1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pemilu Jerman: Partai SPD Unggul dalam Proyeksi Awal

27 September 2021

Berdasarkan hasil proyeksi awal, Partai Sosial Demokrat (SPD) mengungguli CDU/CSU hampir 2%. Namun, dalam persaingan yang begitu ketat ini, kemungkinan terkait koalisi masih belum jelas.

Olaf Scholz
Kandidat utama kanselir Jerman dari Partai SPD, Olaf ScholzFoto: Michael Sohn/AP/picture alliance

Hasil proyeksi pertama dalam pemilihan federal Jerman 2021, Partai Sosial Demokrat (SPD) kiri-tengah, memperoleh 25,8% suara, sedikit lebih banyak dibanding CDU/CSU yang mengantongi 24,1%.

Baik blok konservatif maupun SPD mengatakan mereka ingin memimpin pemerintahan berikutnya, dan secara matematis, salah satu pihak bisa mewujudkannya jika berhasil membentuk sekutu.

Partai Hijau sukses meraup hasil perolehan suara terbaik mereka, dengan sekitar 14% suara. Partai Demokrat Bebas (FDP) yang pro-bisnis mendapat 11,5% suara, sedangkan Alternatif sayap kanan untuk Jerman (AfD) mendulang 10,5% suara. Sementara Partai Kiri sosialis hanya mendapatkan 4,9% suara.

Proyeksi sementara menunjukkan partai-partai kiri tengah berpotensi menjadi pemenang dalam pemilu kali ini. Baik SPD dan Partai Hijau mendapatkan lebih dari 5% suara dibanding dengan hasil yang mereka dapatkan dalam pemilihan federal terakhir pada tahun 2017.

Blok konservatif menderita kerugian besar saat era Angela Merkel berakhir. Perolehan suara mereka turun lebih dari 8% pada pemilihan sebelumnya.

Apa artinya ini?

Dalam persaingan yang begitu ketat, kemungkinan koalisi masih belum jelas. Berdasarkan proyeksi awal, salah satu opsi yang mungkin saja tercapai adalah kelanjutan dari "koalisi besar" blok CDU/CSU konservatif dan SPD yang telah memerintah Jerman sejak 2013.

Namun, dua partai terbesar yang sama-sama bersumpah untuk membangun pemerintahan berikutnya, kemungkinan bisa menuju koalisi tiga arah untuk pertama kalinya sejak 1960-an di tingkat federal. Pilihannya termasuk koalisi antara CDU/CSU, Partai Hijau, dan FDP.

Sebagai alternatif, SPD juga dapat bermitra dengan Partai Hijau dan FDP. Semua partai telah mengesampingkan masuk ke dalam koalisi dengan AfD.

Pemilihan kanselir baru Jerman oleh Bundestag tidak akan berlangsung sampai koalisi pemerintahan terbentuk. Proses ini bisa memakan waktu berbulan-bulan. Namun, kandidat kanselir SPD, Olaf Scholz, berharap pembicaraan koalisi akan selesai pada Natal.

"Menyebutkan tanggal pastinya tidak masuk akal, tetapi harus diingat bahwa saya, bahwa kami, melakukan segalanya untuk memastikan kami siap sebelum Natal - sedikit lebih awal juga akan baik," kata Scholz selama diskusi meja bundar dengan kandidat partai lain pada Minggu (26/08) malam.

Kandidat kanselir dari Partai CDU, Armin Laschet, juga menyerukan agar koalisi pemerintah bisa secara "pasti" dibentuk sebelum Natal. Sementara itu, Angela Merkel akan tetap menjabat sebagai juru kunci.

Apa kata para kandidat kanselir?

Scholz merayakan hasil pemilu sementara di markas Partai SPD di Berlin. "Kami memiliki apa yang diperlukan untuk mengatur sebuah negara," katanya. "Mari kita tunggu hasil akhir, tapi setelahnya kami akan mulai bekerja."

Laschet mengatakan blok konservatif akan melakukan "semua yang kami bisa" untuk membentuk pemerintahan baru, meskipun ada kemunduran pemilihan. "Kami tidak bisa puas dengan hasil pemilu," kata Laschet kepada para pendukungnya.

"Kami akan melakukan segala yang kami bisa untuk membangun pemerintahan yang dipimpin konservatif karena Jerman sekarang membutuhkan koalisi masa depan yang memodernisasi negara kami," katanya. "Ini mungkin pertama kalinya kita akan memiliki pemerintahan dengan tiga mitra."

Kandidat kanselir Partai Hijau, Annalena Baerbock, mengakui bahwa partainya tidak tampil sebaik yang diharapkan, meskipun memenangkan lebih banyak suara daripada pemilihan federal terakhir. "Kami menginginkan lebih. Kami tidak mencapai itu, sebagian karena kesalahan kami sendiri di awal kampanye—kesalahan saya," kata Baerbock kepada para pendukung.

Partai Hijau mendapat lonjakan dukungan di awal tahun, bahkan sempat memimpin perolehan suara dalam jajak pendapat, tetapi popularitas mereka anjlok setelah serangkaian salah langkah, termasuk skandal plagiarisme. Meskipun Partai Hijau tidak memiliki kesempatan untuk menjadi kanselir, mereka dapat memainkan peran dalam koalisi pemerintahan berikutnya.

Apakah pemilu bisa diganggu gugat?

Di Jerman, setiap pemilih yang memenuhi syarat dapat mengikuti pemilu. Mereka harus mengirimkan keberatan resmi tertulis kepada komisi peninjauan pemilu dengan Bundestag di Berlin dalam waktu dua bulan sejak hari pemilihan.

Komisi ini memproses semua pengiriman. Keputusan dibuat pada setiap pernyataan individu dan setiap penentang menerima umpan balik dari Bundestag. Seluruh prosedur bisa memakan waktu hingga satu tahun.

Untuk membatalkan hasil pemilihan Bundestag, keberatan harus memenuhi dua syarat. Pertama, harus ada kesalahan pemilihan yang melanggar Undang-Undang Pemilihan Federal, Kode Pemilihan Federal, atau Konstitusi. Kedua, kesalahan pemilihan yang dilaporkan harus berdampak pada distribusi kursi di Bundestag.

Penggugat juga dapat menggugat temuan komisi peninjau pemilu dan pergi ke Mahkamah Konstitusi Federal. Namun, sejauh ini pemungutan suara nasional Jerman tidak pernah dinyatakan tidak sah.

ha/pkp (AFP, dpa, AP, Reuters)

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait