1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pemimpin Dua Negara Korea Gelar Pertemuan Bersejarah

27 April 2018

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in akhirnya bertemu. Keduanya membahas denuklirisasi dan perdamaian di semenanjung Korea.

Innerkoreanischer Gipfel
Foto: Reuters/Korea Summit Press

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un melintasi perbatasan militer dan menjejakkan kaki masuk ke Korea Selatan pada hari Jumat (27/04) guna menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Inter-Korea pertama sejak 10 tahun terakhir.

Sebelum pertemuan dimulai, Moon tampak bergandengan tangan dengan Kim. Kedua negara itu ingin mengakhiri konflik puluhan tahun mereka dan mengurangi ketegangan atas program senjata nuklir Korea Utara.

Sambil berjabat tangan, Moon berkata kepada Kim, "Saya senang bertemu denganmu." Kim menulis pesan di buku tamu yang berbunyi: "Sejarah baru dimulai sekarang. Era kedamaian, dari titik awal sejarah."

Selama putaran pertama pembicaraan mereka, kedua pemimpin itu melakukan diskusi  "tulus dan jujur" tentang denuklirisasi Semenanjung Korea, papar kata juru bicara Moon, Yoon Young-chan kepada wartawan.

Pertemuan dengan Moon juga mengukuhkan rencana bagi pemimpin Korut itu untuk bertemu dengan Presiden AS Donald Trump, dalam apa yang akan menjadi pertemuan pertama yang belum pernah terjadi sebelumnya antara pemimpin kedua negara.

Pemimpin Korsel Moon Jae-In dan pemimpin Korut Kim Jong Un bertemu muka.Foto: KOCIS

Baca juga:

Diplomasi K-Pop Korea Selatan Yang Meriah Menggoyang Pyongyang

Direktur CIA Mike Pompeo Sudah Bertemu Secara Rahasia Dengan Kim Jong Un

Pernyataan pembuka

Ketika Kim berjabat tangan dengan Moon untuk pertama kalinya, dia berkata: "Saya sangat senang bertemu di tempat bersejarah ini dan itu benar-benar menggerakkan hati saya, bahwa Anda datang jauh-jauh ke garis demarkasi untuk menyambut saya secara pribadi." Moon menjawab: "Itu adalah keputusan besar yang Anda ambil dan jadi kenyataan di sini."

Kim juga mengatakan dia merasakan "pusaran emosi" ketika memasuki Korea Selatan dan mengatakan pada Moon bahwa dia bertanya-tanya "mengapa begitu lama" untuk bisa sampai ke momen dan tempat ini.

Moon mengatakan ia berharap keduanya dapat "terlibat dalam pembicaraan jujur ​​dan mencapai kesepakatan yang berani sehingga dapat memberikan hadiah besar kepada seluruh bangsa Korea dan setiap orang yang cinta damai di dunia."

Di mana KTT Korea berlangsung?

KTT ini diadakan di rumah perdamaian Inter-Korea di bagian selatan Zona Demiliterisasi  (DMZ) antara Korea Utara dan Korea Selatan. DMZ  yang terletak di Desa Panmunjom, adalah tempat semua pertemuan antara Korea Utara dan Komando PBB atau Korea Selatan berlangsung sejak 1953.

Mengapa KTT ini bersejarah?

Kim adalah pemimpin Korea Utara pertama yang memasuki sisi selatan Zona Demiliterisasi (DMZ) sejak Perang Korea berakhir pada tahun 1953. Para pemimpin Korea Utara dan Selatan telah bertemu hanya tiga kali sebelumnya di zona demiliterisasi.

Pertemuan terakhir terjadi pada 2007 ketika mendiang Kim Jong Il, yang merupakan pemimpin Korea Utara sejak 1994 hingga kematiannya pada 2011, bertemu dengan Presiden Korea Selatan, Roh Moo-hyun.

Apa yang mereka diskusikan?

Denuklirisasi Korea Utara akan menjadi agenda teratas. Korea Utara telah melakukan beberapa tes senjata, termasuk yang melibatkan bom hidrogen, sejak Kim mengambil alih kekuasaan pada tahun 2011. Pemimpin Korea Utara mengumumkan pekan lalu bahwa negara itu akan menangguhkan uji coba nuklir dan uji coba rudal tanpa batas.

Kedua pemimpin juga diharapkan untuk membahas perjanjian damai yang akan secara resmi mengakhiri Perang Korea. Pertempuran berhenti ketika Perjanjian Gencatan Senjata Korea diberlakukan pada 1953, tetapi tidak ada perjanjian perdamaian yang ditandatangani.

Apa yang terjadi selanjutnya?

KTT Korea adalah pendahulu untuk pertemuan antara Kim dan Presiden AS Donald Trump, yang bakal  berlangsung pada akhir Mei atau awal Juni. Penmerintahan Trump telah menerapkan pendekatan "tekanan maksimum" ke Korea Utara.

Gedung Putih mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pertemuan itu adalah "harapan bahwa dialog ini akan mencapai kemajuan menuju masa depan yang damai dan sejahtera untuk seluruh Semenanjung Korea.

ap/yf(afp/ap/rtr)