Gedung Putih mengatakan pemimpin Islamic State telah "disingkirkan dari medan perang" dalam serangan di barat laut Suriah. Para saksi mengatakan serangan itu menewaskan sedikitnya 13 orang.
Iklan
Pihak Gedung Putih pada hari Kamis (03/029 mengatakan bahwa angkatan bersenjata AS "telah mengeluarkan" pemimpin kelompok Islamic State (IS) Abu Ibrahim al-Hashimi al-Qurayshi dari medan perang.
Kementerian Pertahanan Amerika Serikat (AS) Pentagon mengumumkan pasukan khusus mereka melakukan penyerbuan terhadap sebuah rumah dalam serangan kontraterorisme skala besar di barat laut Suriah, Kamis (03/029) pagi.
Lewat Twitter, Presiden AS Joe Biden mengatakan, "Berkat keterampilan, dan keberanian Angkatan Bersenjata kami, kami telah menyingkirkan pemimpin Islamic State Abu Ibrahim al-Hashimi al-Qurayshi dari medan perang."
Warga dan tim penolong di tempat kejadian melaporkan 13 orang tewas, termasuk enam anak-anak dan empat perempuan, seperti dilaporkan Associated Press. "Misi itu berhasil,” kata juru bicara Pentagon John Kirby dalam sebuah pernyataan singkat. "Tidak ada korban dari pihak Amerika Serikat. .
Penduduk setempat mengatakan, serangan berlangsung lebih dari dua jam, mengguncang desa Atmeh di dekat perbatasan ke Turki, wilayah yang menjadi tempat penampungan pengungsi Perang Suriah.
Seorang jurnalis kantor berita The Associated Press dan beberapa warga mengatakan, mereka melihat bagian tubuh berserakan di dekat lokasi serangan, sebuah rumah di provinsi Idlib yang dikuasai pemberontak Suriah.
Sebagian besar warga baru bersedia berbicara dengan syarat identitas mereka tidak disebutkan karena takut aksi balas dendam IS. Mereka mengatakan serangan itu melibatkan helikopter, ledakan, dan tembakan senapan mesin.
Serangan ini adalah yang terbesar di provinsi Idlib sejak serangan era Donald Trump tahun 2019 yang menewaskan pemimpin ISIS Abu Bakr al-Baghdadi. yf/hp (dpa,ap,reuters)
Anggota ISIS Yang Menyesal dan Kembali ke Sukunya
Banyak warga Suriah yang bergabung dengan ISIS. Setelah kekalahan kelompok teror itu, mereka ditahan dan diadili, kemudian dikembalikan ke sukunya melalui perundingan antar suku.
Foto: DW/B. Gerdziunas
Milisi Al-Sanadid
Milisi Al-Sanadid dari suku Shammar menguasai kawasan di Suriah timur laut, dekat dengan perbatasan ke Irak. Mereka adalah bagian dari Pasukan Demokratik Suriah SDF yang didukung AS. Sekarang menjadi menjadi bagian aparat keamanan dari pemerintahan sipil Kurdi di Suriah utara.
Foto: DW/B. Gerdziunas
Ikatan kesukuan
Banyak mantan anggota ISIS lokal yang menyerahkan diri ke SDF setelah mengalami serangan dan mendengar seruan agar menyerah. Mereka kemudian ditahan dan diadili. Setelah itu, mereka diizinkan lagi pulang dan bergabung dengan sukunya.
Foto: DW/B. Gerdziunas
Mediasi kepala suku
Kepala suku Sheikh Humaydi menjamu tamu-tamunya dan menjadi penengah dalam perselisihan lokal. "Konflik nasional ini akan berakhir suatu hari, tetapi konflik relijius akan berlanjut," katanya. "Tujuan kami sama dengan barat - perang melawan terorisme; sekarang kami menengahi antara mantan pejuang ISIS dan mereka yang pernah menderita di bawah penindasan ISIS."
Foto: DW/B. Gerdziunas
Diplomasi antar suku
Anggota suku Shammar menyambut tamu dari Irak. "Ada di Suriah yang bergabung dengan ISIS hanya karena tekanan dari para pemimpin mereka," kata Sheikh Humaydi, "dan karena kita memiliki ikatan kesukuan, mereka kembali kepada kami."
Foto: DW/B. Gerdziunas
Hierarki yang ketat
Kehidupan di daerah pedesaan diatur dengan hierarki yang ketat. Para pemimpin suku Shammar ingin memainkan peranan penting dan menempatkan diri sebagai penengah. Sheikh Humaydi mengatakan, baru-baru ini delegasi Inggris dan AS mengunjunginya.
Foto: DW/B. Gerdziunas
Tidak ingin dikenali
Pria yang dipanggil Abu Hassan ini tidak ingin mengungkapkan nama aslinya karena takut pembalasan ISIS. Dia mengaku tidak pernah berperang untuk ISIS, dan hanya bergabung dengan kelompok teror ini tahun 2015 agar dapat terus bekerja sebagai guru sekolah. "Kami pikir ISIS akan membawa keadilan, karena kami sangat menderita di bawah rezim Assad," katanya.
Foto: DW/B. Gerdziunas
Komandan milisi
Komandan milisi Al-Sanadid adalah Bandar Humaydi, putra Sheikh Humaydi. Karirnya naik tahun 2014/15 ketika pasukannya berhasil melakukan perlawanan terhadap ISIS. Waktu itu desa mereka hampir sepenuhnya dikepung pasukan ISIS yang datang menyerang.
Foto: DW/B. Gerdziunas
Remaja di masa perang
Remaja di Shammar bermain bola mengisi waktu senggangnya. Jalur kereta yang dulu menghubungkan Suriah dan Irak sudah terbengkalai di dekatnya. Saat ini, ratusan anggota ISIS sudah berpaling dan bergabung lagi dengan sukunya, kata Sheikh Humaydi, tanpa menyebutkan jumlah tepatnya.(Teks: Benas Gerdziunas/hp/ )