Partai Rusia Bersatu Kembali Menang di Pemilu Parlemen
20 September 2021
Meski diwarnai tuduhan kecurangan, Partai Rusia Bersatu yang berkuasa di negara itu memenangkan suara mayoritas dalam pemilu parlemen. Rusia Bersatu menyatakan merebut 315 dari 450 kursi parlemen yang diperebutkan.
Iklan
Partai Rusia Bersatu yang berkuasa, yang mendukung Presiden Vladimir Putin, mengumumkan pada Senin (20/09) bahwa mereka telah memenangkan dua pertiga mayoritas suara dalam tiga hari pelaksanaan pemilu parlemen negara itu.
Sekretaris Jenderal Partai Rusia Bersatu, Andrei Turchak mengatakan kepada wartawan bahwa partainya akan memenangkan 120 kursi partai dan 195 kursi mandat tunggal di Duma atau parlemen negara itu, meloloskan 315 anggotanya dari total 450 kursi yang diperebutkan. Lebih lanjut, dia mengatakan Rusia Bersatu berhasil menang di 39 wilayah.
Dengan sekitar 85% dari suara yang telah dihitung, komisi pemilihan umum mengatakan bahwa Partai Rusia Bersatu telah menang hampir 50% dari perhitungan suara tersebut, dengan pesaing terdekatnya, Partai Komunis meraih suara di sekitar 21%.
Kritik dari oposisi
Meski menang, Rusia Berkuasa disebut kehilangan lebih sepersepuluh dari dukungannya. Pada pemilu parlemen tahun 2016 silam, Rusia Bersatu memenangkan lebih dari 54% suara.
Iklan
Ketidakpuasan selama bertahun-tahun terhadap standar hidup, juga tuduhan korupsi yang dilayangkan oposisi Rusia yang dipenjara, Alexei Navalny, membuat dukungan terhadap Rusia Bersatu menurun.
Dengan berhasil menguasai lebih dua pertiga kursi di Duma, parlemen negara itu, kemenangan ini tentunya memberi Rusia Bersatu kewenangan besar, termasuk kemampuan mengubah konstitusi. Salah satunya seperti yang terjadi tahun lalu, yakni memungkinkan Putin kembali mencalonkan diri sebagai presiden untuk dua masa jabatan lagi setelah tahun 2024 nanti.
"Jika Rusia Bersatu berhasil (menang), negara kita dapat merasakan lagi lima tahun kemiskinan, lima tahun penindasan, lima tahun yang hilang," blog Navalny memperingatkan para pendukung menjelang pemungutan suara.
Para Pengkritik Pemerintah Ini Telah Merasakan Pahitnya Racun
Tindakan meracuni orang telah digunakan badan intelijen selama lebih dari satu abad. Racun yang dimasukan ke dalam makanan/minuman sering jadi senjata pilihan, seperti dalam kasus pembunuhan Munir, 2004.
Foto: AFP/Getty Images/Dewira
Alexei Navalny
Pemimpin oposisi Rusia, Alexei Navalny dilarikan ke rumah sakit di Siberia, setelah merasa tidak enak badan dalam penerbangan ke Moskow. Para ajudannya menuduh bahwa Navalny diracun sebagai balas dendam atas kampanyenya melawan korupsi. Mantan pengacara (44) itu menenggak teh hitam sebelum lepas landas dari bandara Omsk. Timnya meyakini teh tersebut mengandung racun yang membuatnya koma.
Foto: Getty Images/AFP/K. Kudrayavtsev
Pyotr Verzilov
Pada 2018, aktivis keturunan Rusia-Kanada, Pyotr Verzilov dilaporkan dalam kondisi kritis setelah diduga diracun di Moskow. Peristiwa itu terjadi tak lama setelah dia mengkritik sistem hukum Rusia dalam sebuah wawancara TV. Verzilov, juru bicara tak resmi untuk grup band feminis Pussy Riot ini akhirnya dipindahkan ke rumah sakit di Berlin. Dokter mengatakan "sangat mungkin" dia telah diracuni.
Foto: picture-alliance/dpa/Tass/A. Novoderezhkin
Sergei Skripal
Mantan mata-mata Rusia berusia 66 tahun, Sergei Skripal, ditemukan tak sadarkan diri di bangku yang terletak di luar pusat perbelanjaan di kota Salisbury, Inggris. Ia disebut terpapar racun saraf Novichok. Juru bicara Presiden Rusia Vladimir Putin, Dmitry Peskov, menyebut situasi itu "tragis", tetapi berkata "Kami tidak punya informasi tentang apa yang menjadi penyebab" insiden itu.
Foto: picture-alliance/dpa/Tass
Kim Jong Nam
Saudara tiri Kim Jong Un ini tewas pada 13 Februari 2018 di bandara Kuala Lumpur, setelah dua perempuan diduga mengoleskan racun saraf kimia VX di wajahnya. Pada bulan Februari, pengadilan Malaysia mendengar bahwa Kim Jong Nam telah membawa selusin botol penawar racun saraf mematikan VX di tasnya pada saat keracunan.
Foto: picture-alliance/AP Photo/S. Kambayashi
Alexander Litvinenko
Mantan mata-mata Rusia, Alexander Litvinenko pernah bekerja untuk Dinas Keamanan Federal (FSB) sebelum ia membelot ke Inggris. Ia lalu menjadi jurnalis dan menulis dua buku tuduhan terhadap FSB dan Putin. Ia jatuh sakit setelah bertemu dengan dua mantan perwira KGB dan meninggal pada 23 November 2006. Penyelidikan menemukan, ia dibunuh oleh radioaktif polonium-210 yang dimasukkan ke dalam tehnya.
Foto: picture-alliance/dpa/S. Kaptilkin
Viktor Kalashnikov
Pada November 2010, dokter di rumah sakit Charité Berlin menemukan kadar merkuri yang tinggi di dalam tubuh pasangan pengkritik pemerintah Rusia. Terdapat 3,7 mikrogram merkuri di tubuh Kalashnikov, seorang jurnalis lepas dan mantan kolonel KGB. Sementara di tubuh istrinya terdapat 56 mikrogram merkuri. Kalashnikov mengatakan kepada majalah Jerman Focus, bahwa "Pemerintah Rusia meracuni kami."
Foto: picture-alliance/dpa/RIA Novosti
Viktor Yushchenko
Pemimpin oposisi Ukraina Yushchenko jatuh sakit pada September 2004 dan didiagnosis dengan pankreatis akut yang disebabkan infeksi virus dan zat kimia. Penyakit itu mengakibatkan kerusakan wajah, perut kembung akibat gas berlebih dan penyakit kuning. Dokter mengatakan perubahan pada wajahnya berasal dari chloracne, akibat dari keracunan dioksin. Yushchenko mengklaim, agen pemerintah meracuninya.
Foto: Getty Images/AFP/M. Leodolter
Aktivis HAM Munir diracun dalam penerbangan ke Amsterdam tahun 2004
Munir Said Thalib, aktivis KONTRAS tewas diracun dengan arsenium dalam penerbangan ke Amsterdam dengan pesawat Garuda, September 2004. Kasusnya sampai sekarang belum terungkap tuntas, sekalipun ada tertuduh yang diadili dan dijatuhi hukuman penjara. Pemerintahan Jokowi hingga kini menolak mengusut kembali kasus ini.
Foto: AFP/Getty Images/Dewira
Khaled Meshaal
Pada 25 September 1997, badan intelijen Israel berusaha membunuh pemimpin Hamas, Khaled Meshaal, di bawah perintah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Dua agen menyemprotkan zat beracun ke telinga Meshaal saat dia masuk ke kantor Hamas di Amman, Yordania. Upaya pembunuhan tersebut tidak berhasil dan tidak lama kemudian kedua agen Israel tersebut ditangkap.
Foto: Getty Images/AFP/A. Sazonov
Georgi Markov
Pada 1978, pengkritik pemerintah Bulgaria, Georgi Markov, merasakan tusukan di pahanya saat sedang menunggu di halte bus. Dia membalikkan badan dan melihat seorang pria membawa payung. Setelahnya sebuah benjolan kecil muncul di pahanya dan empat hari kemudian dia meninggal. Otopsi menemukan dia dibunuh dengan zat 0,2 miligram risin. Banyak yang percaya panah beracun itu ditembakkan dari payung.
Foto: picture-alliance/dpa/epa/Stringer
Grigori Rasputin
Pada 30 Desember 1916, Grigori Rasputin yang dipercaya punya kekuatan mistik tiba di Istana Yusupov di St Petersburg atas undangan Pangeran Felix Yusupov. Di sana, Rasputin memakan kue yang telah dicampur dengan kalium sianida. Kemudian Rasputin juga menenggak anggur yang gelasnya telah dilapisi sianida. Tidak berhasil diracun, Rasputin akhirnya ditembak dan dibunuh.
Foto: picture-alliance/ IMAGNO/Austrian Archives
11 foto1 | 11
Tuduhan kecurangan
Kemenangan Rusia Bersatu pun menuai kritik dari partai oposisi maupun pengamat, yang menilai jalannya pemilu sarat kecurangan.
Pejabat komisi pemilu Rusia mengatakan mereka menerima sedikitnya 750 pengaduan tentang pelanggaran pemungutan suara selama tiga hari terakhir, demkian laporan kantor berita Interfax, Minggu (19/09) malam, mengutip Kementerian Dalam Negeri. Namun, tidak ada informasi tentang pelanggaran serius yang dapat memengaruhi hasil pemungutan suara, kata Interfax.
Sementara lembaga pengawas independen pemilu dari organisasi Golos mencatat lebih dari 3.600 kecurangan di seluruh negeri, sebagian besar didokumentasikan dengan foto dan rekaman video. Beberapa orang tertangkap kamera sedang memasukkan sekumpulan kertas suara ke kotak-kotak suara.
Dalam beberapa bulan terakhir ini, pihak berwenang Rusia telah kembali melancarkan tindakan keras terhadap jaringan politik Navalny, dengan menjadikannya sebagai "organisasi ekstremis” dan melarang politisi-politisi sekutunya untuk berpartisipasi dalam pemilu.
Saat pemungutan suara dimulai 17 September lalu, aplikasi panduan pemilihan menghilang dari toko daring Apple dan Google, dalam apa yang oleh rekan-rekan Navalny disebut sebagai penyensoran dan sikap tunduk pada tekanan Kremlin.