1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pena 3D Buatan Eropa Paling Multiguna

Rob Cameron26 November 2013

Percetakan 3D banyak disorot media terkait kemajuan teknologi dalam menciptakan produk-produk mematikan. Namun pena 3D tidak kalah menarik. Dan yang pertama diproduksi di Eropa datang dari seorang mahasiswa.

Foto: Rob Cameron

Perkenalkan pena 3D. Pena yang 'menulis' di atas permukaan atau udara dengan menggunakan plastik cair dan bukan tinta.

Bagi mereka yang semasa kecil berjam-jam sibuk mengelem model pesawat atau mobil balap dari plastik pasti senang mendengar adanya teknologi terbaru ini.

"Pena 3Dsimo memang intinya untuk bersenang-senang," ucap David Paskevic, seorang mahasiswa jurusan elektronik dari Republik Ceko yang mengembangkan pena tiga dimensi pertama di Eropa.

"Batasannya hanya imajinasi Anda," ungkapnya kepada DW.

3Dsimo menjadi pena 3D ketiga yang pernah dikembangkan. Jadi bagaimana cara kerjanya?

Ukuran dan beratnya mirip kipas angin portabel, hasil goresan 3Dsimo menyerupai uraian tipis spaghetti mentah. 'Tinta' cair mengering begitu terkena udara. Sehingga model plastik dapat digambar - lebih mudah pada permukaan datar, tapi juga di udara.

David Paskevic, mahasiswa tahun keempat di bidang elektronik, bisa menjadi yang pertama di EropaFoto: Rob Cameron

Tahap awal sebuah industri

David Paskevic mengatakan saat ini ada tiga pena 3D di dunia.

Yang pertama di dunia - 3Doodler - diciptakan oleh pengembang Amerika Serikat di Boston, sebuah produk tambahan buatan Cina, dan kini 3Dsimo, yang ia klaim pena 3D yang paling multiguna.

"Keuntungan terbesar 3Dsimo adalah bisa menulis di udara baik menggunakan bioplastik seperti PLA (asam polilaktat) dan termoplastik seperti ABS (akrilonitril butadiena stiren), dan tentunya material plastik lainnya."

"Pena 3D lainnya hanya bisa memakai plastik ABS," jelas Paskevic, "Karena bekerja pada suhu tertentu dan kecepatan tertentu. Pena buatan kami dapat disetel pada suhu berapa pun antara 0 hingga 260 derajat Celsius, dan ini penting karena setiap plastik mempunyai titik didih yang berbeda-beda."

3Doodler buatan Amerika dijual melalui situs crowdfunding Kickstarter, sementara 3Dsimo tersedia melalui situs Indiegogo.

Di dalam Perpustakaan Teknis Nasional di Praha, Paskevic mengeluarkan sejumlah model dari sebuah kotak sepatu - sepasang kacamata, sebuah pohon kecil, seekor dinosaurus, tiruan menara Eiffel, dan sebuah pesawat berbaling-baling satu.

Semuanya hasil karya 3Dsimo.

David Paskevic mengatakan menunggu paten di Eropa dapat membunuh desain sendiriFoto: Rob Cameron

Tidak terlindungi oleh paten

Aspek paling menarik dari 3Dsimo adalah fakta bahwa produk ini tidak terlindungi oleh paten - karena mematenkan sebuah desain industri berarti menghentikan segala aktivitas pengembangan dan promosi selama 7 bulan agar paten dapat teregistrasi.

Dalam dunia percetakan 3D yang bergerak cepat, menurut Paskevic, menunggu selama itu dapat berakibat fatal.

"Kalau kami harus menunggu selama 7 bulan, mungkin saja produk lain muncul di pasaran yang menyerupai produk kami. Nantinya jadi tidak mungkin merilis produk ini ke toko-toko."

Semakin banyak pena dapat bermunculan di masa depan, itu menunjukkan betapa teknologi ini masih berada dalam tahap embrio.

Saat ini pena 3D masih dianggap mainan bagi seniman pemula dan anak-anak.

Tapi di masa depan, begitu 'tinta'-nya lebih stabil dan teknologinya lebih maju, tidak sulit untuk membayangkan desainer 'menggambar' mobil baru di hadapan para petinggi perusahaan, atau seorang arsitek 'menggambar' sketsa sebuah rumah baru.