Pengangguran Usia 60 Tahun Bisa Dapat 'Gaji' dari Jokowi
4 Oktober 2019
Presiden Joko Widodo akan memberikan insentif terhadap pengangguran mulai tahun 2020. Adakah batasan usia maksimal dalam program ini?
Iklan
Insentif senilai Rp300.000 - 500.000 akan diberikan kepada para pengangguran yang mengikuti program Kartu Pra Kerja. Adapun program tersebut akan diberikan selama dua sampai tiga bulan dan ditujukan kepada 2 juta masyarakat.
1. Pengangguran Tua
Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Hanif Dhakiri mengungkapkan, tak ada batasan usia maksimal bagi penerima Kartu Pra Kerja. Sehingga, usia 60 tahun ke atas bisa memperoleh kartu tersebut.
"Ya bisa saja kalau memang dia merasa masih butuh skill, why not? Lah kalau misalnya dia usianya 60 tahun, Tuhan kasih mati dia usia 90 tahun, 30 tahunnya dia nggak kerja gitu?" tutur Hanif di kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Kamis (3/10/2019).
Menurutnya, usia tak produktif pun masih bisa memperoleh Kartu Pra Kerja apabila orang tersebut masih membutuhkan keterampilan untuk bekerja.
"Lah kalau misalnya dia nggak punya skill dan dia butuh kerja, mau dibiarkan mati dia?" imbuhnya.
Di rakor Kartu Pra Kerja sebelumnya yakni pada tanggal 24 September 2019, Kepala Staf Presiden Moeldoko juga mengatakan hal yang sama. Moeldoko mengatakan, pemerintah tidak menentukan batasan usia dalam menjalankan program Kartu Pra Kerja ini.
Syarat utama untuk mengikuti program Kartu Pra Kerja dan memperoleh 'gaji' atau insentif dari Jokowi yaitu Warga Negara Indonesia (WNI) berusia minimal 18 tahun yang tak memiliki pekerjaan atau menganggur.
Bertani daripada Menganggur
Setelah kesulitan mendapat pekerjaan kerah putih, semakin banyak generasi muda Kenya yang berpendidikan memilih bertani. Mereka melawan tren muda-mudi di Afrika yang menolak hidup di desa dan memilih pindah ke perkotaan.
Foto: Jeroen van Loon
Berpindah Karier
Francis Kimani yang berusia 30 tahun (kanan) lulus perguruan tinggi untuk menjadi seorang guru sejarah, namun gagal mendapat pekerjaan. Kini ia mengelola peternakan yang dihuni ratusan sapi, kambing dan domba.
Foto: J. van Loon
Pemasukan Lebih sebagai Petani
Dari menjual daging dan kulit hewan ternak, pemasukan Francis Kimani mencapai 1.500 Euro per bulan. Jumlah ini jauh lebih banyak ketimbang pendapatannya apabila menjadi guru. Kekeringan yang menewaskan 18 hewan ternaknya mendorong Kimani untuk menanam pakan di sebuah lahan kecil teririgasi di wilayah peternakan, sehingga ia tak perlu khawatir saat musim kering berikutnya.
Foto: J. van Loon
Melebarkan Sayap
Mary Gitau (30) juga kesulitan mencari kerja kerah putih. Ia membuka peternakan kecil sendiri sekitar 20 kilometer di luar Nairobi. Di peternakannya Gitau menanam tanaman seperti paprika, dan memelihara babi serta ayam. Ia juga bertani tomat ceri dan stroberi, serta beternak kelinci: produk-produk baru di Kenya yang semakin populer di kalangan kelas menengah.
Foto: J. van Loon
Teknik-teknik Modern
Di sebuah rumah kaca di Kenya, petani muda Daniel Kimani memanfaatkan sistem akuaponik, di mana ikan dan tanaman stroberi tumbuh kembang berdampingan secara simbiosis. Kimani memperkirakan metode inovatif semacam ini akan berperan penting dalam produksi pangan Afrika di masa depan, karena mengatasi masalah seperti kekurangan air dan degradasi lahan.
Foto: Jeroen van Loon
Menggunakan Jejaring Sosial
Jejaring sosial menjadi bagian dari proses. Tidak hanya menyediakan tips bagi para petani pemula, namun juga menjadi platform penjualan. Mereka mengunggah foto buah-buahan dan sayur-mayur hasil panen ke Facebook atau melalui situs Mkulima Young, sebuah laman yang membantu petani muda berkomunikasi di dunia maya. Para konsumen pun kini bisa berkomunikasi langsung dengan petani.
Foto: Jeroen van Loon
Ide Baru yang Berani
Tahun 2013, Joseph Macharia yang berusia 35 tahun mendirikan Mkulima Young untuk membantu petani muda. Kini sudah ada lebih dari 25.000 pengikut. Setiap hari ratusan pertanyaan dilayangkan seperti "Ada yang menjual angsa di sekitar Nairobi?" atau "Saya punya 10 sarang lebih tapi baru tiga yang terkolonisasi. Saya salah di mana?"
Foto: J. van Loon
Perubahan Zaman
Pertanian menyumbang hampir 25 persen produk domestik bruto Kenya. Namun hingga kini diperkirakan baru beberapa ribu petani yang mencoba pendekatan modern. Petani startup Daniel Kimani tetap optimis. Ia memandang generasi muda Kenya tak lagi hanya fokus pada pekerjaan kerah putih. "Tak mungkin semuanya menjadi pengacara. Tapi mungkin ramai-ramai bertani," debatnya.
Foto: Jeroen van Loon
Generasi Masa Depan
Cara berpikir petani baru sangat berbeda dari petani tradisional, kata pendiri Mkulima Young, Joseph Macharia. "Mereka dapat mengakses informasi dengan cepat melalui ponsel dan mereka tertarik dengan pertanian intensif karena lahan sudah sulit didapat," catat Macharia. Bertani bukan lagi hanya cara menafkahi keluarga, tapi sudah menjadi bisnis, ucapnya.
Foto: Jeroen van Loon
8 foto1 | 8
2. Syarat Pengangguran Dapat 'Gaji' dari Jokowi: Minimal 18 Tahun
"Batasan bawahnya yang penting 18 tahun ke atas, tentu WNI, umur 18 tahun ke atas," ujar Hanif.
Adapun persyaratan lainnya yang wajib dipenuhi penerima manfaat Kartu Pra Kerja yakni sudah lulus SMA/SMK, atau lulus perguruan tinggi. Selain itu, penerima manfaat Kartu Pra Kerja tidak sedang menjalani pendidikan formal.
"Tidak sedang menjalani pendidikan formal," kata Hanif.
Hanif mengungkapkan, tak ada batasan usia maksimal bagi penerima Kartu Pra Kerja. Sehingga, usia 60 tahun ke atas bisa memperoleh kartu tersebut.
Bagi WNI yang memenuhi syarat usia maupun gelar pendidikan di atas dan merupakan korban pemutusan hubungan kerja (PHK), maupun yang ingin meningkatkan skill atau keterampilan sesuai kebutuhan industri juga dapat mengikuti program Kartu Pra Kerja. (gtp/na)