1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
BudayaUkraina

Penerbit Ukraina Tetap Terbitkan Buku di Tengah Perang

Anastassia Boutsko
26 Mei 2022

Meski dibombardir dan diserang dengan rudal, penerbit Vivat di koka Kharkiv tidak pernah berhenti memproduksi buku. Bahkan mereka membuka toko buku baru.

Pekerja penerbit Vivat di Kharkiv tetap bekerja dari tempat perlindungan
Pekerja penerbit Vivat di Kharkiv tetap bekerja dari tempat perlindunganFoto: Vivat-Verlag

Kharkiv, kota kedua terbesar di Ukraina, akhir-akhir ini sering jadi berita, karena menjadi sasaran serangan bom Rusia. Kota ini memang berada dekat perbatasan ke Rusia. Menurut perkiraan, sepertiga sampai setengah dari satu juta penduduk telah pergi mengungsi. Tapi bagi mereka yang tetap tinggal, hidup terus berjalan. Mereka tetap melakukan kegiatan sehari-sehari, menanam bunga di taman, membersihkan jalanan atau memproduksi buku.

"Di satu sisi, membuat buku adalah profesi dan panggilan bagi kami," kata Julia Orlova, pendiri dan direktur pelaksana rumah penerbitan Vivat kepada DW. "Di sisi lain, pekerjaan membuat kami tidak menjadi gila."

Sebelum perang, penerbit Vivat memiliki 177 karyawan tetap dan sekitar 200 pekerja lepas. Banyak pegawainya yang sudah tidak ada lagi, sementara yang lain berjuang di garis depan. Namun, masih ada juga yang terus bekerja, seringkali dari tempat mereka berlindung dari serangan bom.

"Proses editorial dan koreksi teks, kontrak, atau bahkan ilustrasi kami terus berlanjut," kata Orlova, yang percetakannya di Kharkiv rusak akibat perang. Sekarang, mereka bekerja dengan percetakan lain di dekat kota Kyiv. Distribusi buku sekarang terutama dilakukan secara digital. Pada 20 Mei, Vivat membuka kembali toko bukunya di pusat kota Kharkiv yang hancur.

"Kami ingin menggunakan tindakan simbolis ini untuk menarik perhatian pada masalah penerbit Ukraina, yang berusaha menyelamatkan industri buku Ukraina meskipun mengalami kerugian finansial dan penurunan pendapatan yang besar," kata humas Vivat Galina Podilko.

"Orang-orang di Ukraina sangat membutuhkan perasaan bahwa hidup tetap berjalan." Dia mengatakan, permintaan buku terus meningkat dalam beberapa minggu terakhir, terutama untuk buku anak-anak dan remaja. Sejak pecahnya perang, Vivat telah menghasilkan lebih dari 60 buku.

Penulis Ukraina Vitali Zapeka saat ini menjadi relawan perangFoto: Vivat Verlag Charkiv

'Untuk pelanggaran hukum internasional, hanya ada hitam atau putih'

Vivat didirikan tahun 2013, ketika dua penerbit yang lebih kecil bergabung menjadi satu. Secara bertahap, Vivat tumbuh menjadi salah satu penerbit top Ukraina. Setahun sebelum perang dimulai, Vivat menjual hampir dua juta buku.

"Itu menjadikan kami salah satu dari tiga penerbit teratas di negara ini," kata Julia Orlova. Dia sangat bangga dengan kualitas buku mereka. "Kami bekerja dengan penulis Ukraina dan penulis internasional terkemuka, tapi juga bakat-bakat baru."

Portofolio Vivat mencakup fiksi, nonfiksi, teks dan terjemahan ke dalam Bahasa Ukraina, dan banyak buku anak-anak. Buku-buku Rusia juga diproduksi hingga 2014, tetapi aneksasi Rusia atas Krimea menjadi titik balik.

"Kami mengambil posisi pro-Ukraina yang tegas. Ini menyebabkan kerugian ekonomi yang besar bagi kami, karena Ukraina timur berbahasa Rusia. Krimea juga pernah menjadi salah satu pasar kami. Tapi sangat penting untuk mengambil posisi yang benar-benar jelas. Untuk perang dan pelanggaran hukum internasional, hanya ada hitam atau putih," kata Julia Orlova.

"Itu menyakitkan saya, karena saya punya banyak teman dan kolega di Rusia," kata Julia Orlova, yang lahir di Murmansk, Rusia. Tetapi Orlova ingin melihat sikap yang jelas tentang budaya Rusia di industri penerbitan sehubungan dengan pencaplokan Krimea, perang di Donbas dan serangan terhadap Ukraina.

Pembukaan toko buku baru Vivat di Kharkiv menampilkan penyair Ukraina Sergei ZhadanFoto: Vivat Verlag

'Kamu tidak bisa bersiap untuk perang dan kematian'

Julia Orlova tidak bisa tidur pada malam 24 Februari, seperti kebanyakan orang di Kharkiv. "Ada banyak informasi dari layanan pengintaian bahwa serangan akan dimulai malam itu. Namun, tidak ada yang percaya bahwa perang akan pecah."

Meski sudah diperingatkan, dia belum siap. "Seseorang tidak bisa bersiap untuk perang atau kematian," katanya. Pada pukul lima pagi, dia terbangun dari tidurnya oleh suara ledakan, tembakan dan desis rudal pertahanan udara.

"Kami semua berlari ke balkon, meskipun itu adalah hal terbodoh yang bisa dilakukan." Sejak itu, Julia Orlova belajar membedakan suara jenis-jenis senjata, baik dari pihak Rusia maupun Ukraina.

Julia Orlova dan stafnya yakin: Ukraina akan memenangkan perang. Bahkan dalam pandangan  mereka, Ukraina telah lama memenangkannya secara moral.

"Saya mengharapkan kebangkitan industri penerbitan Ukraina pada periode pasca perang. Dan kami akan memainkan peran sentral dalam membangun kembali negara kami." Dia mengatakan, sangat penting bagi dunia untuk lebih mengenal sastra Ukraina.

"Kami memiliki banyak penulis hebat, terutama di bidang buku anak-anak dan dewasa muda. Sangat berharga untuk menemukannya."

(hp/pkp)

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait