1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Penasehat Raja Thailand Dituntut Mundur

8 April 2009

Puluhan ribu orang berdemonstrasi di Bangkok, menuntut mundur penasehat utama Raja yang dituduh mengatur kudeta terhadap mantan Perdana Menteri Thaksin Sinawatra.

Pendukung Thaksin berdemonstrasi di BangkokFoto: AP

Para pendukung mantan PM Thaksin Shinawatra berkumpul Rabu pagi (08/04) di depan istana kerajaan di ibukota Thailand. Menurut keterangan polisi, jumlahnya mencapai 50 ribu orang. Sebagian kemudian beralih ke kediaman penasehat tertinggi Raja Bhumibol Adulyadey. Mereka menuduh Prem Tinsunalonda sebagai dalang kudeta militer September 2006, terhadap Thaksin yang terpilih sebagai perdana menteri dengan suara mayoritas rakyat. Massa yang berpakaian merah, bertepuk tangan dan bersorak ketika seorang pemimpin aksi protes meneriakkan tuntutan mundur terhadap Prem.

Dalam dua setengah tahun terakhir, sudah dua kali partai pro-Thaksin, yang memenangkan pemilu, dibubarkan karena melakukan kecurangan. Tindakan itu dilihat oleh para pendukung partai sebagai konspirasi politik antara elit di kalangan sipil dan kerajaan.

Ribuan polisi dan tentara, berseragam maupun berpakaian sipil, dikerahkan untuk menjaga situasi keamanan di Bangkok. Sejauh ini tak ada laporan tentang aksi kekerasan. Massa pro-Thaksin yang mengenakan pakaian merah mengancam akan memperluas protes ke seluruh negeri, jika demonstrasi hari ini dihalang-halangi.

Jatuporn Prompan, salah seorang pemimpin Front untuk Demokrasi Melawan Kediktaturan, UDD, yang pro Thaksin, mengumumkan, jika perlu pertemuan para pemimpin ASEAN juga akan diblokir.

Rabu ini (08/04), Perdana Menteri Abhisit Vejjajiva, menegaskan, pertemuan tingkat tinggi para pemimpin ASEAN, yang sudah ditunda satu kali, akan tetap diselenggarakan. Tidak ada ancaman keamanan bagi penyelenggaraan KTT ASEAN yang akan dimulai Jumat (10/04), kata Abhisit. Selasa (07/04), pendukung Thaksin berpakaian merah menyerang mobil yang dikendarai Abhisit, setelah rapat kebinet di Pattaya, yang akan menjadi tempat penyelenggaraan KTT ASEAN.

Sementara itu, koran-koran Thailand melaporkan bahwa anggota keluarga Thaksin Sinawatra telah meninggalkan Thailand. Tahun 2008 lalu, Thaksin divonis dua tahun penjara dengan tuduhan menyalahgunakan kekuasaan. Ia menyatakan hidup dalam pengasingan, namun diberitakan berpindah-pindah. Baru-baru ini ia muncul di Dubai dan Hongkong.

Bernd Musch-Borowska/Renata Permadi