Peneliti menemukan sebuah planet yang memiliki sistem cincin kosmik 200 kali lipat lebih besar dari Saturnus. Planet bernama J1407B itu berusia sangat muda dan diyakini berada dalam fase awal pembentukan bulan.
Iklan
Planet Saturnus sejak lama dikenal sebagai satu-satunya planet yang memiliki cincin kosmik paling kasat mata. Benda langit yang terbuat dari gas itu 750 kali lebih besar ketimbang Bumi. Tapi di antara planet raksasa yang ditemukan oleh astronot, Saturnus tidak lebih dari sekedar kurcaci.
Baru-baru ini peneliti NASA mengumumkan penemuan sebuah planet yang memiliki cincin kosmik 200 kali lipat lebih besar ketimbang Saturnus. Nernama J1407B, raksasa itu memiliki 30 cincin yang masing-masing selebar beberapa juta kilometer.
"Bentuknya sangat besar," kata Matthew Kenworthy, astronom di Leiden Observatory. Menurutnya jika J1407B berada di dalam sistem tata surya kita, "tampilannya akan beberapa kali lebih besar ketimbang bulan purnama."
Cincin yang mengelilingi J1407B berawal di jarak 30 juta kilometer dari planetnya dan membentang sejauh 90 juta kilometer. Cincin itu sendiri diyakini terbuat dari debu kosmik. Planet J1407B yang permukaannya bersuhu 1000 sampai 2000 derajat Celcius terlalu panas buat memiliki cincin es seperti Saturnus.
Bintang J1407 dan planet yang mengelilinginya terbentuk 16 juta tahun silam. Dibandingkan Matahari dan Bumi yang sudah berusia 4,5 miliar tahun, J1407 tergolong sangat muda. Cincin J1407B sendiri sedang berada dalam proses awal pembentukan bulan.
Kenworthy mengatakan temuannya itu menjadi bukti pertama teori formasi cincin planet. "Jika hipotesa kami benar dan J1407B memilki sistem cincin kosmik, maka ini adalah bukti paling solid dari proses tersebut," ujarnya.
Kenworthy dan rekannya Eric Mamajek memantau pergerakan J1407B saat mengorbit bintang induknya. "Informasi dari kurva cahaya sangat luar biasa," kata Kenworthy. Cincin J1407B sedemikian besar sehingga menutupi sebagian besar cahaya bintang induknya selama beberapa pekan.
Selama itu pula peneliti memperhatikan adanya perubahan pada intensitas cahaya. Hal itu diyakini berasal dari celah di antara cincin. Kedua peneliti juga mengisyaratkan adanya benda langit lain yang mengitari J1407B, dan diyakini sebesar Bumi atau Mars.
Mencari Kehidupan Cerdas di Jagat Raya
Pakar astronomi sejak lama mencari keberadaan planet mirip bumi di luar tata surya untuk melacak keberadaan mahkhuk cerdas selain manusia. Sejauh ini yang ditemukan adalah planet berkondisi ekstrim.
Foto: picture-alliance/dpa
Planet Paling Mirip Bumi
Exo-Planet Kepler-186f merupakan planet seukuran bumi yang mengorbit sebuah bintang dan berada di zone yang bisa mendukung kehidupan pada sebuah tata surya asing. Tapi sejauh ini belum diketahui pasti massa, komposisi dan densitas planet ini. Tapi berdasar analisa sebelumnya, exo-planet seukuran Kepler-186f biasanya terdiri dari batuan seperti komposisi bumi, bukannya gas raksasa.
Para pakar astronomi terus melacak keberadaan mahkluk cerdas di planet mirip bumi di luar tata surya. Hingga kini sudah ditemukan lebih dari 1750 planet di 1100 sistem matahari semacam itu yang disebut Exoplanet. Misalnya seperti ilustrasi ini, exo-planet GJ 581g yang mengorbit bintang kerdil merah sejarak 20 tahun cahaya dari Bumi. Planet berada di zona yang diduga bisa mendukung kehidupan.
Foto: MARTIN BERNETTI/AFP/Getty Images
Empat Exoplanet Berpotensi Kehidupan
Sistem planet di bintang Gliese 581 dibandingkan dengan empat planet di Tata Surya. Data terbaru menunjukan exoplanet Gliese 581g dan Gliese 581d merupakan kandidat terbaik untuk dapat mendukung kehidupan. Jika dugaan benar, berarti ini bukti dua planet dalam satu sistem yang sekaligus dapat mendukung kehidupan.
Foto: NASA Ames/JPL-Caltech
Planet Godzila
Exoplanet yang baru ditemukan Kepler-10c dan kembarannya planet lava Kepler-10b di latar belakang mengorbit bintang mirip matahari. Ini merupakan planet super amat masif, ukurannya sekitar 2,3 kali bumi dan massa sekitar 17 kali lipat bumi hingga dijuluki planet Godzila. Nyaris mustahil ada kehidupan di sini.
Foto: REUTERS
Planet Neraka
Sebuah exo-planet sebesar pl anet Yupiter HIP 13044 b mengorbit dekat ke bintang induknya. Citra yang ditangkap teleskop milik lembaga antariksa Eropa-ESA di La Silla Observatory in Chile menunjukkan fenomena luar biasa. Planet mengorbit matahari yang mendekati akhir siklus hidupnya. Beginilah gambaran planet di tata surya di masa depan jika matahari kehabisan energinya.
Foto: picture-alliance/dpa/ESO/L. Calcada
Planet Tipe Baru
Exoplanet GJ1214b yang disebut bumi super, mengorbit mataharinya, sebuah bintang kerdil merah sejarak 40 tahun cahaya dari bumi. Citra yang direkam teleskop ruang angkasa Hubble menunjukkan adanya cadangan air yang diselimuti atmosfir
Foto: NASA/ESA/D. Aguilar
Planet Bayi
Gambaran Exoplanet muda berusia sekitar 12 juta tahun, yang mengorbit bintang induknya sejarak seperti Saturnus terhadap Matahari. Planet di rasi bintang Pictor ini tergolong bayi baru dilahirkan, jika dibanding umur planet di tata surya yang sudah mencapai 4,5 milyar tahun.
Foto: picture alliance/dpa/ESO/L. Calcada
Mata di Ruang Angkasa
Teleskop ruang angkasa Kepler selama empat tahun (2009-2013), telah menjaring lusinan planet mirip bumi. Teleskop yang dibaptis dengan nama astronom Jerman, Johannes Kepler itu melacak benda langit mirip bumi di kedalaman jagad raya yang diduga bisa mendukung kehidupan.. Selain jarak dari bintang induk, kompiosisi atmosfer serta sifat dan ukuran planet juga menentukan bagi munculnya kehidupan.
Foto: picture-alliance/ AP Photo
Telinga Bumi
Untuk melacak misteri galaksi yang jauh jaringan radioteleskop super ALMA dibangun di lokasi yang bebas polusi cahaya, debu dan smog, di gurun Atacama di Chile. Jaringan radioteleskop dengan teknik paling modern terus mendengar dan mendeteksi sinyal radio dari galaksi di kedalaman jagat raya. Sayangnya sejauh ini belum ada pesan dari makhluk cerdas lain yang ditangkap telinga peka ini.
Foto: picture-alliance/dpa
Zona yang Mendukung Kehidupan
Grafik menunjukkan model para pakar astro-fisika mengenai zona yang mendukung kehidupan di exo-planet. Planetnya tidak boleh terlalu panas atau dingin dan mengandung air dalam bentuk cair. Tapi ini bukan syarat mutlak, karena di bumi pun ada makhluk ekstrim ýang hidup pada tekanan tinggi bersuhu lebih 200 derajat di habitat asam belerang dan gas methana yang beracun bagi manusia.