Pemilu Israel Diprediksi Lahirkan Dominasi Partai Kanan
23 Desember 2020
Kisruh anggaran di Israel memaksa pemerintah menggelar pemilu keempat dalam dua tahun terakhir. Kali ini PM Benjamin Netanyahu menghadapi kandidat sayap kanan lain yang membelot dari kubu sendiri.
Iklan
Sejak beberapa pemilu terakhir, PM Benjamin Netanyahu gemar menggunakan kelompok kiri sebagai momok politik. Retorikanya dikeluhkan membibit rasa panik terhadap "pemerintahan sayap kiri” di Yerusalem, tulis harian Haaretz.
Terakhir, dia menuduh persekongkolan kiri mendalangi aksi demonstrasi massal yang menggugat praktik korupsi di pemerintahan, dan mengancam meruntuhkan kekuasaannya.
Namun menjelang pemilihan umum pada Maret tahun depan, Netanyahu mendapati dirinya berada di dalam situasi yang sama sekali berbeda. Karena dua kandidat rival terkuatnya, Gideon Sa'ar dan Naftali Benett, juga berasal dari spektrum kanan dan dikenal sebagai tokoh Zionis konservatif.
Keputusan digelarnya pemilihan umum legislatif keempat dalam dua tahun terakhir itu diumumkan Selasa (22/12) lalu. Langkah ini diambil sebagai buntut perselisihan seputar anggaran negara antara Benjamin Netanyahu dan Perdana Menteri alternatif merangkap Menteri Pertahanan, Benny Gantz.
Kedua tokoh membentuk pemerintahan persatuan nasional setelah mereka gagal membukukan kemenangan mutlak di tiga pemilu terakhir. Menurut perjanjian politik antara kedua kubu, Gantz seharusnya mendapat rotasi jabatan sebagai perdana menteri pada paruh kedua masa pemerintahan.
Namun rencana rotasi jabatan PM itu batal menyusul kegagalan kabinet menyepakati postur anggaran untuk tahun depan.
Punahnya kandidat kiri-tengah
Momentum penyelenggaraan pemilihan umum dinilai merugikan Gantz, yang oleh Times of Israel disebut sedang menjalani babak terakhir sebuah karir politik "yang tidak membahagiakan.”
Menurut hasil jajak pendapat terakhir, koalisi Biru Putih pimpinan Gantz yang mendapat 33 kursi di parlemen pada pemilu Maret lalu, diprediksi hanya akan bisa mengirimkan lima perwakilannya ke Knesset pada pemilu mendatang.
Tidak heran jika Gantz meradang. "Netanyahu mengumumkan pemilu untuk satu tujuan, yakni menghindari pengadilan,” tulisnya lewat Twitter, merujuk pada dugaan Netanyahu ingin membuat legislasi yang menjamin kekebalan hukum dalam kasus dugaan korupsi
Gantz awalnya merupakan harapan terbesar bagi kelompok kiri-tengah untuk menggeser PM Netanyahu dan pemerintahan sayap kanan Israel. Koalisinya antara lain menolak aneksasi Tepi Barat, dan mengkampanyekan pluralisme di masyarakat Israel yang bergeser kian ke kanan.
Siapa Sekutu Rahasia Israel dari Dunia Muslim?
Usai menemui Yahya Cholil Staquf, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu merayakan kedekatan negara-negara Arab dan Muslim dengan Israel. Klaimnya itu bukan pepesan kosong. Inilah negara muslim yang bekerjasama dengan Israel
Foto: Getty Images/AFP/D. Furst
Turki
Hubungan kedua negara banyak memburuk dalam beberapa tahun terakhir, terutama sejak pembantaian demonstran Palestina di Jalur Gaza baru-baru ini. Namun begitu hubungan Turki dan Israel tidak akan terputus, klaim Kementerian Pariwisata dan Perdagangan di Ankara dan Tel Aviv. Belum lama ini PM Netanyahu juga memblokir pembahasan genosida Armenia di parlemen untuk menenangkan Turki.
Foto: picture-alliance/AA/M. Kula
Yordania
Sejak menyepakati damai 1995 silam, Yordania dan Israel memperdalam hubungan kedua negara, terutama di bidang keamanan dan ekonomi. Yordania misalnya sering mengirimkan tenaga kerja untuk sektor pariwisata di Israel, sebaliknya Israel menjual gas ke Yordania. Raja Abdullah bahkan menyebut Israel sebagai sekutu utama di Timur Tengah.
Foto: Reuters/Y. Allan
Mesir
Ketika Presiden Abdel Fattah al-Sisi bertemu dengan PM Netanyahu September 2017 silam, keduanya mengklaim hubungan antara Israel dan Mesir sedang mengalami masa keemasan. Tel Aviv bahkan mengizinkan militer Mesir memasuki wilayah jangkar keamanan di Semenanjung Sinai untuk menghalau ancaman ISIS. Selain itu kedua negara juga memiliki musuh yang sama, yakni Hamas di Jalur Gaza.
Foto: picture-alliance/ZUMAPRESS.com
Palestina - Fatah
Musuh bukan tidak bisa berteman. Meski kerap bertempur dengan Hamas di Jalur Gaza, Israel membina hubungan dekat dengan Fatah di Tepi Barat Yordan. Fatah tidak hanya mengakui kedaulatan Israel, tapi juga banyak bergantung dari negeri Yahudi itu untuk stabilitas keamanan. Pada 2014 silam dinas rahasia Israel misalnya menggagalkan upaya pembunuhan oleh Hamas terhadap Presiden Mahmoud Abbas.
Foto: picture-alliance/dpa/J. Reed
Arab Saudi
Dipersatukan oleh musuh bersama, yakni Iran, Arab Saudi dan Israel banyak mendekat dalam beberapa tahun terakhir, meski masih bersifat rahasia. Pada 2010 silam Direktur Dinas Rahasia Mossad, Meir Dagan, dikabarkan melawat ke Riyadh untuk membahas program nuklir Iran. Saat ini Israel banyak mengekspor teknologi pertahanan, keamanan siber dan pertanian buat negara-negara Teluk.
Foto: Reuters/A. Levy & A. Cohen
Uni Emirat Arab
Belum lama ini mingguan AS New Yorker mengungkap bagaimana Uni Emirat Arab dan Israel telah menegosiasikan normalisasi hubungan diplomatik sejak awal dekade 1990an. Sejak 2015 negeri Yahudi itu memiliki perwakilan tetap di Dubai. Serupa dengan Arab Saudi, kerjasama rahasia antara Israel dan Uni Emirat Arab lebih dititikberatkan untuk melawan Iran.
Foto: picture-alliance/NurPhoto/A. Widak
Azerbaidjan
Israel termasuk negara pertama yang mengakui kemerdekaan Azerbaidjan dari Uni Sovyet. Sebab itu pula kedua negara membina hubungan dekat sejak 1991. Saat ini Azerbaidjan merupakan sumber energi terbesar buat Israel, terutama sejak jalur pipa minyak antara Baku-Tbilisi-Ceyhan diresmikan 2006 silam. Sebaliknya pemerintahan Ilham Aliyev banyak bergantung pada Israel dalam teknologi pertahanan.
Namun selama berada di kabinet, dia berulangkali tertohok oleh manuver politik Netanyahu. Gantz misalnya tidak dilibatkan dalam proses normalisasi hubungan diplomasi dengan negara-negara Arab. Dia mengaku tidak diberitahu saat Netanyahu berkunjung ke Arab Saudi untuk menemui Pangeran Mohammed bin Salman, beberapa bulan silam.
Ketika keretakan di tubuh kabinet kian melebar, Gantz yang menghadapi anjloknya popularitas, menyetujui pembubaran parlemen awal Desember lalu. Dalam pernyataannya dia menuduh Netanyahu "telah berbohong kepada kalian semua.”
Iklan
Musuh dari kanan
Sejumlah analis politik meyakini kisruh anggaran sengaja dikobarkan Netanyahu untuk memaksakan pemilu. Dengan cara itu dia berharap bisa membebaskan diri dari persekutuan politik dengan Benny Gantz, demikiam laporan Reuters.
Kini Netanyahu mendapat pesaing berat dari kubu sendiri. Gideon Sa'ar, yang membelot dari Partai Likud pimpinan Netanyahu, kini diprediksi sama kuat dalam berbagai jajak pendapat. Sa'ar mengundurkan diri dari Knesset pada pertengahan Desember lalu dan membentuk partai Harapan Baru.
Menurut survey teranyar, partai Harapan Baru diprediksi akan mampu meraup hingga 20 kursi di parlemen, sementara Partai Likud akan mendapat 28 dari 120 kursi.
Selain Sa'ar, Netanyahu juga harus menghadapi Menteri Pendidikan, Naftali Benett, pemimpin partai kanan jauh, Yamina. Dia berulangkali mengungkapkan ingin menggeser Netanyahu, dan melarang legislasi yang melindung sang perdana menteri dari proses hukum.
Adapun sekutu lama Netanyahu, Avigdor Lieberman, juga membentuk partai sendiri dan menyebut sang perdana menteri tidak layak untuk menjabat.
Rivalitas politik di Yerusalem lebih bersifat pribadi, ketimbang perselisihan ideologi, tulis kantor berita AP. Sebabnya analis meyakini, siapapun yang akan memenangkan pemilu mendatang, Israel bisa dipastikan akan kembali memiliki pemerintahan sayap kanan yang menentang kemerdekaan Palestina, dan mendukung pendudukan atau aneksasi Tepi Barat Yordan.
rzn/as (rtr, ap, haaretz, timesofisrael, jp, afp)
Coreng Hitam Pemandangan Timur Tengah Saksi Kegagalan Proses Perdamaian
Sekarang pembicaraan perdamaian antara Israel dan Palestina mulai dibicarakan lagi. Coreng pada pemandangan di Palestina, Dataran Tinggi Golan dan Israel jadi saksi kegagalan upaya selama ini.
Foto: Reuters/R. Zvulun
Saksi bisu
Sisa-sisa bangunan yang rusak sudah jadi saksi, bahwa konflik Timur Tengah. Sejak akhir kekuasaan Inggris dan berdirinya negara Israel tahun 1948, invasi, perang, blokade jalan, pos pemeriksaan dan perang saudara sudah melahirkan pembatasan, siapa yang boleh mengadakan perjalanan ke mana dan tinggal di mana. Pada dinding ini tercoreng tulisan "militer Suriah lewat di sini."
Foto: Reuters/R. Zvulun
Peninggalan masa lalu
Di kawasan itu juga "berserakan" fragmen yang menunjukkan, siapa yang pernah ada dan sudah pergi. Pada foto tampak sebuah masjid di Dataran Tinggi Golan, di kawasan yang dianeksasi Israel dari Suriah dan diduduki dalam perang 1967. Hingga perang itu, sebuah desa Suriah yang dihuni kelompok etnis Adighe berdiri tak jauh dari masjid.
Foto: Reuters/R. Zvulun
Saksi bisu
Sebuah bunker sisa perang di Dataran Tinggi Golan masih tampak berdiri di kawasan yang dianeksasi Suriah dalam perang tahun 1967. Tentara Suriah bukan satu-satunya militer yang lewat di sana. Tentara Inggaris tiba tahun 1917 dan pergi tahun 1948. Setelah mereka pergi, sejumlah negara Arab menyerang, dan militer Yordania menduduki Tepi Barat Yordan serta Yerusalem Timur.
Foto: Reuters/R. Zvulun
"Jalur Hijau" jadi pemisah
Gencatan senjata yang diadakan setahun setelahnya melahirkan "Jalur Hijau" yang memisahkan kawasan Yerusalem Barat yang dikontrol Israel dari bagian Timur yang dikuasai Yordania selama hampir dua dekade, dari 1949 hingga 1967, ketika Israel mulai menguasai Yerusalem Timur.
Foto: Reuters/R. Zvulun
Kawasan berbahaya
Tanda yang menunjukkan batas kawasan yang ditanami ranjau darat tampak tergantung pada sebuah pagar di Dataran Tinggi Golan. Banyak warga Israel dan wisatawan asing melewati daerah itu dalam perjalanan menuju kawasan wisata.
Foto: Reuters/R. Zvulun
Tak berfungsi dan ditinggalkan
Sebuah bangunan rusak tampak di bekas marskas militer Yordania dekat Laut Mati di kawasan Tepi Barat Yordan yang dikuasai Israel. Bangunan itu ibaratnya coreng pada pemandangan, karena ditinggal setelah perang 1967 berakhir, ketika Israel mulai menguasai kawasan itu, setelah mengalahkan Yordania.
Foto: Reuters/R. Zvulun
Kekuatan militer masa lalu
Bangunan ini dulunya milik Suriah, dan berdiri di Dataran Tinggi Golan, di kawasan yang dikuasai Israel setelah mengalahkan Suriah tahun 1967. Dulu bangunan ini adalah kantor pusat militer. Ini salah satu dari banyak sisa bangunan milik Suriah yang dibiarkan kosong dan ditinggalkan sejak berakhirnya perang hampir separuh abad lalu. (Sumber: reuters, Ed.: ml/hp)