Pencarian Korban Tragedi KM Sinar Bangun Resmi Dihentikan
3 Juli 2018
Meskipun dihentikan, tim SAR tetap melaksanakan operasi rutin dan pemantauan di sekitar Danau Toba serta menerima laporan warga untuk mengantisipasi adanya korban tenggelam yang ditemukan.
Iklan
Pencarian korban kecelakaan KM Sinar Bangun di Danau Toba, salah satu danau terdalam di dunia, resmi dihentikan Selasa (03/07). Pihak otoritas mengatakan hal ini disepakati setelah diskusi yang "intens" dengan keluarga korban. Akhir dari upaya pencarian diiringi dengan doa, tabur bunga di Danau Toba dan upacara peletakan batu pertama untuk pembangunan monumen korban KM Sinar Bangun.
Kepala SAR Medan sekaligus Koordinator Tim Pencarian KM Sinar Bangun, Budiawan, menjelaskan alasannya kepada detikcom, Selasa. Penghentian pencarian diawali perundingan antara pihak pemerintah dan keluarga korban pada hari ke-13 pencarian atau Sabtu (30/6) lalu.
KM Sinar Bangun, feri kayu yang membawa penumpang lima kali lebih banyak dari jumlah seharusnya dan juga puluhan sepeda motor, tenggelam pada 18 Juni. Jumlah resmi yang disampaikan oleh otoritas pada Selasa adalah 21 korban selamat termasuk kapten kapal, 3 korban tewas yang ditemukan dan 164 hilang, diduga tenggelam.
"Di hari ke-13, kita coba berunding sama Bupati (Simalungun) dan keluarga korban. Kalau mau mengambil ya kita siapkan dana besar, peralatan yang canggih dan perlu waktu yang lama," kata Budiawan.
Pertimbangan kesulitan dalam mengangkat jenazah dari dasar danau menjadi pembahasan bersama. Alat Remotely Operated Underwater Vehicle (ROV) yang dioperasikan dari jarak jauh minggu lalu berhasil menemukan posisi karam kapal pada kedalaman 450 meter serta memotret gambar tubuh dan sepeda motor di dasar danau.
"Pada hari ke-14, faktor kesulitan itu semua sudah tahu ya. Ini kita maknai dulu deh, apakah kita akan berlarut-larut dengan mencari alat ke luar negeri dan ke mana-mana?" ujar Budiawan.
Kecelakaan Kapal Terburuk
Tiap tahun rata-rata sekitar 500 orang meninggal dunia akibat kecelakaan kapal karam. Penyebab kecelakaan sebagian besar adalah jumlah penumpang yang melebihi kapasitas angkut, kapal bobrok dan cuaca buruk.
Foto: Reuters
Cina 2015
Kapal pesiar "Eastern Star" yang mengangkut 458 penumpang dan awak karam di sungai Yangtze setelah dihantam badai Tornado. Nasib ratusan penumpang masih belum Jelas. Sejauh ini regu penolong dan evakuasi baru berhasil menyelamatkan 12 penumpang dan mengevakuasi 5 jenazah korban.
Foto: Reuters/Chen Zhuo/Yangzi River Daily
Korea Selatan: 2014
Hampir 300 orang, 250 diantaranya anak sekolah, dinyatakan tewas, dalam kecelakaan kapal Sewol pada 16 April 2014. Kapal dengan 476 penumpang dan awak ini karam di perairan pulau Donggeochado. Tujuh bulan setelah kecelakaan kapten kapal Lee Jun Seok dinyatakan bersalah menelantarkan penumpang. Ia diganjar 36 tahun penjara.
Foto: picture-alliance/AP Photo
Filipina: 2013, 2008
Sedikitnya dua kali kecelakaan feri terbesar terjadi di Filipina dalam beberapa tahun terakhir. Tahun 2013, 71 orang tewas dan tahun 2008 lebih dari 800 orang terenggut nyawanya.
Foto: AFP/Getty Images
Tanzania: 2012
Regu penyelamat berusaha menolong korban kecelakaan feri di Malindi, Zanzibar tanggal 18 July , 2012. Sebanyak 144 orang ternggut nyawanya atau hilang. Kecelakaan sebelumnya terjadi tahun 2011, yang menyebabkan lebih dari 200 orang tewas.
Foto: AFP/Getty Images
India: 2012
Pada tahun yang sama, di India juga terjadi kecelakaan feri. Feri tenggelam di Sungai Brahmaputra dan terbagi dua. Lebih dari 200 orang tewas.
Foto: AFP/Getty Images
Tanzania: 2011
Di Tanzania, tahun 20011 terjadi kecelakaan feri yang menwaskan 200 an orang. tampak kerabat dan keluarga membaca daftar nama penumpang kapal naas itu.
Foto: AFP/Getty Images
Indonesia, Langganan Kecelakaan
Di Indonesia, kecvelakaan feri kerap terjadi. tahun 2000, 2005, 2006, 2009, kecelakaan feri besar terjadi di beberapa pulau di tanah air. Dalam gambar tampak kecelakaan di Makassar, Sulawesi tanggal 11 Januari 2011.
Foto: AFP/Getty Images
Indonesia: 2006
Tampak pada gambar ini, seorang perempuan yang selamat dalam kecelakaan feri di Rembang, Jawa Tengah, pada tanggal 30 Desember 2006, tengah dibantu petugas.
Foto: AFP/Getty Images
Gambia: 2002
Di gambia, lebih dari 1,800 tewas dalam kecelakaan ferry- Joola di pantai Gambia. Rute kapal adalah dari Casamance menuju ke Dakar.
Foto: AFP/Getty Images
9 foto1 | 9
Monumen untuk mengenang korban
Budiawan berharap masyarakat memahami bahwa dihentikannya upaya SAR secara nasional ini bukan berarti tim SAR akan berhenti bekerja. Pihak SAR daerah akan tetap melakukan pemantauan dan akan menindaklanjuti jika ada informasi valid dari warga soal temuan korban.
"Setelah penutupan secara nasional, kami tetap akan melaksanakan operasi rutin, melaksanakan pemantauan. Mana tahu ada korban ditemukan kita ambil juga. Kalau ada laporan warga, kalau memang positif ada korban kita laksanakan juga. Tim-tim yang di daerah akan melaksanakan pemantauan rutin," jelasnya.
Monumen ini akan dibangun Pemerintah Kabupaten Simalungun di wilayah Tigaras. Bupati Simalungun JR Saragih mengatakan monumen ini akan dibuat berbentuk kapal.
Nantinya di monumen itu akan ditulis seluruh nama-nama korban yang dinyatakan hilang dalamtragedi tenggelamnya KM Sinar Bangun pada Senin (18/06) lalu. Diharapkan lewat monumen itu masyarakat khususnya keluarga korban bisa mengenang para korban.
"Semua nama-nama korban akan di situ. Jadi nanti ziarah ada tempatnya. Jadi kalau berziarah di situ lah. Itu keputusan terakhir kemarin dalam rapat musyawarah," ujar Budiawan.
Kisah Tragis Sebuah Kapal Pesiar
Sejak beberapa tahun tubuh raksasa Costa Concordia tertidur di perairan dangkal pulau Giglio. Sejak saat itu pula tim ahli berupaya mengangkat dan memindahkan kapal pesiar tersebut.
Foto: dapd
Membangunkan Raksasa Laut
Selama dua setengah tahun Costa Concordia terjebak di lautan dangkal pulau Giglio, Italia. Kini operasi pengangkatan kapal terbesar dalam sejarah maritim akan tuntas dalam waktu dekat.
Foto: Reuters
Perjalanan Terakhir
Empat kapal penderek menarik Costa Concordia ke Genoa untuk dibesituakan. Sepuluh kapal akan mendampingi raksasa besi ini dalam perjalanan terakhirnya sepanjang 350 kilometer.
Foto: Reuters
Berakhir di Genoa
Di Genoa kapal pesiar mewah ini akan dibesituakan. 80 persen di antaranya akan didaur ulang. Membesituakan rongsokan Costa Concordia bukan perkara enteng. Galangan kapal membutuhkan waktu satu tahun untuk melucuti raksasa laut itu. 100 juta Euro dihabiskan dalam proses terakhir ini.
Foto: picture-alliance/dpa
Dua Pelampung Raksasa
Costa Concordia tengah melalui fase paling rumit dalam operasi pengangkatannya. Secara perlahan kontainer besar di kiri dan kanan lambung kapal akan diisi dengan udara. Dengan cara itu kapal selebar 36 meter tersebut akan diangkat setinggi dua meter mendekat ke permukaan air.
Foto: Laura Lezza/Getty Images
Fase Kritis
Persiapan pemindahan kapal direncanakan berlangsung selama sepekan. Mengangkat kapal dengan pelampung sejauh ini menjadi hambatan terbesar. Karena kapal yang rusak parah bisa patah dan mengotori lingkungan dengan bahan bakar.
Foto: Reuters
Menghindari Risiko Sekecil Apapun
Proses pengangkatan kapal dikontrol dan diawasi dari dalam ruangan yang dijaga oleh tim ahli - selama 24 jam penuh. Setiap perubahan posisi badan kapal, sekecil apapun, dicatat dan dianalisa. Tim ahli juga memasang kamera dan mikrofon di dalam tubuh kapal.
Foto: picture-alliance/dpa
Kembali Tegak
September silam posisi Costa Concordia diangkat perlahan ke posisi tegak. Sebelumnya kapal sepanjang 290 meter itu tidur menyamping selama lebih dari 20 bulan. Pada operasi "Backpacking" tim spesialis mengangkat tubuh kapal perlahan ke posisi miring sentimeter demi sentimeter.
Foto: Andreas Solaro/AFP/Getty Images
Tontonan Publik
Beberapa tahun lalu ribuan wisatawan berbondong-bondong ingin melihat kapal yang karam di depan pulau Giglio. Secara keseluruhan badan Costa Concordia harus diputar sebanyak 65 derajat. Tim ahli menggunakan tali, katrol dan pelampung. Risiko terbesar dalam proses tersebut adalah badan kapal bisa terbelah dua.
Foto: Reuters
Pengangkatan Bersejarah
Milimeter demi milimeter teknisi menggulingkan badan Costa Concordia dari posisi miringnya. Untuk itu mereka membangun konstruksi penopang di dasar laut yang hingga kini masih digunakan.
Foto: Reuters
Liburan di Lokasi Bencana
Penduduk Giglio menggantungkan pemasukannya dari sektor pariwisata. Tapi jumlah kunjungan pelancong anjlok sebanyak 30 persen sejak insiden naas tersebut. Kenaikan sebaliknya dicatat untuk pengunjung harian yang kurang menguntungkan untuk perekonomian lokal. Sebab itu pemindahan Costa Concordia diyakini akan kembali menghidupkan denyut pariwisata di Giglio.