Mantan Perdana Menteri Singapura, Lee Kuan Yew, meninggal di rumah sakit Singapura Senin (23/03) dalam usia 91 tahun. Ia memimpin Singapura selama 31 tahun (1959-1990), lalu mengundurkan diri.
Iklan
Tokoh karismatik Singapura Lee Kuan Yew memimpin negaranya sejak merdeka dari Inggris tahun 1959 sampai saat ia mengundurkan diri tahun 1990. Ia berhasil merintis pembangunan di negara pulau itu menjadi salah satu ekonomi yang paling efektif di dunia.
Tahun 1963 Singapura bergabung dalam federasi Malaysia, namun tahun 1965 memisahkan diri lagi dan akhirnya berdiri sendiri. Lee Kuan Yew yang lulus dari Cambridge, Inggris, ketika itu berjanji akan membangun negara multirasial yang maju dan sejahtera. Ia sadar, Singapura yang tidak punya sumber daya alam harus mengembangkan sektor ekonomi baru.
Untuk menjalankan politiknya, Lee Kuan Yew tidak segan menyingkirkan semua lawan politiknya dengan berbagai cara. Tokoh yang dekat dengan bekas penguasa Indonesia Soeharto itu membatasi hak-hak warga dan kebebasan pers, untuk menjalankan politik pembangunannya.
Tokoh kontroversial
Banyak kalimat-kalimat terkenal dan kontroversial yang dikaitkan dengan Lee Kuan Yew. Salah satu ucapan legendaris tokoh berusia 91 tahun itu disampaikan tahun 1988, dua tahun sebelum ia mengundurkan diri dari jabatan Perdana Menteri.
“Bahkan ketika saya sakit terbaring di tempat tidur pun, atau jika saya sedang diturunkan ke liang kubur, jika saya merasakan ada yang salah dengan Singapura, saya akan bangun kembali”, katanya waktu itu.
Setelah mengundurkan diri dari jabatan Perdana Menteri, Lee tetap mempertahankan pengaruhnya di balik layar dan mengendalikan pemerintahan sebagai menteri senior. Setelah pemilu tahun 2011, ia mundur dari kabinet.
Lee Kuan Yew, yang sering dipanggil LKY, juga tercatat sebagai salah satu anggota parlemen terlama di dunia. Ia sudah mewakili konstituen dari Tanjong Pagar tahun 1965, sampai ia meninggal dunia.
Masuk rumah sakit
Februari 2013, Lee menjalani perawatan di Singapore General Hospital setelah menderita gangguan detak jantung. Ia juga dirawat karena sakit pneumonia parah.
Peringkat Korupsi Negara Anggota ASEAN
Indonesia bukan yang terkorup di Asia Tenggara. Tapi pemerintah di Jakarta tertinggal jauh dibandingkan negeri jiran dalam urusan memberantas praktik korupsi di tingkat pejabat tinggi.
Foto: Reuters
Singapura - Peringkat 7 dari 175 Negara
Negeri singa laut ini sejak lama dikenal minim korupsi. Dari tahun ke tahun Singapura nyaris tak pernah absen dari daftar 10 besar negara terbersih di dunia. Namun begitu beberapa sektor tetap dianggap rawan korupsi, antara lain media, industri dan partai politik.
Foto: AFP/Getty Images
Malaysia - 50 dari 175
Praktik korupsi di Malaysia didorong oleh sistem pemerintahan. Sumbangan buat partai politik misalnya, baik dari perusahaan maupun individu, tidak dibatasi dan partai tidak diwajibkan melaporkan neraca keuangannya secara terbuka. Kendati bergitu sejak 2013 Malaysia naik tiga peringkat dalam Indeks Persepsi Korupsi milik Transparency International.
Foto: Reuters/O. Harris
Thailand - 85 dari 175
Pertalian erat antara politik dan bisnis dinilai menjadi sumber terbesar praktik korupsi di Thailand. Tidak jarang posisi puncak di kementrian diambilalih oleh pengusaha yang bergerak di bidang yang sama. Thailand juga termasuk negara yang paling sedikit menjebloskan koruptor ke penjara.
Foto: Nicolas Asfouri/AFP/Getty Images
Filipina - 85 dari 175
Pemerintah negeri kepulauan di tepi laut Cina Selatan ini telah berbuat banyak buat mencegah praktik korupsi. Hasilnya posisi Filipina melejit dari peringkat 94 tahun 2013 lalu ke posisi 85 di tahun 2014. Pencapaian tersebut tergolong apik, mengingat tahun 2011 Filipina masih bercokol di peringkat 129 dari 175 negara.
Foto: picture-alliance/dpa
Indonesia - 107 dari 175
Indonesia berada di peringkat 114 tahun 2013 silam. Dibandingkan negeri jiran yang lain seperti Filipina, pemerintah di Jakarta masih tergolong lambat memberantas praktik korupsi di tingkat pejabat tinggi negara. Sejak awal berdirinya 2004 silam, Komisi Pemberantas Korupsi (KPK) tercatat cuma mampu menangani sekitar 660 kasus dugaan korupsi, yang membuahkan 322 tuntutan di pengadilan.
Foto: R. Isabell Duerr
Vietnam - 119 dari 175
Negara komunis Vietnam adalah satu dari sedikit negara ASEAN yang tertinggal di bidang penanganan korupsi. Uniknya sebagian besar kasus dugaan korupsi di Vietnam terjadi di sektor swasta. Baru-baru ini empat pejabat perusahaan kereta api negara dipecat lantaran terlibat dalam kasus suap senilai 758.000 US Dollar. Maraknya korupsi menjadi alasan rendahnya keterlibatan investor asing di Vietnam.
Foto: DW/R. Ebbighausen
Laos - 145 dari 175
Laos tidak cuma tertinggal, malah merosot dari peringkat 140 di tahun 2013 ke posisi 145 tahun lalu. Pemerintah Laos berupaya menghadang gelombang korupsi dengan mendirikan lembaga anti rasuah 2011 silam. Namun hingga kini belum tercatat adanya kasus korupsi besar yang masuk ke pengadilan.
Foto: Global Witness
Kamboja - 156 dari 175
Sejak 2010 pemerintah Kamboja memiliki Undang-undang Anti Korupsi. Tapi perangkat hukum tersebut dinilai tidak melindungi individu yang melaporkan kasus korupsi. Pelapor bisa dihukum penjara jika tudingannya tidak terbukti. Selain itu Kamboja juga mencatat jenis korupsi paling barbarik, yakni menyuap aparat negara untuk melakukan penculikan dalam bisnis perdagangan manusia.
Foto: Reuters
Myanmar - 156 dari 175
Negara yang dikenal dengan nama Burma ini memperbaiki posisi satu peringkat dari 157 ke 156 dalam Indeks Persepsi Korupsi 2014. Berada di bawah kekuasaan militer yang korup selama berpuluh tahun, Myanmar yang kini berada di bawah pemerintahan sipil masih kesulitan menanggulangi maraknya korupsi. Sebanyak 60% perusahaan, baik lokal maupun internasional, mengaku harus menyuap buat mendapatkan izin.
Foto: Reuters
9 foto1 | 9
Kondisi kesehatannya diberitakan stabil, sekalipun Lee harus dibantu alat pendukung kehidupan. Hari Senin pagi, pemerintah Singapura mengumumkan bapak pendiri negara itu sudah meninggal dunia di rumah sakit pukul 03.18 waktu Singapura.
Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong, putra Lee Kuan Yew, mengumumkan pengibaran bendera setengah tiang selama periode berkabung mulai hari Senin (23/03) sampai hari Minggu mendatang (29/03).