Pemimpin SPD Martin Schulz ingin surplus anggaran Jerman digunakan untuk investasi dalam negeri. Schulz berjanji akan membangun "Jerman modern" dan pelayanan birokrasi digital.
Iklan
Jerman memasuki masa liburan tengah tahun, namun para politisi kini sibuk bertarung menuju Pemilihan Nasional 24 September mendatang. Kanselir Angela Merkel (CDU) tetap menjadi calon terkuat. Penantangnya Martin Schulz (SPD) berusaha mencari titik lemah. Sulitnya, CDU dan SPD justru saat ini berkoalisi di bawah pimpinan Merkel.
Martin Schulz kini meluncurkan apa yang disebutnya "agenda masa depan" untuk mewujudkan "Jerman modern". Agenda itu diperkenalkan SPD di Berlin Minggu malam (16/7) dengan slogan baru kandidat utamanya: "Deutschland kann besser" (Jerman bisa lebih baik).
"Jerman bisa berbuat lebih banyak," kata Schulz kepada delegasi SPD di Berlin. "Ada yang bersikap menunggu masa depan. Kami ingin membentuk masa depan."
Schulz menuduh pemerintahan Merkel dan Menteri Keuangan Wolfgang Schäuble terlalu sedikit membelanjakan surplus anggaran dan perdagangan di dalam negeri. Dia menuntut agar Jerman lebih banyak melakukan investasi di negara sendiri dan di Uni Eropa.
Di dalam negeri, Schulz mendesak negara untuk menggalakkan pembangunan infrastruktur dan penggunaan koneksi internet seba cepat. Dia juga menuntut investasi dalam infrastruktur kereta api cepat, energi terbarukan dan bidang pendidikan.
"Negara memang tidak bisa membiarkan defisit yang berlebihan," kata Schulz. "Namun negara juga harus menggunakan uangnya untuk memperbaiki infrastruktur publik sesuai kebijakan wajibnya." Schulz menuntut agar ada jumlah minimum yang ditetapkan untuk investasi.
Bagian lain dari rencana 10 butir Martin Schulz adalah digitalisasi. Ia ingin membuat layanan pemerintah dan birokrasi tersedia secara online selama 24 jam untuk memotong birokrasi yang panjang.
Agenda politik Martin Schulz juga menjanjikan upah yang lebih adil, keamanan kerja yang lebih baik, pendidikan gratis sampai tingkat master, pemotongan pajak untuk keluarga, dukungan finansial untuk pembeli rumah dan penjaminan tingkat pensiun. Semua tema ini sarat berisi pesan keadilan sosial, salah satu isu utama SPD untuk menyerang Kanselir Merkel.
Tapi jajak pendapat menunjukkan, Martin Schulz masih tertinggal hampir 20 persen di belakang Angela Merkel. Kebanyakan pemilih Jerman memandang Merkel, yang sudah menjabat selama 12 tahun, sebagai pemimpin yang tenang, dapat dipercaya dan mampu memberikan stabilitas serta kemajuan ekonomi.
Kanselir Jerman, dari Adenauer hingga Merkel
Delapan orang pernah memerintah Jerman sejak 1949. Tujuh laki-laki historis dan seorang Angela Merkel. Sekilas para tokoh pemimpin Jerman dan pencapaian mereka.
Foto: picture-alliance/ ZB
Konrad Adenauer (CDU), 1949 - 1963
Konrad Adenauer adalah kanselir Jerman pertama. Bekas walikota Köln ini membawa republik federal yang baru seumur jagung ke panggung dunia. Kebijakan luar negerinya sering berorientasi ke barat. Adenauer yang dikenal otoriter sejak awal mendesak pembentukan kembali militer Jerman, Bundeswehr.
Foto: picture-alliance/Judaica-Sammlung
Ludwig Erhard (CDU), 1963 - 1966
Tahun 1963 Partai CDU menggeser Adenauer yang saat itu berusia 87 tahun dengan Ludwig Erhard. Sosok yang menjabat menteri ekonomi di era Adenauer itu memperkenalkan konsep Ekonomi Pasar Sosial dan dengan begitu ikut melahirkan keajaiban ekonomi Jerman Barat di akhir 50-an. Erhard menggemari cerutu, setiap hari ia menghabiskan 15 batang. Pemerintahannya bertahan sampai tahun 1966.
Foto: picture-alliance/dpa
Kurt Georg Kiesinger (CDU), 1966 - 1969
Kurt Georg Kiesinger adalah kanselir pertama yang menggawangi koalisi dua partai besar, CDU dan SPD. Pemerintahannya berhasil membawa perekonomian Jerman keluar dari resesi. Kiesinger menyulut aksi demonstrasi pemuda dan mahasiswa lantaran memberlakukan Undang-undang Darurat yang dianggap memberangus hak-hak warga sipil. Statusnya sebagai kanselir mengundang kontroversi berlatarbelakang NAZI.
Foto: picture alliance/AP Photo
Willy Brandt (SPD), 1969 - 1974
Gerakan sosial generasi 60-an membawa perubahan kekuasaan: Willy Brandt menjadi kanselir pertama dari Partai Sosial Demokrat (SPD). Foto Brandt saat bertekuk lutut di bekas Gheto Warsawa dan meminta maaf atas kekejaman rejim NAZI, menjadi simbol rekonsiliasi dan perdamaian. Ia merajut kembali hubungan dengan negara-negara anggota Uni Sovyet. 1971 Brandt mendapat penghargaan Nobel Perdamaian.
Foto: picture-alliance/Bildarchiv
Helmut Schmidt (SPD), 1974 - 1982
Helmut Schmidt mengambilalih kekuasaan setelah rekan separtainya, Brandt, mengundurkan diri. Krisis minyak, inflasi dan stagnasi ekonomi mewarnai pemerintahan bekas perwira Angkatan Udara tersebut. Gaya pemerintahannya rasional dan efisien. Ia misalnya bersikap keras terhadap kelompok teroris, Fraksi Tentara Merah (RAF). Karier Schmidt di Kanzleramt berakhir lewat mosi tidak percaya.
Foto: picture-alliance/Egon Steiner
Helmut Kohl (CDU), 1982 - 1998
Masa pemerintahannya yang berlangsung selama 16 tahun adalah rekor tersendiri. Helmut Kohl dikenal tangguh, keras kepala dan tidak menunjukkan ambisi reformasi. Pencapaian terbesarnya adalah reunifikasi Jerman dan pembangunan kembali kawasan bekas Jerman Timur. Kohl juga mempercepat institusionalisasi Uni Eropa.
Foto: picture-alliance/dpa
Gerhard Schröder (SPD), 1998 - 2005
Gerhard Schröder menjadi kanselir di tengah demam perubahan yang melanda Jerman pasca empat episode pemerintahan Helmut Kohl. Ia mengirimkan misi militer luar negeri pertama Jerman, di antaranya Afghanistan. Penolakannya terhadap desakan Amerika untuk bergabung dalam invasi Irak mencuatkan namanya di dunia internasional.
Foto: picture-alliance/dpa
Angela Merkel (CDU), sejak 2005
Sejak 2005 Angela Merkel menjadi kanselir di Jerman. Tantangan terbesar yang dihadapi kabinetnya sejauh ini adalah krisis keuangan global dan krisis Euro serta krisis pengungsi. Gaya pemerintahannya pragmatis. Merkel misalnya menyudahi produksi energi nuklir pasca bencana atom di Fukushima, kendati ini bertentangan dengan haluan partai.