukkan, partai-partai kecil menunjukkan kenaikan perolehan suara dalam pemilu di sebelumnya. Partai Nasional Skotlandia meraih 50 kursi, partai kanan anti Uni Eropa-UKIP raih 12 persen, sementara partai Liberal Demokrat satu-satunya yang menunjukkan penurunan sekitar 50 persen dari raihan sebelumnya.
Margaret Thatcher – Sekilas Hidupnya dalam Foto
Menengok kembali saat-saat penting dalam kehidupan perempuan pertama yang menjadi perdana menteri Inggris.
Foto: picture-alliance/dpa
Perdana Menteri Inggris Perempuan Pertama
Margaret Thatcher meninggal pada hari Senin (08/04/13) setelah terserang stroke. Ia merupakan perempuan pertama yang menduduki kantor perdana menteri Inggris (1979-1990) dan merupakan salah satu tokoh politik yang paling berpengaruh di abad ke-20.
Foto: picture-alliance/dpa
Awal yang Sederhana
Margaret Hilda Thatcher (kanan) lahir pada 13 Oktober 1925 di Grantham Lincolnshire, merupakan putri ke dua dari pasangan Alfred Roberts dan Beatrice. Ayah Margaret merupakan seorang anggota dewan kota dan pendeta. Ia memberikan pengaruh besar pada kehidupan dan jalur politik Margaret.
Foto: Keystone Features/Getty Images
Ahli Kimia dengan Ambisi Politik
Margaret Thatcher – kala itu masih menyandang nama Roberts – belajar ilmu alam di Sommerville College di Oxford, mengambil spesialisasi kimia. Ia merupakan perempuan ketiga yang menjadi presiden Oxford University Conservative Association, satu organisasi politik mahasiswa. Ini membuka jalan bagi masa depan karir politiknya.
Foto: Keystone Features/Getty Images
Langkah Pertama di Panggung Politik
Dalam pemilu tahun 1950-1951 ia menjadi calon dari Partai Konservatif di wilayah pemilihan Datford, yang dianggap sebagai wilayah “kekuasaan” Partai Buruh. Memang ia tidak meraih kemenangan, tapi mendapatkan perhatian besar dari media. Thatcher merupakan kandidat termuda dan satu-satunya perempuan.
Foto: Getty Images
Keluarga dan Karir
Pada tahun 1951 ia menikah dengan Denis Thatcher, seorang pengusaha. Denis membiayai kuliah hukum Margaret. Tahun 1953 ia behasil memenuhi syarat untuk mengambil spesialisasi sebagai pengacara pajak. Dan pada tahun yang sama, Margaret melahirkan anak kembar, Carol dan Mark.
Foto: Getty Images
Jalan Menuju Kekuasaan
Pada tahun 1959, Thatcher maju sebagai kandidat Partai Konservatif dalam pemilu Dewan Rakyat wilayah pemilihan Finchley. Pada tahun 1970, PM Edward Heath mengangkatnya sebagai menteri pendidikan. Lima tahun kemudian, Thatcher mengalahkan Heath dalam pemilihan pemimpin partai dan sembilan tahun kemudian ia menjadi perdana menteri perempuan pertama di Inggris.
Foto: Getty Images
The Iron Lady
Margaret Thatcher berjanji untuk memotong pajak penghasilan dan menurunkan pengeluaran pemerintah, mempermudah warga untuk memiliki rumah dan mengendalikan kekuatan serikat buruh. Karena sikap kerasnya mengenai arah politik sosial dan terhadap oposisi, Thatcher dijuluki Iron Lady.
Foto: Keystone/Getty Images
Kemenangan di Falkland
Julukannya sebagai perempuan bertangan besi ia tunjukkan dalam menanggapi invasi Argentina terhadap Kepulauan Falkland pada tahun 1992. Thatcher mengirimkan armada lautnya dan pasukan Argentina akhirnya menyerah. Kemenangan dalam Perang Falkland membawa kemenangan telak Partai Konservatif dalam pemilu 1983.
Foto: picture alliance/AP Images
Sekutu dalam Perang Dingin
Margaret Thatcher memiliki hubungan khusus dengan Ronald Reagan, presiden Amerika Serikat kala itu. Ketika Reagan meninggal, ia menggambarkannya sebagai “orang Amerika hebat yang memenangkan Perang Dingin.“
Foto: picture alliance/AP Images
Luput dari Serangan Bom IRA
Oktober 1984, sebuah bom meledak di Hotel Brighton, tempat berlangsungnya konferensi Partai Konservatif, yang juga dihadiri Thatcher. Lima orang meninggal dan sejumlah orang lainnya luka-luka. Thatcher sendiri selamat tanpa luka sedikitpun.
Foto: Fox Photos/Hulton Archive/Getty Images
Meninggalkan Downing Street
Tahun 1987, Thatcher memenangkan pemilu untuk ke-tiga kalinya. Tapi setelah konflik kempemimpinan partai, Thatcher melepaskan jabatan perdana menteri dan posisinya digantikan John Major. Ketika pada tahun 1992 Partai Konservatif secara mengejutkan berhasil memenangkan pemilu, Thatcher kembali menduduki kursi di gedung parlemen.
Foto: AFP/Getty Images
Kondisi Kesehatan Menurun
Pada tahun 1995, Margaret Thatcher menerima gelar kebangsawanan Baroness. Thatcher tetap memainkan peran di panggung politik selama satu dekade sampai penyakit memaksanya untuk pensiun. Setelah serangkaian stroke ringan, dokter menyarankannya untuk tidak tampil berpidato di depan umum, dan dari hari ke hari ia tampak semakin lemah.
Foto: Leon Neal/WPA Pool/Getty Images
12 foto1 | 12
Berdasar sistem pemilu Inggris, agar mampu memerintah dengan aman, sebuah partai harus mampu meraih mayoritas lebih 50 persen dari 650 kursi di House of Commons atau Majelis Rendah di parlemen.
Jika PM inkumben, David Cameron tidak mampu meraih mayoritas, ia masih akan tetap bercokol di Downing Street, hingga tercapai sebuah kesepakatan politik. "Pemerintah lama akan tetap memerintah hingga terbentuk pemerimtah baru", ujar menko keuangan dan ekonomi George Osborne kepada wartawan.
Partai Konservatif dan koran populer di Inggris selama berminggu-minggu telah menggelar kampanye terkait pemerintahan minoritas saat ini yang didukung oleh koalisi partai minoritas pula. Disebutkan, hal itu tidak sah. Para analis menolak kampanye ini, sebagai omong kosong, baik dari sisi konstitusional maupun dari faktor sejarah.
Yang sudah terlihat sehari menjelang pemilu adalah, merebaknya ketidakpastian politik di Inggris. Para analis politik menyebut, inilah norma politik baru Inggris di masa mendatang.