Pemimpin Korsel Dicap sebagai 'Burung Beo AS' oleh Korut
30 Maret 2021
Adik perempuan dari Kim Jong Un sebut kritik yang dilontarkan terhadap uji senjata oleh Korea Utara sebagai tindakan "tidak tahu malu." AS dan Korea Selatan sebelumnya mengutuk penembakan rudal balistik pekan lalu.
Iklan
Korea Utara (Korut) mencap Presiden Korea Selatan (Korsel) Moon Jae-in sebagai “burung beo yang dibesarkan oleh Amerika”, demikian disampaikan dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan oleh media pemerintah pada Selasa (30/03).
Kim Yo Jong, saudara perempuan dari pemimpin tertinggi Korut Kim Jong Un mengatakan bahwa kritik Moon yang “tidak masuk akal dan kurang ajar” terhadap uji coba rudal Korut, hanya menggemakan sikap dari Amerika Serikat (AS).
Sebagai tanggapan, Kementerian Unifikasi Seoul menyatakan “sangat menyesalkan” pernyataan Jong, seraya mengatakan bahwa kedua negara harus mematuhi “aturan etiket minimum dalam keadaan apa pun.”
Apa yang dikatakan Moon terkait uji coba rudal Korut?
Sebelumnya, Korut telah menembakkan dua “peluru kendali taktis tipe baru” ke arah laut pada Kamis (25/03).
Merespons hal ini Moon mengatakan bahwa “tindakan-tindakan yang menimbulkan kesulitan dalam upaya mewujudkan dialog sangat tidak diinginkan,” demikian menurut kantor berita Yonhap.
Presiden Korsel itu juga menambahkan bahwa “orang-orang sangat khawatir” dengan peluncuran rudal oleh Korut.
Kritik dari Moon serupa dengan komentar Presiden AS Joe Biden, yang berjanji akan mengambil tindakan jika Korut terus meningkatkan ketegangan.
Resolusi Dewan Keamanan PBB sejatinya telah melarang uji coba rudal dan nuklir oleh Korut, karena dianggap menimbulkan ancaman bagi perdamaian internasional. Namun, Korut berpendapat bahwa mereka memiliki hak berdaulat untuk melakukan uji coba semacam itu untuk membantu melawan ancaman militer AS.
Kota 'Lambang Peradaban Modern' di Korea Utara
Kim Jong Un resmikan proyek mercusuar di dekat gunung suci yang disebut-sebut sebagai tempat kelahiran ayahnya. Media pemerintah menggambarkan kota Samjiyon sebagai "lambang peradaban modern."
Foto: Reuters/KCNA
Samjiyon, kota yang berubah
Pemimpin Tertinggi Korea Utara Kim Jong Un (kedua dari kanan) meresmikan rampungnya pembangunan dan renovasi kota Samjiyon. Kim memuji kota itu sebagai "lambang peradaban modern."
Foto: picture alliance/dpa/KCNA
Disebut sebagai kota kelahiran Kim Jong Il
Kota Samjiyon terletak di dekat Gunung Paektu, jaraknya sekitar 15 kilometer dari Sungai Yalu yang memisahkan Korea Utara dan Cina. Situs ini menyandang status suci di Korea Utara karena disebut sebagai tempat kelahiran ayah dan pendahulu Kim Jong Un, Kim Jong Il.
Foto: Reuters/KCNA
Dilengkapi resor ski
Samjiyon digambarkan sebagai "kota pegunungan modern di bawah sosialisme." Di kota ini tersedia perumahan untuk 4.000 keluarga, menurut kantor berita resmi KCNA. Kota ini juga dilengkapi dengan rumah sakit, fasilitas kebudayaan, dan resor ski.
Foto: Reuters/KCNA
Inisiatif besar
Pembukaan kota resor Samjiyon menampilkan atraksi kembang api dan melibatkan kemeriahan yang luar biasa. Kota ini menjadi bagian dari inisiatif ekonomi terbesar yang dilakukan Kim sebagai upaya untuk memberdayakan "perekonomian yang mandiri" di tengah sanksi AS.
Foto: Reuters/KCNA
Hadapi 'kendala dan tantangan'
Media pemerintah mengatakan proyek itu berhasil diselesaikan meski menghadapi "cobaan terburuk" serta "kendala dan tantangan," tanpa menjelaskan lebih lanjut maksudnya. Proses konstruksi sempat ditunda karena kekurangan bahan dan tenaga kerja sebagai akibat sanksi internasional yang diberlakukan untuk mengekang program nuklir negara itu.
Foto: Getty Images/AFP/E. Jones
Pekerjakan brigade pekerja muda
Pyongyang memobilisasi brigade pekerja muda untuk mengerjakan proyek ini. Para pembelot dan aktivis hak asasi manusia Korea Utara menyamakan ini dengan "kerja paksa" karena pekerja mendapat makanan yang buruk, tidak digaji dan dipaksa bekerja lebih dari 12 jam sehari hingga 10 tahun. Mereka dijanjikan dapat kesempatan lebih bagus untuk masuk universitas atau ke Partai Buruh yang berkuasa. (ae/)
Foto: picture alliance/Yonhap
6 foto1 | 6
Siapakah Kim Yo Jong?
Kim Yo Jong, yang merupakan adik perempuan dari pemimpin tertinggi Korut pernah dianggap sebagai sosok yang akan menggantikan Kim Jong Un saat rumor kesehatannya yang memburuk beredar.
Jong sebelumnya pernah berkunjung ke Seoul pada awal 2018 dan menyampaikan undangan kakaknya kepada Presiden Moon untuk mengunjungi Pyongyang.
Tapi karena hubungan keduanya kembali tegang setelahnya, Jong berubah citranya dari pembawa pesan perdamaian menjadi tokoh anti-Seoul terkemuka.