1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pemimpin Oposisi Malaysia Anwar Ibrahim Ditangkap

Edith Koesoemawiria16 Juli 2008

Polisi Malaysia menangkap Anwar Ibrahim atas tuduhan sodomi, Rabu (16/07). Penangkapan terjadi setelah kesaksian Ibrahim bahwa Kepala Kepolisian dan Jaksa Penuntut Umum Malaysia merekayasa bukti kasus penangkapan 1998.

Anwar IbrahimFoto: AP

Ini rasanya seperti "dejavu", sepuluh tahun lalu hal yang sama terjadi. Demikian keluh Dr. Wan Azizah Wan Ismail, istri pemimpin oposisi Anwar Ibrahim, yang memimpin Partai Keadilan selama masa tahanan Ibrahim dulu.

Beberapa waktu Anwar Ibrahim lalu dibebaskan setelah menjalani hukuman enam tahun penjara atas tuduhan korupsi dan sodomi. Tuduhan yang terakhir ini kemudian dibatalkan. Namun baru-baru ini, tuduhan yang sama diajukan seorang pembantu dekatnya dan Anwar Ibrahim harus menghadap ke kantor polisi untuk proses investigasi. Seperti dulu, kali inipun Wan Azizah menilai penangkapan ini aneh. Khususnya, karena penangkapan terjadi kurang dari satu jam sebelum Ibrahim berangkat ke kantor polisi.

Menurut juru bicara Partai Keadilan, Tian Chua, polisi mendatangi rumah pasangan oposisi dan menggiring pergi Anwar Ibrahim pada pukul 12.45. Ia mengatakan, “Sampai sekarang kami belum menerima informasi dari polisi tentang penangkapan Ibrahim, ini sangat tidak jelas karena Anwar Ibrahim ketika itu sedang mempersiapkan diri untuk memenuhi undangan investigasi polisi pada pukul dua siang”

Belum selang lama, Wan Azizah mewakili sejumlah anggota Parlemen oposisi, menyampaikan mosi tidak percaya terhadap Perdana Menteri Abdullah Ahmad Badawi. Disebutkan, ia mendorong mosi itu agar pemerintah dan parlemen membahas beban rakyat Malaysia, setelah BBM dinaikkan 40%. Karenanya tidak heran, bila Tian Chua menilai penangkapan itu merupakan upaya intimidasi terhadap kelompok oposisi.

“Setelah pemilihan umum, momentum yang terkait dengan proses demokrasi terus meningkat dan dipimpin oleh pihak oposisi. Ini merupakan ancaman bagi partai yang berkuasa, karena di parlemen kami tidak saja mempertanyakan kebijakan dan peraturan yang tidak adil, tapi kami sudah mengajukan mosi tidak percaya terhadap pemerintahan dan kerap mendesak pemerintah untuk bertindak hati-hati. “ Begitu Tian Chua, ia menambahkan bahwa pemerintah Malaysia menganggap Anwar Ibrahim sebagai dalang dibalik pergerakan yang oleh mereka harus dihentikan. Menurut Tian Chua, dalam waktu mendatang ada kemungkinan pemerintah Malaysia mengambil tindakan keras terhadap seluruh oposisi.

Anwar Ibrahim dapat ditahan sampai 14 hari, setelah itu polisi Malaysia harus membebaskannya, apabila gugatan tidak diajukan dan proses hukum tidak dilanjutkan. Ibrahim Suffian, pengamat politik di Kuala Lumpur mengatakan bahwa penangkapan ini akan menyebabkan polarisasi dalam masyarakat. Terutama diantara masyarakat sipil. Sebagian besar akan melihat perkembangan ini sebagai cara untuk mengukur sejauh apa indepensi pihak kepolisian dari pemerintah.

Sementara Wan Azizah merisaukan keadaan dan nasib suaminya, terutama karena Anwar Ibrahim baru memberikan kesaksian bahwa dalam kasus penangkapannya di tahun 1998, Kepala Kepolisian dan Jaksa Penuntut Umum Malaysia telah merekayasa bukti-bukti untuk menjatuhkannya.(ek)