Apakah perempuan cantik adalah yang berkulit putih? Mengapa banyak perempuan Indonesia masih sibuk memutihkan kulit? Sebuah video kampanye berikuit menunjukkkan bahwa apapun warna kulit Anda, Anda tetap cantik.
Iklan
Kulit Anda gelap? Kini perempuan di berbagai belahan dunia menunjukkan rasa bangga dengan apapun warna kulitnya. Video berikut merupakan protes atas ketidakadilan persepsi yang dibentuk oleh kapitalisme dan pikiran patriarkhis, bahwa kulit harus berwarna bening atau putih. Kulit gelap pun keren. Anda pun bisa ikut berpartisispasi dalam kampanye ini dengan menggunakan tagar: #UnfairAndLovely di media sosial.
Fighting racist beauty ideals
02:41
Produk dan iklan pemutih kulit merajalela juga di Indonesia. Mengunjungi supermarket atau menonton televisi di Indonesia, tidak mungkin kita tidak melihat produk atau iklan pemutih kulit. Mengapa wanita Indonesia, tua dan muda, kelas atas dan kelas bawah, di kota dan di desa, sibuk memutihkan kulit mereka dengan berbagai produk dan kegiatan yang tujuannya mem'bening'kan kulit?
Apakah ini merupakan gejala modernisasi dan globalisasi? Menginginkan untuk tampil seperti si Bule atau si Indo yang kerap muncul mewarnai berbagai media di dunia dari televisi, majalah, hingga internet? Ataukah ini suatu upaya untuk menyelubungi status kelas agar nampak bak si “borju” kelas atas yang tak perlu berpanas-panasan, kemana-mana naik mobil atau tinggal di rumah ber-AC?
Jawabannya tak sesederhana itu. Berikut pandangan feminis Luh Ayu Saraswati:
Ada dua hal yang perlu kita amati untuk memahami lebih baik fenomena dasyatnya pemutih kulit di Indonesia:
Kenali Bahan Rahasia Kosmetika
Kosmetika membuat penampilan Anda jadi cantik, tetap segar, mempesona, wangi dan kulit tetap halus. Tahukah Anda bahwa kulit udang, minyak bumi dan sperma adalah bahan rahasia dalam kosmetika yang digunakan sehari-hari?
Foto: Fotolia/krimar
Minyak Bumi
Parafin yang merupakan produk olahan dari minyak bumi adalah salah satu komponen penting dalam kosmetika berupa krim, lotion atau juga sabun. Bahan ini tidak berwarna dan tidak berbau,membentuk lapisan tipis pelindung kulit, yang membuatnya tetap lembut. Lembaga konsumen menyebut bahan ini aman, tapi beberapa pakar kimia memperingatkan adanya efek gangguan keseimbangan pada kulit.
Foto: APTN
Kulit Udang
Shampo, kosmetik perawatan rambut atau pasta gigi biasanya menggunakan unsur Chitosan sebagai pengikat lemak dan mengentalkan senyawa. Chitosan biasanya diperoleh dari kulit udang, cangkang kepiting serta kulit pelindung serangga.
Foto: Getty Images
Sisik Ikan
Dengan memakai “lip gloss“ bibir terlihat selalui basah, berkilau dan tidak mudah pecah. Salah satu bahan yang membuat kilauan pada lip gloss berasal dari sisik ikan.
Foto: Fotolia/udra11
Sperma
Unsur organik ini biasanya digunakan untuk memperpanjang umur sel. Kosmetika yang ditawarkan berkhasiat anti penuaan atau anti-aging biasanya mengandung preparat yang diolah dari sperma.
Foto: picture alliance/dpa
Plasenta Binatang
Krim anti kerutan pada wajah biasanya mengandung unsur yang diekstraksi dari ari-ari atau plasenta binatang. Hormon yang berada dalam plasenta diyakini berdampak meremajakan kulit. Terapi plasenta untuk meremajakan kulit juga amat populer di kalangan selebriti.
Foto: imago/blickwinkel
Lemak Hewani
Lemak hewani untuk kosmetika biasanya diperoleh dari beragam binatang, baik sisa binatang ternak dari rumah jagal atau dari bangkai binatang liar. Secara industrial bagian tubuh hewan dibuat bubur dalam kondisi tekanan tinggi. Lemak hewani banyak digunakan untuk membuat sabun.
Alkohol
Sekitar 95 persen kosmetika menggunakan alkohol sebagai bahan pelarut, baik itu pada body lotion, krim kulit, after shave, pewarna rambut atau obat kumur. Efek samping alkohol pada kosmetika adalah membuat kulit atau rambut makin kering dan pecah-pecah. Juga bisa memicu rasa mual atau sakit kepala.
Foto: Getty Images
Aluminium
Logam ini bukan hanya digunakan membuat kaleng minuman, tapi juga salah satu unsur penting dalam deodorant. Unsur ini mencegah transpirasi berlebihan dengan cara menutup pori-pori. Logam ini bisa memiliki efek sampingan iritasi kulit dan merusak saraf.
Foto: dapd
Bahan Pengawet
Sekitar 40 persen industri kosmetik menggunakan bahan pengawet, yang berfungsi seperti hormon. Bahan ini bisa mempengaruhi pertumbuhan janin serta mempercepat pubertas. Juga unsur seperti hormon diduga berdampak karsinogen atau bisa memicu kanker.
9 foto1 | 9
1) Terjajahnya ruang emosi berdasarkan gender.
Hal utama yang perlu kita pahami adalah kesadaran kita terhadap proses penjajahan emosi yang terjadi berdasarkan gender. Penjajahan emosi terjadi ketika pemilik kekuasaan menekankan dan mendidik warganya untuk memiliki suatu perasaan tertentu terhadap suatu hal. Misalnya, ketika si penguasa menanamkan gagasan bahwa jika kita memiliki kulit gelap, kita harus merasa malu. Apalagi kalau kita perempuan. Sementara laki-laki tidak perlu merasa malu dan tertekan jika kulitnya gelap. Ini adalah contoh penjajahan emosi secara jender.
Contoh lainnya adalah perempuan dididik untuk merasa jelek ketika bersolek didepan kaca dan refleksi yang terpancarkan adalah bentuk wajah yang bukan ras campuran (Indo) atau seperti bangsa Eropa, yang hidungnya mancung. Perasaan-perasaan ini memang nampaknya seperti alami saja. Namun sebenarnya, perasaan terhadap diri sendiri seperti bangga, malu, sedih, dan bahagia tidak timbul secara alamiah, namun ditanamkan melalui berbagai media dan alat-alat kekuasaan.
Sosialisasi keluarga, teman, sekolah, majalah, dan media lainnya membentuk, atau lebih tepatnya, menjajah, emosi kita.
Supaya kita tidak mudah terbuai oleh tawaran produk-produk kecantikan seperti pemutih kulit, hal pertama yang harus kita lakukan adalah melawan penjajahan di ruang emosi. Ketika masyarakat dan penguasa mengajarkan agar kita merasa malu terhadap kulit warna kita, kita harus dapat melawan atau memerdekakan perasaan tersebut.
Tips Memiliki Kulit Sehat Cantik Berseri
Kulit adalah organ terbesar pada tubuh manusia dan menjadi pelindung dari faktor luar. Selain penting bagi tubuh, kesehatan kulit juga penting bagi penampilan dan kecantikan. Berikut beberapa tips yang bisa Anda ikuti.
Foto: Fotolia/Yvonne Bogdanski
Minyak Ikan Berkhasiat
Dengan memakan ikan, tubuh mendapat biotin (vitamin B7), yang memproduksi asam lemak dan memicu metabolisme asam amino yang jadi bahan utama protein. Kurangnya biotin antara lain mengakibatkan kulit tidak mulus, ibaratnya bersisik. Pada kulit kepala ini muncul dalam bentuk ketombe.
Foto: JNTO
Wortel untuk Warna Kulit
Melakukan diet yang mengikutsertakan banyak buah dan sayuran memberikan tubuh banyak cairan, sehingga baik bagi kulit dan bagian tubuh lainnya. Di samping itu, buah atau sayuran yang berwarna-warni, terutama yang kaya vitamin A seperti ubi dan wortel, bisa meningkatkan warna kuning dan merah pada kulit.
Foto: picture alliance/chromorange
Almond dan Kacang
Almond baik untuk kesehatan kulit karena mengandung banyak vitamin E. Memang memakan kacang ini tidak bisa menggantikan krim pelindung kulit. Tetapi vitamin E yang dikandungnya bisa memperkuat daya tahan kulit dari kerusakan yang diakibatkan sinar matahari. Jenis kacang lainnya, seperti kedelai dan kacang hijau, juga bermanfaat bagi kulit.
Foto: Fotolia/ExQuisine
Teh Hijau
Teh hijau juga bermanfaat untuk mengatasi jerawat, karena mengandung bahan antiseptik, anti inflamasi, dan anti bakteri. Jadi baik untuk bersihkan bakteri penyebab jerawat, cegah peradangan jerawat, serta menyembuhkan lebih cepat. Kandungan dalam teh hijau juga efektif untuk menjaga kelembaban kulit. Cara terbaik adalah dengan membuat masker dari daun teh hijau yang dicampur dengan putih telur.
Foto: picture alliance/WILDLIFE
Yogurt
Selain baik sebagai minuman, yogurt juga bermanfaat untuk haluskan kulit. Caranya dengan menggunakannya sebagai masker, dua atau tiga kali sehari. Setelah masker dibiarkan selama 10 menit, bilas wajah dengan air hangat. Yogurt mengandung asam laktik dan asam alfa hidroksi. Keduanya bermanfaat untuk mengikis lapisan terluar kulit dan menjadikannya halus.
Foto: Fotolia/Africa Studio
Kunyit
Kunyit bermanfaat untuk kulit berminyak, karena mengatur produksi sebum, yaitu zat yang diproduksi kelenjar minyak. Caranya dengan menggunakannya sebagai masker wajah. Sebagai masker wajah, kunyit bagus bagi kulit kering. Kunyit juga efektif untuk mengobati jerawat, karena ia memiliki sifat antiseptik dan antibakteri. Selain hilangkan jerawat, kunyit juga menjadikan kulit halus serta bercahaya.
Foto: picture-alliance/dpa/J. Strobel
Cokelat Hitam
Cokelat hitam berguna untuk lembabkan kulit, karena mengandung vitamin E yang bersifat antioksidan. Jika rajin menggunakan masker dari cokelat hitam kulit akan lebih lembab dan kesehatannya terjaga. Selain itu, kandungan flavonoid dalam cokelat hitam bisa digunakan untuk meredakan kulit yang terbakar paparan sinar matahari.
Foto: Fotolia/Valua Vitaly
Melindungi dari Sinar Matahari
Sinar matahari penting untuk tubuh. Tetapi jika terlalu banyak, sinar matahari bisa menyebabkan kerusakan kulit, bahkan kanker kulit. Cara melindungi kulit dari sinar matahari antara lain dengan menggunakan krim pelindung kulit. Selain itu, sebaiknya menghindari penyinaran langsung, dan berlindung di tempat teduh.
Foto: imago/Xinhua
Membersihkan Kulit
Untuk menjaga kesehatan kulit, membersihkan kulit jadi salah satu hal terpenting. Sebaiknya membersihkan dilakukan dengan cara lembut. Sangat penting untuk membersihkan wajah dari make up sebelum tidur, karena selama tidur kulit melakukan regenerasi. Sebaliknya, membersihkan kulit terlalu sering juga merugikan, karena menyebabkan kulit tambah kering.
Foto: picture-alliance/dpa/B. Thissen
Hindari Stres
Stres yang tak terkontrol bisa menyebabkan kulit sangat sensitif, sehingga jerawat mudah timbul, juga masalah kulit lainnya. Untuk menjaga kesehatan kulit, juga pikiran, ambil langkah untuk mengatasi stres. Tetapkan jadwal yang realistis dan sediakan waktu untuk menikmati hal yang menyenangkan.
Foto: Fotolia/Dan Race
10 foto1 | 10
2) Gagalnya pembentukan wacana kecantikan Indonesia paska-kolonial.
Ketika Indonesia terbentuk sebagai konsep negara-bangsa baru, berhasil melepaskan diri dari cengkraman penjajah, nilai-nilai baru tentunya muncul. Salah satu nilai atau wacana baru yang dibentuk paska-kolonial, adalah wacana kecantikan. Wacana kecantikan Indonesia yang dibentuk saat itu tentunya akan berbau nasionalisme.
Namun sayangnya, ketika proses pembentukan wacana kecantikan bangsa terjadi, kemerdekaan emosi belum mengakar, sehingga nilai-nilai baru yang muncul masih memicu pada nilai bangsa Barat, walaupun dibentuk dengan proses pembedaan, atau yang disebut oleh Homi Bhabha sebagai “colonial mimicry” (mimikri kolonial) atau “almost the same, but not quite” (hampir sama tetapi tidak persis). Sehingga yang terjadi adalah munculnya wacana kecantikan yang hampir sama seperti orang Barat, namun tidak persis sama. Gadis Indo, yang memang sudah populer bahkan sejak jaman penjajahan, dengan kulit yang terang, menjadi wajah bangsa Indonesia. Kulit putih sebagai idaman atau kulit ideal bangsa Indonesia merupakan bukti gagalnya pembentukan wacana kecantikan Indonesia.
Jika kita ingin terbebaskan dari belenggu rutinitas kecantikan seperti memutihkan kulit, langkah pertama yang kita perlu lakukan adalah memerdekakan ruang emosi kita dulu. Ketika kita merasakan suatu perasaan, kita haruslah bertanya secara kritis, “mengapa saya merasakan perasaan seperti ini terhadap wajah dan badan saya?” “dari mana datangnya perasaan ini?” “apa yang bisa saya rasakan dan lakukan yang berbeda dari biasanya?”
Setelah itu, kita juga harus berhenti menjadi alat penjajahan terhadap orang lain, teman, saudara, bahkan anak perempuan kita sendiri. Kita harus berhenti mengatakan, “Aduh, malu, kulit kamu kok hitam sekali sih?” “Kamu tidak malu, wajahnya jelek seperti itu?” Kita harus berani memulai pembentukan wacana kecantikan Indonesia yang baru, yang tidak mengacu kepada negara Barat dan tidak mengindahkan sejarah penjajahan baik emosi ataupun politis di Indonesia selama ini.
Penulis:
L. Ayu Saraswati, seorang penulis, staff pengajar, dan professor di kajian Wanita di Universitas Hawaii. Bukunya yang berjudul Seeing Beauty Sensing Race in Transnational Indonesia mendapat penghargaan dari National Women's Studies Association sebagai buku terbaik di bidang feminisme transnasional tahun 2013.
*Setiap tulisan yang dimuat dalam #DWNesia menjadi tanggung jawab penulis.