1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Penerbangan Langsung Cina-Taiwan

Koesoemawiria4 Juli 2008

Untuk pertama kali dalam 60 tahun terakhir, penerbangan langsung dari Cina ke Taiwan kembali digalakan hari Jumat (04/06). Ini merupakan “awal baru” bagi hubungan ke dua negara.

Foto: AP

Awal baru penerbangan antara Cina dan Taiwan membuat lega suami istri Feng. Suami istri pensiunan ini berusia 70 tahun dan sudah lama tak berkunjung ke kampung halamannya. Tiket untuk penerbangan langsung perdana dari Cina ke Taiwan ini didapat sebagai hadiah dari putra-putri mereka. Kegembiraan tersirat dalam persiapan yang mereka lakukan.

“Kami mempersiapkan diri dengan baik untuk perjalanan ini. Kami pergi ke dokter untuk diperiksa, kami melakukan berbagai latihan senam supaya kami sehat dan tidak sakit di perjalanan “, demikian cerita Nyonya Feng. Pasangan ini termasuk di antara 750-an penumpang dalam serangkaian penerbangan pesawat China Southern Airlines pada hari Jumat.

Pesawat pertama yang berangkat dari Guangzhou ke Taipei itu dikemudikan oleh Liu Shaoyong, presiden direktur maskapai penerbangan tersebut. Sambutan meriah ketika pesawat mendarat. Karpet merah telah digelar dan tarian-tarian adat meramaikan suasana. Sebagai penghormatan, pesawatpun disemprot air, bentuk upacara yang dialihkan dari tradisi membersihkan debu dan kotoran dari seseorang yang baru melakukan perjalanan panjang. Sedangkan Liu menerima karangan bunga. Ia menyebut, penerbangan menyebrangi selat antara Cina dan Taiwan terasa bagaikan pulang kerumah.

Ketegangan antara Cina dan Taiwan berlangsung sejak tahun 1949, ketika perang saudara di Cina berakhir. Waktu itu partai Komunis yang dipimpin Mao Tse Tung berhasil mengalahkan partai nasionalis Kuo Min Tang yang didirikan oleh Song Jiaoren dan Dr. Sun Yat Sen. Para pemimpin Kuo Min Tang kemudian melarikan diri ke Taiwan dan sejak itu terdapat dua Cina. Taiwan yang demokratis dan Cina yang komunis.

Sampai kini, Cina memandang Taiwan sebagai propinsi yang mbalelo. Namun sejak kunjungan Presiden Taiwan baru, Ma Ying Jeou ke Beijing baru-baru ini hubungan resmi antara kedua negara mulai mencair. Dalam kunjungan itu, presiden Ma Ying Jeou bernada rekonsiliasi. Meski menegaskan tetap mempertahankan demokrasi di negaranya, ia tak lagi menyuarakan keinginan Taiwan untuk merdeka. Dari pertemuan itulah lahir pembicaraan mengenai penerbangan langsung antara kedua negara.

Sebelumnya para penumpang pesawat dari Cina menuju Taiwan, maupun sebaliknya, harus berhenti di Hong Kong dan ganti pesawat untuk mencapai tujuannya. Menghadap Olimpiade 2008 di Beijing, sejumlah penumpang juga melihat keuntungan penerbangan langsung ini.

Putra-putri dari suami istri Feng berpendapat,“Sebentar lagi di Beijing akan berlangsung Olimpiade, penerbangan ini betul-betul bersejarah. Untuk pertama kali bisa terbang langsung, wah itu sangat menggembirakan”

Maskapai penerbangan China Southern Airlines juga bersiap-siap untuk Olimpiade. Nanti setiap minggunya akan ada 36 penerbangan pulangpergi antara Taiwan dan Cina. (ek)