Pengantin Musim Panas: Potret Muram Wisata Seks di Mesir
Eva Plesner | Elizabeth Lehmann | Flemming Weiss-Andersen
12 November 2019
Ratusan remaja perempuan Mesir melayani wisatawan berkocek tebal dari Teluk Persia demi membantu menafkahi keluarga. Pertalian yang disebut "kawin musim panas" itu ilegal dan berujung pada trauma seksual bagi korban.
Iklan
Suatu hari di musim panas Howeida mendengar seseorang mengetuk pintu kamar. Di baliknya dia melihat ayah dan ibu tirinya sedang bercakap-cakap dengan seorang pria. Tiba-tiba semua berlangsung cepat. Howeida diputuskan bakal menikahi pria Arab Saudi itu dengan mahar senilai 1.750 Euro atau sekitar Rp. 24,6 juta.
'Pernikahan' mereka bertahan selama 20 hari. Selama itu pula Howeida mengalami kekerasan seksual dan perkosaan. Ketika sang pria pulang ke kampung halamannya, liburan musim panas buat Howeida pun ikut berakhir.
Dia mewakili sekelompok remaja perempuan yang secara rutin bertukar peran menjadi "pengantin musim panas" - sebutan halus untuk prostitusi. Setiap tahun, wisatawan kaya dari negara-negara Teluk berpelesir ke Mesir dan memilih perempuan untuk dinikahi selama berlibur.
Mahar yang ditawarkan biasanya bernilai besar untuk keluarga perempuan, senilai hingga beberapa tahun gaji. "Kedengarannya menggiurkan. Keluarga saya mengatakan saya akan mendapat hadiah dan baju baru. Saya masih muda saat itu. Lalu saya memberikan restu," kisah Howeida ihwal lamaran dadakan di musim panas tersebut.
Dengan mahar yang didapat, kedua orangtuanya membeli mesin cuci dan sebuah lemari es.
Percampuran ilegal di Mesir dimungkinkan karena adanya celah lebar dalam hukum pernikahan. Kontrak pernikahan bisa didapat di hampir semua toko buku. Kolaborasi antara makelar hukum dan pengacara memastikan proses hukum berjalan mulus dan rahasia. Pernikahan semacam ini tidak tercatat dan bisa dibatalkan secepat ia dilangsungkan.
Howeida kini berusia 28 tahun dan pernah 'menikah' selama delapan kali, masing-masing untuk hanya beberapa hari. Dia ingin mengubur aib masa lalu dan menolak menyebut nama aslinya. Sejak berhenti menjadi pengantin musim panas, dia mengenakan niqab berwarna hitam yang menutupi seorang wanita berparas cantik dengan kulit halus dan rambut panjang sebahu.
Menengok Hak Perempuan di Arab Saudi
Arab Saudi sudah mengumumkan akan mengizinkan perempuan untuk memiliki surat izin mengemudi tanpa harus ada izin dari "penjaga legal". Untuk itu perjuangannya panjang.
Foto: picture-alliance/AP Photo/H. Ammar
1955: Sekolah pertama buat anak perempuan, 1970: Universitas pertama
Dulu, anak perempuan Arab Saudi tidak bisa bersekolah seperti murid-murid sekolah di Riyadh. Penerimaan murid di sekolah pertama untuk perempuan, Dar Al Hanan, baru dimulai 1955. Sementara Riyadh College of Education, yang jadi institusi pendidikan tinggi untuk perempuan, baru dibuka 1970.
Foto: Getty Images/AFP/F. Nureldine
2001: Kartu identitas untuk perempuan
Baru di awal abad ke-21, perempuan bisa mendapat kartu identitas. Padahal kartu itu adalah satu-satunya cara untuk membuktikan siapa mereka, misalnya dalam cekcok soal warisan atau masalah properti. Kartu identitas hanya dikeluarkan dengan dengan izin dan diberikan kepada muhrim. Baru tahun 2006 perempuan bisa mendapatkannya tanpa izin muhrim. 2013 semua perempuan harus punya kartu identitas.
Foto: Getty Images/J. Pix
2005: Kawin paksa dilarang - di atas kertas
Walaupun 2005 sudah dilarang, kontrak pernikahan tetap disetujui antara calon suami dan ayah pengantin perempuan, bukan oleh perempuan itu sendiri.
Foto: Getty Images/A.Hilabi
2009: Menteri perempuan pertama
Tahun 2009, King Abdullah menunjuk menteri perempuan pertama. Noura al-Fayez jadi wakil menteri pendidikan untuk masalah perempuan.
Foto: Foreign and Commonwealth Office
2012: Atlit Olimpiade perempuan pertama
2012 pemerintah Arab Saudi untuk pertama kalinya setuju untuk mengizinkan atlit perempuan berkompetisi dalam Olimpiade dengan ikut tim nasional. Salah satunya Sarah Attar, yang ikut nomor lari 800 meter di London dengan mengenakan jilbab. Sebelum Olimpiade dimulai ada spekulasi bahwa tim Arab Saudi mungkin akan dilarang ikut, jika mendiskriminasi perempuan dari keikutsertaan dalam Olimpiade.
Foto: picture alliance/dpa/J.-G.Mabanglo
2013: Perempuan diizinkan naik sepeda dan sepeda motor
Inilah saatnya perempuan untuk pertama kalinya diizinkan naik sepeda dan sepeda motor. Tapi hanya di area rekreasi, dan dengan mengenakan nikab dan dengan kehadiran muhrim.
Foto: Getty Images/AFP
2013: Perempuan pertama dalam Shura
Februari 2013, King Abdullah untuk pertama kalinya mengambil sumpah perempuan untuk jadi anggota Syura, atau dewan konsultatif Arab Saudi. Ketika itu 30 perempuan diambil sumpahnya. Ini membuka jalan bagi perempuan untuk mendapat posisi lebih tinggi di pemerintahan.
Foto: REUTERS/Saudi TV/Handout
2015: Perempuan memberikan suara dalam pemilu dan mencalonkan diri
Dalam pemilihan tingkat daerah di tahun 2015, perempuan bisa memberikan suara, dan mencalonkan diri untuk dipilih. Sebagai perbandingan: Selandia Baru adalah negara pertama, di mana perempuan bisa dipilih. Jerman melakukannya tahun 1919. Dalam pemilu 2015 di Arab Saudi, 20 perempuan terpilih untuk berbagai posisi di pemerintahan daerah, di negara yang monarki absolut.
Foto: picture-alliance/AP Photo/A. Batrawy
2017: Perempuan pimpin bursa efek Arab Saudi
Februari 2017, untuk pertama kalinya bursa efek Arab Saudi mengangkat kepala perempuan dalam sejarahnya. Namanya Sarah Al Suhaimi.
Foto: pictur- alliance/abaca/Balkis Press
2018: Perempuan akan diijinkan mengemudi mobil
September 26, 2017, Arab Saudi mengumumkan bahwa perempuan akan segera diizinkan untuk mengemudi mobil. Mulai Juni 2018, perempuan tidak akan perlu lagi izin dari muhrim untuk mendapat surat izin mengemudi. Dan muhrim juga tidak harus ada di mobil jika mereka mengemudi.
Foto: picture-alliance/AP Photo/H. Jamali
2018: Perempuan akan diijikan masuk stadion olah raga
29 Oktober 2017, Badan Olah Raga mengumumkan perempuan akan boleh menonton di stadion olah raga. Tiga stadion yang selama ini hanya untuk pria, juga akan terbuka untuk perempuan mulai 2018.
Foto: Getty Images/AFP/F. Nureldine
2019: Perempuan Saudi akan mendapat notifikasi melalui pesan singkat jika mereka diceraikan
Hukum baru dirancang untuk lindungi perempuan saat pernikahan berakhir tanpa sepengetahuan mereka. Perempuan dapat cek status pernikahannya online atau dapat fotokopi surat tanda cerai dari pengadilan. Hukum ini tak sepenuhnya lindungi perempuan karena cerai hanya dapat diajukan dalam kasus terbatas dengan persetujuan suami atau jika suami lakukan tindak kekerasan. (Penulis: Carla Bleiker, ml/hp)
Foto: picture-alliance/AP Photo/H. Ammar
12 foto1 | 12
Ketika pertamakali dilamar, dia masih hidup bersama ayahnya, ibu dan saudara tiri berusia enam setengah tahun. Keluarga kecil itu tinggal di sebuah rumah berkamar tiga di sebuah desa di luar distrik Ouseem, 20 kilometer dari Kairo.
"Saya masih lugu. Saya masih percaya pada cinta. Malam pertama sangat mengerikan. Setelahnya saya punya masalah psikologis," kata Howeida. Meski demikian, keluhan itu tidak menghentikan keluarga menikahinya untuk kesekian kali pada musim panas berikutnya.
Ketika Howeida kehilangan keperawanannya, mahar yang diberikan jauh lebih rendah, yakni sekitar 600 Euro atau setara dengan Rp. 8,3 juta.
Kisah hidup Howeida tidak unik, kata ahmed Moselhy, kuasa hukum sebuah LSM yang khusus mengadvokasi kasus prostitusi dan perdagangan manusia. "Banyak gadis ingin membantu keluarganya dan menikah secara sukarela. Lalu mereka melakukannya berulangkali, karena ketagihan uang."
"Setiap keluara di sekitar sini punya delapan atau lebih anak. Setiap anak perempuan bisa menghasilkan uang untuk membeli satu mobil atau merenovasi rumah menjadi bertingkat."
Kawasan pinggiran Kairo nyaris tak tersentuh pertumbuhan ekonomi. Seperempat penduduknya hanya berpenghasilan kurang dari Rp. 30.000 per hari. Kondisi muram tersebut menguntungkan pelaku wisata seks. Terkadang seorang wisatawan bisa membayar 100.000 Euro atau Rp. 1,5 miliar, bergantung pada penampilan, usia, durasi pernikahan dan status keperawanan.
Meski pernah dijual sebagai pengantin musim panas, Howeida masih hidup bersama sang ayah dan ibu tiri. "Saya tidak lagi takut, tapi saya benci mereka. Terutama ayah saya. Kenapa dia membiarkan ini terjadi?" tukasnya. Dia kini mencari pria yang tepat untuk menjalin pernikahan yang sesungguhnya. (rzn/vlz)
Ekonomi Mesir di Bawah Al-Sisi: Duit Tentara di Mana-Mana
Di bawah presiden Abdul Fattah al Sisi perekonomian Mesir didominasi perusahaan militer. Ragam proyek infrastruktur yang dicanangkan Kairo pun ikut menambah pundi uang para jendral, sementara kemiskinan kian meluas.
Foto: Khaled Desouki/AFP/Getty Images
Proyek Mewah
Mesir sedang menghadapi kirisis utang. Rasio utang negeri di tepi sungai Nil itu saat ini mencapai 101% dari Produk Domestik Bruto. Tahun 2017 pemerintah di Kairo terpaksa mencadangkan 31% dari anggaran negara tahunan untuk membayar cicilan. Namun kondisi itu tak menyurutkan niat Presiden al-Sisi berfoya lewat proyek megah, seperti jembatan Rod al-Farag yang baru diresmikan Mei 2019 lalu
Foto: picture-alliance/Photoshot/A. Gomaa
Raksasa Ekonomi Mesir
Di bawah al Sisi, militer Mesir memperluas pengaruh bisnisnya dengan menguasai sektor-sektor paling penting seperti konstruksi, manufaktur alat berat atau pengolahan pangan. Laporan investigatif Reuters mengungkap perusahaan-perusahaan milik militer mulai mendominasi perekonomian dan secara perlahan menggeser investor asing dan perusahaan swasta lokal.
Foto: Reuters
Jejak Tentara di Ibukota
Keterlibatan perusahaan pelat hijau terlihat pada sejumlah proyek besar yang digulirkan Sisi, seperti pembangunan ibukota baru yang dimulai 2016 lalu. Kota ini didesain untuk menampung 6,5 juta penduduk di atas lahan seluas 170.000 hektar. Pemasok semen terbesar untuk proyek senilai 45 miliar Euro itu adalah El Arish Cement Co yang 51% sahamnya dikuasai tentara.
Foto: picture-alliance/Zumapress/Xinhua/A. Gomaa
Ekonomi Jalan di Tempat
Giatnya perusahaan militer memaksa Badan Moneter Internasional (IMF) memberikan peringatan pada 2017, bahwa pertumbuhan lapangan kerja "bisa terhambat oleh keterlibatan entitas di bawah Kementerian Pertahanan." Tapi peringatan itu tidak diindahkan pemerintah di Kairo. Saat ini 32.5% penduduk Mesir hidup di bawah garis kemiskinan. Padahal setahun sebelumnya penduduk miskin hanya berjumlah 27%.
Foto: Marco Longari/AFP/Getty Images
Perluasan Suez
Sejak Musim Semi Arab 2011 lalu ratusan proyek infrastruktur di Mesir dibuat dengan keterlibatan Otoritas Zeni Angkatan Bersenjata, tulis Reuters. Termasuk proyek perluasan terusan Suez pada 2015 yang gagal menggandakan pemasukan pemerintah seperti yang dikumandangkan presiden. Sebagai catatan proyek ini bernilai 8,2 miliar USD atau lebih dari Rp. 100 triliun.
Foto: picture-alliance/dpa/K. Elfiqi
Percepatan Pembangunan
Serupa alasan Presiden Joko Widodo saat membangun jalur Transpapua, Al-Sisi berdalih keterlibatan kontraktor militer mempercepat pengerjaan proyek empat kali lipat dibanding swasta. Laporan investigasi Reuters mengungkap, saat ini tentara menguasai sekitar 3% dari PDB Mesir yang sebesar 336 miliar USD pada 2016, sesuai data Bank Dunia. Foto: pembangunan geraja Koptik terbaru di Kairo.
Foto: picture-alliance/dpa/Matthias Toedt
Keringanan Pajak
Pada 2016 silam perusahaan militer dan berbagai lembaga pertahanan lain dibebaskan dari Pajak Pertambahan Nilai (PPN) terhadap berbagai produk, antara lain mesin, perlengkapan konstruksi dan jasa. Ironisnya kebijakan tersebut termasuk dalam paket reformasi ekonomi yang dianjurkan IMF.
Foto: AP
Gurita Raksasa Usaha Tentara
Seberapa besar gurita duit tentara, sulit diketahui secara pasti. Kepada The Defense Post, pengusaha Mesir Naquib Sawiris menyebut militer menguasai 40% perekonomian, sementara organisasi anti korupsi Transparency International memprediksi angkanya sebesar 60%. Klaim ini dibantah oleh al Sisi. (rzn/as - rtr, fp, aljazeera, thedefensepost, arabweekly)