Penemuan cahaya buatan merevolusi kehidupan manusia di Bumi. Tapi sekarang, ketika malam hari makin terang, dammpak negatifnya pada lingkungan dan kesehatan makin kentara.
Iklan
Penemuan penerangan buatan dengan listrik pada abad 19 adalah revolusi bagi umat manusia. Satu abad kemudian cahaya buatan itu sudah merambah ke semua segi kehidupan di seluruh dunia. Sekarang ini, sangat sulit dibayangkan kehidupan tanpa lampu listrik. Sekitar 80% manusia, kini hidup di bawah langit yang terpolusi cahaya buatan. Bahkan di Singapura, warganya tidak bisa lagi beradaptasi dengan gelapnya malam.
"Cahaya buatan di malam hari, adalah rekayasa paling dramatis yang sejauh ini kita lakukan terhadap biosfer," kata Dr. Christopher Kyba, pakar geoinformatika di lembaga penelitian kebumian Geo Forschungs Zentrum di Potsdam kepada DW.
Dia mengatakan, sepanjang evolusi selalu ada sinyal yang konstan datang dari lingkungan. "Ini siang hari. Ini malam hari. Ini saat bulan purnama. Di kawasan yang mengalami polusi cahaya sangat parah, sinyal ini berubah secara dramatis", kata Dr. Kyba lebih lanjut.
Para ilmuwan memperkirakan, planet Bumi menjadi lebih terang 2% setiap tahunnya. Dan konsekuensi dari pertumbuhan cemaran cahaya ini juga makin kentara.
Citra Satelit: Gelap Membekap Indonesia
Foto satelit malam hari yang dipublikasikan NASA mengungkap peta penyebaran penduduk Indonesia dan ketimpangan kemakmuran, terutama di wilayah Timur.
Foto: NASA Worldview
Dua Wajah Indonesia
Lebih dari separuh penduduk Indonesia mendiami Pulau Jawa. Tidak heran jika dalam citra satelit malam hari yang dirilis NASA, Jawa adalah yang paling cemerlang disinari lampu perkotaan dan desa. Sebaliknya di Timur dan Kalimantan, kegelapan masih mendominasi.
Foto: NASA Worldview
Jawa yang Gemerlap
Sebanyak 130 juta manusia menyesaki pulau Jawa dari Jakarta (kiri) hingga Surabaya (kanan). Yang menarik, penduduk tidak hanya tinggal di perkotaan saja, tetapi juga mendiami jalur-jalur penghubung utama antara kota. Gambaran serupa jarang ditemukan di pulau-pulau lain di Indonesia.
Foto: NASA Worldview
Sumatera Antara Gemerlap Negeri Jiran
Pada citra ini terlihat kota Pekanbaru, Medan dan Padang di Indonesia. Sementara Singapura dan Kuala Lumpur berkilap lebih cemerlang di negara jiran. Berbeda dengan Jawa, penyebaran penduduk di pulau Sumatera lebih terkonsentrasi di kota dan desa.
Foto: NASA Worldview
Jantung Sulawesi di Tanah Luwu
Makassar (bawah) sebenarnya adalah kota terbesar di Sulawesi. Namun justru Tanah Luwu yang terletak antara kota Palopo dan Bonebone yang paling cemerlang. Pasalnya kawasan subur ini didiami oleh lebih dari dua juta penduduk yang kebanyakan hidup dari pertanian.
Foto: NASA Worldview
Papua yang Gulita
Bisa diduga Papua tenggelam dalam kegelapan. Sedikit cahaya bisa dilihat pada kota Jayapura, Oksibil, Marauke, Timika, Sorong dan Manokwari. Uniknya kawasan yang seharusnya paling gelap, yakni puncak Jaya, justru bermandikan cahaya dari tambang Grasberg milik Freeport.
Foto: NASA Worldview
Manado dan Maluku Utara
Pada citra satelit malam, kota Manado terlihat serupa mercusuar di utara Indonesia. Satu-satunya kota yang bisa menyaingi gemerlap kota yang berpenduduk setengah juta jiwa itu adalah Gorontalo (tengah) dan Ternate di Maluku Utara.
Foto: NASA Worldview
Kalimantan Antara Hutan dan Perkebunan
Bagian selatan Kalimantan didominasi oleh hutan dan perkebunan. Cahaya Kalimantan antara lain bersinar dari kota Banjarmasin (kanan bawah), Balikpapan, Samarinda dan Bontang (kanan atas). Adapun Pontianak menjadi satu-satunya kota yang bercahaya di wilayah barat (kiri atas).
Foto: NASA Worldview
7 foto1 | 7
Pengaruh kesehatan polusi cahaya buatan
Orang yang hidup di kota besar, menjadi yang paling mengalami dampak terlalu banyaknya cahaya buatan. Di kota kedua terbesar India, Mumbai yang populasinya lebih dari 18 juta orang, polusi cahaya buatan sudah memicu masalah kesehatan.
Lampu-lampu billboard, lampu penerangan jalan, lampu sorot di stadion atau arena kegiatan lainnya terus menyala hingga jauh tengah malam, bahkan hingga jam 3 dini hari.
"Saya terganggu oleh cahaya terang yang menembus hingga kamar tidur, akibatnya saya tidak bisa tidur. Secara mental saya terdampak", ujar Nilesh Desai, pekerja perusahaan IT dan juga aktivis antipolusi cahaya di Mumbai. Dia sudah mengajukan keluhan kepada pemerintah tahun 2018, tapi klaimnya itu diabaikan.
Ilmu pengetahuan kini menunjukkan adanya keterkaitan antara polusi cahaya buatan dengan gangguan tidur, cedera mata, obesitas, dan dalam beberapa kasus bahkan depresi. Sebuah riset dari AS pada pekerja yang melakukan kerja shift malam pada 2007, bahkan menunjukkan adanya koneksi dengan kanker payudara. Semua itu berkorelasi dengan melatonin, hormon yang dilepaskan jika hari menjadi gelap.
"Jika tubuh kita tidak memproduksi hormon tersebut, karena kita terekspos terlalu banyak cahaya pada malam hari sebagai pekerja shift malam, akibatnya seluruh fungsi jam biologis menjadi kacau dan bermasalah", ujar pakar geoinformatika Kyba.
Iklan
Berdampak pada biodiversitas dan perubahan iklim
Ritme alamiah siang dan malam bukan cuma diperlukan oleh manusia. Hewan liar juga kini mengalami banyak masalah beradaptasi dengan cahaya buatan yang terang benderang di malam hari. Burung kembara misalnya, kehilangan orientasinya, terumbu karang tidak lagi melakukan reproduksi, dan anak penyu yang baru menetas, justru mengarah ke daratan yang terang bukannya ke ke laut, dan tukik mati.
"Ada perubahan luar biasa akibat meningkatnya intesitas cahaya di malam hari. Ini sesutu yang baru pada evolusi," kata Sibylle Schroer, ilmuwan di Leibniz Institute for Freshwater Ecology and Inland Fisheries di Berlin.
Serangga pun juga terdampak. Sebuah riset menunjukkan, di Jerman saja diperkirakan 100 miliar serangga malam mati setiap tahun pada musim panas, sebagai dampak penerangan buatan. Serangga yang terbiasa berorietntasi pada sinar bulan, kini tertarik pada lampu jalanan yang jauh lebih terang. Serangga terbang di sekeliling lampu, dan akhirnya mati kelelahan. Atau menjadi terlalu lemah untuk melakukan reproduksi, atau mati dimangsa predator.
Laporan lain yang dirilis 2016 menyebutkan, tanaman yang tumbuh dekat lampu penerangan jalan, lebih sedikit diserbuk serangga pada malam hari, dan menghasilkan buah yang lebih sedikit. Tanaman juga mengalami dampak cahaya lebih banyak pada malam hari, dengan bertunas lebih cepat dan daunnya rontok lebih belakangan di musim gugur.
"Efek tunggal pada satu jenis organisme, memiliki efek pada seluruh ekosistem" jelas Schroer.
Di sisi lainnya, di banyak negara saat ini bahan bakar fosil adalah sumber energi utama untuk membangkitkan listrik. Penggunaan penerangan berlebihan di malam hari, memicu naiknya kebutuhan bahan bakar fosil, yang berkontribusi pada pencemaran udara dan perubahan iklim.
Pavan Kumar, ilmuwan dari Rani Lakshmi Bai Central Agricultural University di negara bagian India Utara Pradesh mengatakan, "lebih dari 12 juta ton karbon dikoksida dilepaskan ke atmosfer setiap tahunnya, akibat pembakaran BBM fosil untuk membangkitkan listrik bagi penerangan di malam hari."
Teknologi LED Meningkatkan Polusi Cahaya di Langit Malam
Cahaya LED menghemat banyak energi. Tetapi cahayanya mengandung lebih banyak spektrum biru dan cahaya dingin. Dengan itu, langit di atas kota semakin benderang. Fenomena ini disebut polusi cahaya.
Foto: picture alliance/F. Pritz/picturedesk.com
Pemandangan yang jarang: Langit cerah
Untuk melihat langit seperti ini, orang kini harus pergi ke tempat yang jauh. Ke lokasi yang jauh dari peradaban, di tepi pantai sepi, atau di pegunungan. Di manapun ada manusia, langit selalu diterangi cahaya artifisial. Akibatnya: cahaya bintang.memudar dan kemungkinan suatu saat tark lagi terlihat.
Foto: Imago/Westend61
Cahaya LED: Lebih terang dan lebih murah
Tipe lampu terbaru, sangat hemat energi, karenanya makin banyak digunakan. Dan ada efek lain: untuk penerangan jalan kerap digunakan cahaya putih dingin dengan panjang gelombang berbeda. Cahaya benderang ini memperkuat polusi cahaya.
Foto: picture alliance/dpa/L. Xiaoyang
Zona proteksi: matikan cahaya!
Observatorium European Southern Observatory (ESO) berlokasi di zona yang dilindungi secara khusus di Chili. Di sini, dilarang memasang cahaya artifisial di luar rumah. ESO terletak jauh dari tempat tinggal manusia. Tapi peneropong bintang yang berada di dekat kota berusaha mereduksi polusi cahaya. Kota-kota kini lebih banyak menggunakan cahaya kuning dan hangat untuk penerangan jalan.
Foto: picture-alliance/dpa/H. Schulz-Rohr
Citra Sebelumnya ...
Ilmuwan di Pusat Riset Jerman untuk ilmu kebumian, Institut Leibnitz dan Universitas Exeter (UK) dan Boulder (Colorado/US) menggunakan data satelit dan citra dari Stasiun Ruang Angkasa Internasional - ISS untuk mengamati perubahan. Inilah pemandangan dari ISS atas kota Calgary, Kanada tahun 2010.
Foto: GFZ Potsdam
... dan sesudahnya
Ini gambar yang diambil 2015 dari perspektif sama. Bisa dilihat bahwa sistem pencahayaan diganti di seluruh bagian kota. Cahaya kini lebih banyak berwarna putih. Jumlah jalanan juga bertambah. Radiometer infra merah tidak bisa mengukur cahaya sepenuhnya walaupun intensitas semakin bertambah. Masalahnya: instrumen tak bisa mengenali spektrum biru.
Foto: GFZ Potsdam
Mendeteksi peningkatan
Instrumen yang digunakan adalah Radiometer citra Infra Merah kasat mata (VIIRS). Resolusinya 750 meter. Data menunjukkan intensitas cahaya artifisial dari sumber luar bertambah rata-rata 2,2% dari tahun 2012 hingga 2016.
Foto: NASA
Apa kaitan cahaya dengan ekonomi?
Secara global, peningkatan emisi cahaya berkorelasi langsung dengan kenaikan produk domestik bruto untuk tiap negara. Peningkatan terbesar terdeteksi di sejumlah negara ambang industri, dengan konjungtur ekonomi tingi.
Foto: NASA/GSFC/Craig Mayhew & Robert Simmon
Cahaya ubah jam organisme
Cahaya artifisial mengubah ritme hidup hewan dan tumbuhan. Pola tidur alamiah burung-burung yang hidup di kota sudah berubah. Tumbuhan yang terpapar cahaya artifisial fase perkembangannya jadi lebih lamban.
Foto: picture-alliance/dpa/J. Stratenschulte
Lampu-lampu pintar
Pertanyaannya: apakah lampu jalanan harus menyala sepanjang malam? Walaupun LED hemat energi, tetap lebih baik jika dimatikan kalau tidak diperlukan. Lampu jalan pintar adalah solusi terbaik: lampu diaktifkan jika sensor menangkap gerakan manusia.Jika sepi, lampu darurat sudah mencukupi. Penulis: Fabian Schmidt (ml/as)