1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pencari Suaka ke Australia Menurun

27 Maret 2012

Jumlah pencari suaka ke Australia menurun tahun 2011. Demikian data yang dipublikasikan PBB (27/03). Tren global menunjukkan lonjakan pencari suaka sebesar 20 persen ke negara maju lainnya.

Pesisir Pulau Natal, sasaran pencari suakaFoto: AP

Meskipun jumlah pencari suaka tergolong relatif kecil untuk ukuran standar internasional,  masalah pencari suaka merupakan topik politik panas di Australia, serta mendominasi pemilu nasional pada tahun 2010.

Kecelakaan kerap menimpa pencari suakaFoto: AP

Pencari Suaka ke Australia Menurun

Dalam laporan badan Perserikatan Bangsa-bangsa urusan pengungsi UNHCR yang bertajuk “Tingkat dan Tren pencari Suaka ke Negara-negara Industrialisasi, jumlah pencari suaka ke Australia menurun sekitar sembilan persen, dari 12.640 pada tahun 2010 menjadi 11.510  pencari suaka di tahun 2011. Hal ini terjadi karena penurunan jumlah manusia perahu terutama dari Afghanistan.  Kepala reprsentatif regional UNHCR Richard Towle mengatakan, “Laporan ini menunjukan secara jelas bahwa jumlah pencari suaka ke Australia semakin bisa teratasi, jika dibandingkan dengan negara-negara industri lainnya.“

Anak pengungsiFoto: AP

Pencari suaka ke Australia, bukan hanya datang dari kawasan Afghanistan, namun juga Iran dan Sri Lanka yang sebagian di antaranya melewati kawasan Indonesia.

Meski jumlahnya menurun, menteri imigrasi Australia Chris Bowen menyebutkan, pemerintah negara kangguru tersebut akan tetap siaga memperketat pengawasan, “Yang terpenting adalah kita mencegah orang-orang untuk mempertaruhkan nyawa mereka dengan nekad melakukan perjalanan berbahaya,“ tutur Bowen.

Meningkat ke Negara Industri Lain

Sekitar 20 persen pencari suaka tiba di negara-negara industri lainnya. Banyak diantaranya datang dari Libya  dan sebagian lainnya dari Afrika Utara yang dengan perahu menuju ke selatan Eropa. Lonjakan jumlah pencari suaka ke Eropa dipicu pula oleh revolusi “Musim Semi Arab.”

Purwaningsih/afp

Editor : Kostermans