Sekelompok warga negara Indonesia terdampar di kamp pengungsian Suriah setelah terpaksa melarikan diri dari Raqa. Mereka tergiur oleh panggilan kekhalifahan dan mendapati diri dalam realita yang pahit.
Iklan
Ketika Leefa bertolak ke Raqa di Suriah buat bergabung dengan Islamic State, ia mengira sedang menuju surga iman di Bumi. Ia dan keluarganya membayangkan hidup di bawah naungan kekhalifahan Islam, mendapat jaminan kesehatan dan bekerja dengan jumlah upah yang cuma bisa diimpikan di Indonesia.
Kisah WNI Simpatisan ISIS: Tertipu dan Kecewa
01:57
Tapi kini, ketika ISIS bergulat mempertahankan ibukotanya itu, Leefa dan 15 warga Indonesia yang lain terpaksa angkat kaki dan melarikan diri. Mereka mencari perlindungan di kamp pengungsi Ai Issa yang terletak 50km dari Raqa. "Ketika kami di Indonesia, kami membaca dan menonton di internet, bahwa Daulah Islamiyah adalah tempat untuk hidup, buat menjadi muslim sejati," kata perempuan berusia 38 tahun itu.
"Saya punya masalah kesehatan. Saya membutuhkan operasi di leher dan ongkosnya sangat mahal di Indoneisa," imbuh Leefa. "Tapi di Daesh, semuanya gratis, semua gratis."
WNI Simpatisan ISIS Ingin Pulang ke Indonesia
01:03
This browser does not support the video element.
Petualangan maut Leefa berawal dari sebuah kontak di internet. Pemuda yang ternyata simpartisan ISIS itu menjanjikan kemakmuran dan meyakinkan Leefa ia akan mengganti ongkos tiket. Tapi setibanya di Raqa ia mendapati realita yang sama sekali berbeda. Operasi yang dijanjikan ternyata tidak gratis sama sekali.
Mobil Pembunuh Milik Islamic State
Ratusan serangan bom bunuh diri yang diklaim Islamic State di Irak dan Suriah dijalankan dengan mengandalkan kendaraan lapis baja. Saking efektifnya, ISIS selalu melibatkan mobil pembunuh itu di setiap pertempuran.
Foto: Reuters/T. Al-Sudani
Militerisasi Kendaraan Sipil
Meski tidak memiliki pengetahuan dan sumber daya yang memadai, kelompok teror Islamic State tetap berusaha memproduksi kendaraan tempur buatan sendiri. Hasilnya adalah apa yang oleh militer AS disebut VBIED, alias bahan peledak buatan berbasis kendaraan lapis baja.
Foto: Reuters/T. Al-Sudani
Bom Berjalan
Kenyataannya kendaraan lapis baja buatan ISIS bukan kendaraan tempur sama sekali, melainkan bagian dari perlengkapan bom bunuh diri. Lempengan baja digunakan untuk melindungi pelaku pemboman dari hujan peluru sebelum mencapai sasaran serangan.
Foto: Reuters/T. Al-Sudani
Ujung Tombak Serangan Teror
Serangan bom bunuh diri dengan VBIED sedemikian efektif, sehingga ISIS tercatat pernah memiliki hingga seratusan kendaraan maut tersebut. Dalam upayanya menebar teror, kelompok pimpinan Abu Bakar al-Baghdadi itu tidak tebang pilih dalam memilih kendaraan. Sebagian besar VBIED buatan ISIS menggunakan kendaraan sipil yang disita dari penduduk lokal.
Foto: Reuters/T. Al-Sudani
Kokoh dan Mematikan
Seusai membebaskan Mosul, pasukan Irak baru-baru ini menemukan 23 kendaraan pembom milik ISIS yang belum digunakan. VBIED yang ditemukan militer Irak dinilai merupakan desain teranyar yang menggunakan lempengan baja berganda, sehingga hanya bisa dihancurkan oleh senjata berat seperti pelontar granat (RPG), rudal anti tank atau meriam artileri.
Foto: Reuters/T. Al-Sudani
Menebar Takut, Memecah Konsentrasi
Ironisnya VBIED tidak digunakan untuk melumpuhkan kekuatan musuh, melainkan untuk membidik target sekunder seperti menghancurkan infrastruktur militer atau sekedar memecah konsentrasi dan menebar rasa takut lewat ledakan besar. Meski begitu keberhasilan VBIED menghancurkan targetnya di medan perang bisa berdampak pada jalannya pertempuran, klaim militer Irak.
Foto: Reuters/T. Al-Sudani
Warna di Balik Kematian
Di Irak ISIS mencatat keberhasilan besar dengan VBIED. Untuk itu mereka menggunakan cara licik yakni dengan mencat warna kendaraan maut itu sesuai dengan warna seragam aparat keamanan Irak yang sedang berperang. Warna biru digunakan untuk menyerang polisi, hijau untuk satuan anti teror dan VBIED berwarna hitam untuk menyerang pasukan elit Irak.
Foto: Reuters/T. Al-Sudani
Sendiri Menjemput Ajal
VBIED biasanya dioperasikan oleh seorang pelaku bom bunuh diri. Tidak jarang ISIS menurunkan kendaraan kedua sebagai umpan. Namun begitu VBIED hanya efektif jika digunakan untuk medan perang urban. Di Suriah, serangan bom mobil oleh ISIS terhadap pasukan pemerintah sering gagal lantaran medan yang terbuka seperti di gurun.
Foto: Reuters/T. Al-Sudani
7 foto1 | 7
"Semuanya bohong," kata Nur, remaja perempuan berusia 19 tahun yang juga hijrah ke Raqa. "Ketika kami memasuki Daesh, ternyata semuanya sangat berbeda dengan apa yang mereka umbar di internet." Nur berkisah anggota keluarganya yang laki-laki dipaksa berperang. "Mereka dipenjara, ayah saya, saudara saya," ujarnya.
Sepak Terjang "Sniper" Pembasmi ISIS
Dalam operasi besar-besaran menggempur ISIS di Mosul, pasukan Irak mengandalkan sniper atau penembak runduk. Berikut sepak terjangnya.
Foto: Reuters/K. al Mousily
Penembak mahir
Sniper atau penembak runduk, adalah seorang prajurit yang punya kemampuan khusus membunuh musuh secara tersembunyi dari jarak jauh dengan menggunakan senapan. Istilah ini muncul tahun 1770-an. Berasal dari kata snipe, yaitu sejenis burung yang sangat sulit untuk didekati dan ditembak, maka para penembak yang mahir memburu burung ini diberi julukan "sniper"
Foto: Reuters/Y. Boudlal
Bertebaran di berbagai sudut kota
Sniper menguasai teknik bersembunyi, pengintaian dan pengamatan, serta kemampuan infiltrasi garis depan. Berusaha mempertahankan Mosul dan melumpuhkan para militan ISIS, dalam beberapa bulan terakhir, pasukan Irak juga memanfaatkan kelihaian para sniper ini. Mereka menebar para penembak ini di Mosul yang menjadi benteng pertahanan terakhir ISIS.
Foto: Reuters/K. al Mousily
Memuluskan jalan
Di Kota Tua Mosul barat, puluhan penembak runduk disebar di dalam gedung-gedung dan puncak-puncak gedung untuk melumpuhkan militan-militan ISIS sehingga memuluskan jalan bagi pasukan Irak merangsek ke jantung pertahanan ISIS di Masjid Al-Nuri.
Foto: Reuters/T. Al-Sudani
Mencari posisi
Di antara bangunan atau reruntuhan gedung, para sniper mencari posisi yang paling dirasa tepat untuk menembak target sasaran mereka, militan ISIS.
Foto: Reuters/K. al Mousily
Sembunyi di gedung museum
Salah satu bangunan yang jadi tempat persembunyian sniper saat melakukan serangan terhadap ISIS di Mosul adalah bangunan bekas museum yang sudah porak poranda akibat perang. Sepak terjang mereka berhasil membuat militan ISIS di Mosul kocar-kacir.
Foto: Reuters/T. Al-Sudani
Mereka dibantu pasukan koalisi
Tampak para sniper berjaga-jaga di sebuah bangunan di distrik Bab al Jadid. ISIS tadinya menguasai banyak wilayah Irak bagian utara dan barat sejak 2014, namun operasi militer Irak di bawah dukungan koalisi pimpinan AS telah membuat kelompok militan itu kehilangan banyak daerah kekuasaannya.
Foto: Reuters/Y. Boudlal
Membidik kemanusiaan.
Namun operasi yang didukung pasukan koalisi yang dipimpin AS dihujani kritik. Amnesty International menyebutkan ratusan warga sipil tewas dalam beberapa bulan terakhir di Mosul akibat serangan pasukan koalisi yang dipimpin Amerika Serikat. Meskipun diduga kematian warga lebih banyak akibat serangan udara.
Foto: Reuters/K. al Mousily
Warga jadi korban
Operasi merebut Mosul barat telah memaksa 180.000 orang meninggalkan rumah mereka. Lebih dari seratus ribu orang mengungsi di kamp-kamp terdekat dan pusat-pusat penampungan, sedangkan yang lainnya mengungsi ke kerabat mereka di luar kota Mosul. Ed : ap/yf(rtr/berbagai sumber)
Foto: Getty Images/AFP/A. Al-Rubaye
8 foto1 | 8
Seperti perempuan lainnya, Nur didatangkan sebagai calon pengantin. "Banyak yang lalu bercerai. Mereka cuma menikah selama dua pekan atau dua bulan." Ia bercerita betapa dirinya diincar untuk dinikahi. "Beberapa pria mendatangi ayah saya untuk meminta izin (nikah)," katanya.
Saudara laki-laki Nur pernah dihentikan di tengah jalan oleh pria yang mencari isteri. "Apakah kamu punya saudara perempuan?," tanya mereka. "Di mana-mana mereka cuma berbicara tentang perempuan," kata Nur.
Lima Negara Asia Penyumbang Terbesar Serdadu ISIS
Diperkirakan sebanyak 1000 orang asal Asia berperang di bawah bendera Islamic State. Indonesia dan Cina perlahan menjadi lahan subur buat perekrutan gerilayawan IS, dengan Malaysia sebagai persinggahan.
Foto: Graham Denholm/Getty Images
Cina
Sebanyak 300 warga Cina telah bergabung dengan ISIS, kata Meng Hongwei, Menteri Ketertiban Umum. Kebanyakan termasuk kelompok etnis minoritas muslim, Uighur. Uniknya, 'relawan' negeri tirai bambu itu berangkat ke Suriah lewat Malaysia. "Mereka menggunakan Malaysia sebagai terminal," ujar Meng.
Foto: Getty Images
Indonesia
Hingga akhir tahun lalu pemerintah di Jakarta mencatat 60 WNI yang diduga kuat hijrah ke Suriah demi ISIS. Baru-baru ini 16 orang dikabarkan menghilang dari rombongan wisata saat berkunjung ke Turki. Mereka pun diyakini sengaja memisahkan diri untuk menyebrang ke Suriah dan bergabung dengan ISIS.
Foto: Anwar Mustafa/AFP/Getty Images
Pakistan
Negeri di jantung Asia Selatan ini paling banyak menyumbangkan serdadu buat ISIS. Tercatat sebanyak 330 warga Pakistan bergabung dengan Islamic State di Suriah. NATO juga memastikan, ISIS banyak melakukan upaya perekrutan di wilayah kesukuan yang terletak di perbatasan Pakistan dan Afghanistan. Mereka terutama mendekati klan setempat atau bekas gerilayawan Taliban.
Foto: picture-alliance/dpa/J. Guez
Afghanistan
Hindukush sejatinya termasuk negara yang dihindari Islamic State lantaran keberadaan Taliban. Namun menurut laporan militer Amerika Serikat, belakangan kelompok teror pimpinan Abu Bakar al-Baghdadi itu mulai merambah ke Afghanistan dengan merekrut kelompok pecahan Taliban. Hingga Desember tahun lalu pemerintah di Kabul mencatat 23 warganya hijrah ke Suriah demi ISIS.
Foto: picture-alliance/AP Photo/A. Khaliq
Australia
Tahun lalu sebanyak 90 warga negara Australia terbang ke Suriah buat bergabung dengan ISIS, kata Jaksa Agung George Brandis. Secara keseluruhan, kontingen Australia yang bekerja untuk Islamic State berjumlah 250. Canberra berupaya mencegah eksodus warganya dengan memberlakukan undang-undang baru yang melarang warganya berpergian ke wilayah tertentu tanpa izin, antara lain Raqqa, Suriah.