1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Penanganan aksi teror di Beslan

6 September 2004
Suasana berkabung di Rusia. Foto anak-anak yang tewas.
Suasana berkabung di Rusia. Foto anak-anak yang tewas.Foto: AP

Harian Jerman Handelsblatt mengomentari politik-Chechnya Rusia:

Memang dengan para penyandera dan kaum ekstremis sulit mengadakan perundingan. Namun paling tidak Presiden Putin dapat berusaha menarik simpati sebagian besar rakyat Chechnya. Namun selama ini Putin tidak memberikan kebebasan kepada rakyat Chechnya untuk memilih presiden pilihannya sendiri. Putin hendaknya juga menindak pelanggaran HAM berat oleh pasukan dan skwadron maut Chechnya yang pro-Rusia. Hanya dengan cara itu Putin dapat menyebar perasaan keadilan di kalangan warga Chechnya.

Harian Rusia Russki Kurjer mengkritik politik informasi pemerintah dalam drama penyanderaan di Beslan:

54 jam penyanderaan berakhir dengan kematian anak. Tidak diragukan lagi, penyerbuan sekolah itu diprovokasikan. Namun oleh siapa? Bila para teroris hendak menciptakan kekacauan, supaya dapat melarikan diri, seperti yang dikatakan oleh staf krisis, maka mereka akan melakukannya pada tengah malam. Di waktu gelap polisi tidak akan menembaki orang-orang yang melairkan diri.

Tidak hanya media massa Rusia mengkritik cara pemerintah Moskow menangani drama penyanderaan di Beslan. Juga harian Austria Salzburger Nachrichten mengkritik ketidak-mampuan aparat keamanan Rusia:

Di mana-mana di dunia pasukan khusus dilatih untuk membekuk para penyandera dan menyelamatkan para sandera. Namun di Rusia, para sandera merupakan korban yang patut disesalkan, yang menjadi prioritas kedua. Tidak ada satu tanda pun yang menunjukkan bahwa nyawa para sandera merupakan prioritas utama bagi pemerintah Rusia.

Sementara harian Hongaria Magyar Hirlap mempertanyakan peran presiden Rusia Wladimir Putin dalam drama penyanderaan itu. Apakah Putin , pemimpin atau kaki tangan mantan KGB?

Dewan Keamanan Rusia , badan penasehat Kremlin, pada tanggal 1 Agustus lalu menganjurkan Putin selaku pemimpin internasional , menunjukkan ketegasan. Apakah Putin, sebagai bekas perwira KGB mendikte bekas bawahannya, yang masih tetap memegang jabatan yang sama, ataukah para mantan jendral yang mendorong Putin? Baik untuk diketahuinya, sebab Rusia masih tetap merupakan negara besar yang dapat mengejutkan dunia, seperti di hari-hari belakangan ini.

Surat kabar Belanda Trouw menulis, penyelesaian masalah Chechnya tidak boleh diserahkan kepada Putin:

Tak seorang pun dapat membenarkan bahwa orang-orang tdak berdosa dibantai, seperti yang terjadi di Beslan. Namun juga tidak dapat dibiarkan bahwa dunia barat hanya menonton, sementara terjadi drama Chechnya. Yang jelas, masalah Chechnya tidak bisa hanya diserahkan kepada Putin untuk menyelesaikannya.

Akhirya kami kutip komentar harian Indonesia Kompas mengenai tragedi kemanusiaan di Beslan:

Krisis sandera di Beslan memuncak menjadi tragedi kemanusiaan hari Jumat, 3 September, lalu. Atas nama kepentingan membentuk negara separatis di Chechnya, gerilyawan telah menggunakan cara-cara teror. Ibarat protagonis terkenal, kaum teroris menjadikan gedung SD di Beslan sebagai panggung untuk menarik perhatian pemerintah dan rakyat Rusia maupun komunitas internasional tentang perjuangannya bagi pembentukan negara separatis di Chechnya. Rupanya pendekatan kekerasan yang ditempuh pemerintahan Presiden Rusia Vladimir Putin tidak terlalu efektif untuk meredam dan menghentikan gerakan kaum pemberontak. Posisi Pemerintah Rusia sangatlah dilematis. Jika tuntutan separatisme diikuti, tidak ada jaminan, pembentukan negara Chechnya tidak akan diikuti wilayah lainnya. Persoalan Chechnya memang sangat merepotkan dan dilematis bagi Rusia.