Jerman meminta Organisasi Pelarangan Senjata Kimia untuk menganalisis sampel biomedis kasus Alexei Navalny. Tim pembela tokoh oposisi Rusia itu mengklaim, racun Novichok ditemukan pada botol air di kamar hotel Navalny.
Pengawas senjata kimia global itu menyatakan telah mengirim tim ahli ke Jerman untuk mengumpulkan "sampel biomedis dari Navalny untuk dianalisis." OPCW menyebut pihaknya akan memberikan informasi terkait hasil analisisnya dengan Jerman.
Iklan
Navalny dan Novichok
Berlin menyatakan memiliki bukti, bahwa Navalny diracuni pada 20 Agustus lalu dengan senjata kimia dari keluarga agen saraf canggih milik Rusia, yang dikenal sebagai Novichok.
"Kami yakin itu adalah racun dari kelompok Novichok," ujar Niels Annen, Wakil Menteri Luar Negeri Jerman kepada DW, Rabu (16/09).
"Sangat jelas bahwa ini adalah pelanggaran hukum internasional. Kredibilitas Rusia akan tercoreng oleh (kasus) ini," tambah wakil menlu Jerman itu.
"Laboratorium spesialis di Prancis dan Swedia telah mengkonfirmasi bukti bahwa Navalny telah diracun dengan Novichok," kata pihak berwenang Jerman pada Senin (14/09).
OPCW diberi perluasan kewenangan baru pada tahun 2018, untuk mengidentifikasi pelaku di balik serangan dengan senjata kimia. Mandat ini ditentang keras oleh Moskow.
Para Pengkritik Pemerintah Ini Telah Merasakan Pahitnya Racun
Tindakan meracuni orang telah digunakan badan intelijen selama lebih dari satu abad. Racun yang dimasukan ke dalam makanan/minuman sering jadi senjata pilihan, seperti dalam kasus pembunuhan Munir, 2004.
Foto: AFP/Getty Images/Dewira
Alexei Navalny
Pemimpin oposisi Rusia, Alexei Navalny dilarikan ke rumah sakit di Siberia, setelah merasa tidak enak badan dalam penerbangan ke Moskow. Para ajudannya menuduh bahwa Navalny diracun sebagai balas dendam atas kampanyenya melawan korupsi. Mantan pengacara (44) itu menenggak teh hitam sebelum lepas landas dari bandara Omsk. Timnya meyakini teh tersebut mengandung racun yang membuatnya koma.
Foto: Getty Images/AFP/K. Kudrayavtsev
Pyotr Verzilov
Pada 2018, aktivis keturunan Rusia-Kanada, Pyotr Verzilov dilaporkan dalam kondisi kritis setelah diduga diracun di Moskow. Peristiwa itu terjadi tak lama setelah dia mengkritik sistem hukum Rusia dalam sebuah wawancara TV. Verzilov, juru bicara tak resmi untuk grup band feminis Pussy Riot ini akhirnya dipindahkan ke rumah sakit di Berlin. Dokter mengatakan "sangat mungkin" dia telah diracuni.
Foto: picture-alliance/dpa/Tass/A. Novoderezhkin
Sergei Skripal
Mantan mata-mata Rusia berusia 66 tahun, Sergei Skripal, ditemukan tak sadarkan diri di bangku yang terletak di luar pusat perbelanjaan di kota Salisbury, Inggris. Ia disebut terpapar racun saraf Novichok. Juru bicara Presiden Rusia Vladimir Putin, Dmitry Peskov, menyebut situasi itu "tragis", tetapi berkata "Kami tidak punya informasi tentang apa yang menjadi penyebab" insiden itu.
Foto: picture-alliance/dpa/Tass
Kim Jong Nam
Saudara tiri Kim Jong Un ini tewas pada 13 Februari 2018 di bandara Kuala Lumpur, setelah dua perempuan diduga mengoleskan racun saraf kimia VX di wajahnya. Pada bulan Februari, pengadilan Malaysia mendengar bahwa Kim Jong Nam telah membawa selusin botol penawar racun saraf mematikan VX di tasnya pada saat keracunan.
Foto: picture-alliance/AP Photo/S. Kambayashi
Alexander Litvinenko
Mantan mata-mata Rusia, Alexander Litvinenko pernah bekerja untuk Dinas Keamanan Federal (FSB) sebelum ia membelot ke Inggris. Ia lalu menjadi jurnalis dan menulis dua buku tuduhan terhadap FSB dan Putin. Ia jatuh sakit setelah bertemu dengan dua mantan perwira KGB dan meninggal pada 23 November 2006. Penyelidikan menemukan, ia dibunuh oleh radioaktif polonium-210 yang dimasukkan ke dalam tehnya.
Foto: picture-alliance/dpa/S. Kaptilkin
Viktor Kalashnikov
Pada November 2010, dokter di rumah sakit Charité Berlin menemukan kadar merkuri yang tinggi di dalam tubuh pasangan pengkritik pemerintah Rusia. Terdapat 3,7 mikrogram merkuri di tubuh Kalashnikov, seorang jurnalis lepas dan mantan kolonel KGB. Sementara di tubuh istrinya terdapat 56 mikrogram merkuri. Kalashnikov mengatakan kepada majalah Jerman Focus, bahwa "Pemerintah Rusia meracuni kami."
Foto: picture-alliance/dpa/RIA Novosti
Viktor Yushchenko
Pemimpin oposisi Ukraina Yushchenko jatuh sakit pada September 2004 dan didiagnosis dengan pankreatis akut yang disebabkan infeksi virus dan zat kimia. Penyakit itu mengakibatkan kerusakan wajah, perut kembung akibat gas berlebih dan penyakit kuning. Dokter mengatakan perubahan pada wajahnya berasal dari chloracne, akibat dari keracunan dioksin. Yushchenko mengklaim, agen pemerintah meracuninya.
Foto: Getty Images/AFP/M. Leodolter
Aktivis HAM Munir diracun dalam penerbangan ke Amsterdam tahun 2004
Munir Said Thalib, aktivis KONTRAS tewas diracun dengan arsenium dalam penerbangan ke Amsterdam dengan pesawat Garuda, September 2004. Kasusnya sampai sekarang belum terungkap tuntas, sekalipun ada tertuduh yang diadili dan dijatuhi hukuman penjara. Pemerintahan Jokowi hingga kini menolak mengusut kembali kasus ini.
Foto: AFP/Getty Images/Dewira
Khaled Meshaal
Pada 25 September 1997, badan intelijen Israel berusaha membunuh pemimpin Hamas, Khaled Meshaal, di bawah perintah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Dua agen menyemprotkan zat beracun ke telinga Meshaal saat dia masuk ke kantor Hamas di Amman, Yordania. Upaya pembunuhan tersebut tidak berhasil dan tidak lama kemudian kedua agen Israel tersebut ditangkap.
Foto: Getty Images/AFP/A. Sazonov
Georgi Markov
Pada 1978, pengkritik pemerintah Bulgaria, Georgi Markov, merasakan tusukan di pahanya saat sedang menunggu di halte bus. Dia membalikkan badan dan melihat seorang pria membawa payung. Setelahnya sebuah benjolan kecil muncul di pahanya dan empat hari kemudian dia meninggal. Otopsi menemukan dia dibunuh dengan zat 0,2 miligram risin. Banyak yang percaya panah beracun itu ditembakkan dari payung.
Foto: picture-alliance/dpa/epa/Stringer
Grigori Rasputin
Pada 30 Desember 1916, Grigori Rasputin yang dipercaya punya kekuatan mistik tiba di Istana Yusupov di St Petersburg atas undangan Pangeran Felix Yusupov. Di sana, Rasputin memakan kue yang telah dicampur dengan kalium sianida. Kemudian Rasputin juga menenggak anggur yang gelasnya telah dilapisi sianida. Tidak berhasil diracun, Rasputin akhirnya ditembak dan dibunuh.
Foto: picture-alliance/ IMAGNO/Austrian Archives
11 foto1 | 11
Agen saraf pada 'botol air'
Sementara itu, tim Navalny mengatakan pada Kamis (17/09) bahwa mereka telah menemukan jejak Novichok pada botol air di kamar hotel yang ditinggali aktivis itu di Siberia.
Sebuah video yang diposting di akun Instagram Navalny menunjukkan anggota timnya menggeledah kamar di Hotel Xander di Tomsk pada 20 Agustus, satu jam setelah mereka mengetahui tokoh oposisi Rusia itu jatuh sakit dalam penerbangan ke Moskow.
"Diputuskan untuk mengumpulkan segala sesuatu yang bahkan secara hipotetis berguna dan menyerahkannya kepada para dokter di Jerman. Fakta bahwa kasus itu tidak akan diselidiki di Rusia cukup jelas," kata postingan itu.
Video tersebut menunjukkan anggota tim Navalny mengumpulkan beberapa botol kosong air mineral "Mata Air Suci", di antara barang-barang lainnya.
"Dua minggu kemudian, sebuah laboratorium Jerman menemukan jejak Novichok tepatnya di botol air dari kamar hotel Tomsk," ujar sebuah pernyataan lanjutan di postingan Instagram.
"Dan kemudian lebih banyak laboratorium yang mengambil analisis dari Alexei menegaskan bahwa agen saraf dari senjata kimia itulah yang meracuni Navalny. Sekarang kami mengerti: (upaya peracunan) itu dilakukan sebelum dia meninggalkan kamar hotelnya untuk pergi ke bandara."
Rusia mengatakan telah melakukan pemeriksaan pra-investigasi dan masih membutuhkan lebih banyak bukti sebelum membuka penyelidikan kriminal formal atas kasus tersebut.