Para peneliti di Jerman kembangkan sistem pengawas cerdas untuk membantu manula lebih independen. Sistem berupa sensor optik pencatat gerakan, yang akan mengirim tanda bahaya jika terjadi hal yang tidak normal.
Iklan
Pengawas Virtual Penjaga Keselamatan Lansia
03:17
Sistem pengawasan siang dan malam buat para manula itu akan membunyikan alarm dan menyampaikan pesan jika seseorang jatuh. Sistem ini juga mengatasi masalah privasi dengan cara yang unik. Alih-alih mengambil gambar, sistem hanya mencatat dan menganalisis pola pergerakan tertentu.
Untuk membuat simulasi gerakan jatuh, para peneliti menjatuhkan diri ke lantai untuk meniru bagaimana orang jatuh. Ini adalah bagian dari upaya internasional untuk membantu kaum Usia Lanjut yang populasinya terutama di negara maju, terus meningkat.
Robot Rawat Kaum Senior Jepang
Membelai, memandikan, membantu bergerak. Di rumah lansia di Jepang, robot semakin mendukung pekerjaan para perawat. Teknik ini mahal, tetapi diterima kaum lansia.
Foto: Reuters/Kim Kyung-Hoon
Latihan dengan Pepper
Masyarakat di banyak negara tambah tua. Terutama di Jepang. Menurut perkiraan, tahun 2035 sepertiga warga Jepang sudah berusia 65 tahun atau lebih. Untuk merawat warga senior, sekarang robot-robot digunakan di rumah lansia.
Foto: Reuters/Kim Kyung-Hoon
Olah raga menurut contoh dari robot
Di rumah lansia di Tokyo, robot bernama Pepper memimpin latihan fisik. Dengan suara elektronisnya, robot secara sopan memberikan petunjuk, "Kanan, kiri, bagus!" Pepper sudah digunakan di sekitar 500 rumah lansia. Ia bisa memimpin kelompok olah raga dan melakukan perbincangan sederhana.
Foto: Reuters/Kim Kyung-Hoon
Bermain dengan Aibo
Di rumah lansia Shin Tomi, robot menggantikan binatang peliharaan, dan bisa diajak bermain oleh para penghuninya. Di sini, seorang perempuan bermain dengan anjing robot Aibo. Di rumah lansia ini, perawat mengunakan 20 model robot. Pemerintah berharap, rumah lansia ini jadi panutan bagi rumah lansia lain, juga di luar negeri.
Foto: Reuters/Kim Kyung-Hoon
Mengelus-elus Paro
Ini robot anjing laut. Namanya Paro, dan ia tidak hanya punya bulu-bulu halus. Ia juga mengeluarkan suara senang jika dielus-elus. Pengembangan robot ini perlu 10 tahun, sekarang di seluruh dunia sudah ada 5.000 robot anjing laut, dan 3.000 di antaranya Jepang. Tapi Paro mahal. Di Jepang satu buah harganya 3.800 Dolar.
Foto: Reuters/Kim Kyung-Hoon
Kawan yang mahal
Banyak institusi Jepang membiayai ‘teman bermain yang mahal‘ dengan subsidi dari pemerintah. Para senior senang tentang perubahan itu. Paro tidak hanya bereaksi terhadap sentuhan, tetapi juga pada ucapan dan cahaya. Dia kemudian menggerakkan kepalanya, mengedipkan matanya atau melolong seperti anjing laut betulan.
Foto: Reuters/Kim Kyung-Hoon
Lebih kuat dengan baju robot
Robot tidak hanya jadi hiburan bagi para manula. Mereka juga harus membantu tugas-tugas pengasuh lansia, termasuk membantu mereka dalam membopong orang-orang tua - seperti yang dilakukan dengan baju robot yang juga disebut "baju otot" ini. Berkat benda ini, lebih mudah bagi pengasuh untuk menggendong orang tua.
Foto: Reuters/Kim Kyung-Hoon
Bantuan dalam perawatan sehari-hari
Baju robot membantu pengasuh manula jadi lebih kuiat dalam bekerja. Ini bagus untuk orang tua, karena merasa lebih aman dan tentunya juga lebih baik untuk pengasuh. Mesin-mesin pelapis baju ini mencegah sakit punggung yang disebabkan oleh aktivitas mengangkat atau menggendong pasien.
Foto: Reuters/Kim Kyung-Hoon
Berjalan dengan bantuan robot
Mesin juga membantu manula untuk berjalan lagi, dengan menyediakan keseimbangan dan menunjukkan di mana manula harus meletakkan kaki mereka. Meskipun banyak keuntungannya, pemerintah yakin bahwa biar bagaimana pun mesin tidak dapat menggantikan manusia. Tetapi dengan kekuatan, mobilitas dan pengawasan, para robot ini juga memberikan pengasuh lebih banyak waktu untuk mengerjakan tugas lainnya.
Foto: Reuters/Kim Kyung-Hoon
8 foto1 | 8
Seperti perempuan ini, salah satu sukarelawan dalam proyek penelitian Uni Eropa yang bertujuan membuat hidup sendiri di usia tua lebih aman. Namanya Linda Haake, tinggal di Bremen Jerman, umurnya 88 tahun."
Haake tinggal di sebuah apartemen di rumah perawatan lansia pribadi. Dia menghabiskan sebagian besar waktunya bersama teman-temannya. Tapi ketika Haake sendirian di kamarnya, dia merasa aman, perangkat pengawas cerdas memonitor keamanan dan kesehatannya:
"Saya tahu bahwa jika sesuatu terjadi, alat itu akan mengirimkan sinyal alarm, meski saya sendiri tidak benar-benar paham bagaimana cara kerjanya", papar Linda Haake.
Sensor optik pemantau gerakan
Perangkatnya - sebuah kotak dengan kamera stereo - dirancang untuk bereaksi jika seseorang terjatuh di depannya. Sistem pemantau pintar mendeteksi kontur objek bergerak, namun tetap menjaga privasi objeknya.
Jika Lansia Jerman Main Film Terkenal
Awalnya hanya untuk kalender, tetapi sekarang itu sudah jadi sensasi di internet. Lansia dari panti wreda Jerman berpose seperti di film-film klasik Hollywood.
Foto: Werntges Studios
Bond. James Bond.
Apakah itu Sean Connery yang sedang melakukan tugas 007-nya yang terakhir? Usianya hampir mirip, 89 tahun. Tetapi ini foto Wilhelm Buiting. Pose sebagai Bond ini adalah salah satu foto untuk kalender yang menunjukkan warga lansia dari beberapa panti wreda di negara bagian Nordrhein Westfalen. Hanya dibuat 5.000 eksemplar, untuk mereka sendiri, keluarga dan pekerja panti wreda.
Foto: Werntges Studios
Born to be wild
Walter Loeser (98, sebagai Billy alias Dennis Hopper) dan Kurt Neuhaus (90, sebagai Wyatt alias Peter Fonda), menikmati sekali berpose untuk foto dari film "Easy Rider," yang dibuat tahun 1969. Katanya kedua bapak ini tidak bersedia lagi turun dari sepeda motor setelah berpose, dan ingin benar-benar mengendarainya.
Foto: Werntges Studios
Hebat
Ketika film berjudul "Giant" populer dan ramai diputar di berbagai bioskop tahun 1956, Joanna Trachenberg (81, sebagai Leslie Lynnton) dan Horst Krischat (78, sebagai Jett Rink) umurnya hampir sama dengan pemeran asli, Elizabeth Taylor dan James Dean.
Foto: Werntges Studios
Stayin' alive
Dalam usia 87 tahun, Siegfried Gallasch masih bisa menggoyangkan pinggul seperti John Travolta dalam perannya sebagai Tony Manero dalam film "Saturday Night Fever" (1977). Ia dan Irmgard Alt, yang berusia 79 tahun dan berperan sebagai Stephanie Mangano (dalam film dimainkan Karen Lynn Gorney) sedang menggoyang lantai dansa.
Foto: Werntges Studios
"I have the time of my life!"
Komputer harus membantu sedikit dalam film ini. Johann Liedtke, 92, tidak benar-benar bisa mengangkat Marianne Pape, 79, dalam pose dari film "Dirty Dancing" (1987). Tetapi tokoh aslinya, Johnny Castle (yang diperankan Patrick Swayze) dan "Baby" Houseman (yang diperankan Jennifer Grey) juga perlu waktu lama untuk melakukan gerakan ini dengan baik.
Foto: Werntges Studios
Menyanyikan Nada Blues
Salah satu dari dua "Blues Brothers" ini perempuan. Margarete Schmidt (77, kanan) dan Lothar Wischnewski (76) berpose sebagai dua penyanyi blues tersebut. Aslinya, kedua kakak beradik itu dimainkan John Belushi serta Dan Aykroyd, dalam film yang diproduksi tahun 1980.
Foto: Werntges Studios
"I'm flying, Jack!"
Bagaimana perasaan Anda? Erna Rütt (86) dan Alfred Kelbach (81) berpose untuk skenario tersohor dari film "Titanic" (1997) yang menunjukkan Jack (Leonardo DiCaprio) dan Rose (Kate Winslet) pertama kali berciuman dalam perjalanan dengan kapal pesiar.
Foto: Werntges Studios
Hembusan Udara Segar
Baju berwarna putih yang dikenakan Ingeborg Giolbass (84) mirip dengan yang dikenakan Marilyn Monroe dalam film komedi berjudul "The Seven Year Itch" 1955. Baju asli yang dikenakan Monroe dilelang dengan harga 3,2 juta Euro. Tetapi Giolbass dan Erich Endlein (88) yang berpose sebagai Richard Sherman, aslinya dimainkan Tom Ewell, juga menikmati udara segar.
Foto: Werntges Studios
Moon River
Dalam foto ini, Marianne Brunsbach (86) memainkan Holly Golightly, dalam film produksi tahun 1961 yang berjudul "Breakfast at Tiffany's." Dalam film itu Audrey Hepburn berperan sebagai Holly Golightly.
Foto: Werntges Studios
9 foto1 | 9
Ahmed Nabil Belbachir, peneliti di Sensor Technologies mengungkapkan: "Kami mengembangkan sensor optik - bukan kamera. bedanya, kamera memasok gambar, sensor meniru sistem biologi, berisi satu set piksel otonom yang bereaksi terhadap perubahan adegan."
Perangkat pengawas ini dapat dengan mudah dipasang di kamar kaum Lansia dan bekerja sepenuhnya secara mandiri. Alat ini tidak mentransmisikan video, sehingga kehidupan privasi penghuninya tetap terjaga. Sistemnya hanya akan mengirim pesan jika seseorang jatuh. Tidak diperlukan sensor tambahan.
Perangkat lunak mengenali orang yang jatuh dengan mengamati perubahan khas pada posisi, bentuk, dan kecepatan tubuh. Ketika mendeteksi ada orang jatuh, sistemnya mengirim pesan teks untuk mengingatkan keluarga, teman atau penyedia layanan perawatan.
Ketika Kaum Lansia Thailand Kembali ke Sekolah
Kaum lansia di Thailand berbondong-bondong kembali ke sekolah dan belajar bersama teman sebaya. Program unik ini digagas untuk mengusir rasa sepi lantaran banyak lansia yang hidup sendiri setelah ditinggal keluarga.
Foto: Reuters/A. Perawongmetha
Kembali ke Sekolah
Mengenakan seragam baru berwarna merah putih, sekelompok lansia berusia 60an tahun pergi ke sekolah menumpang minibus layaknya murid pada umumnya. Banyak kaum lansia di Thailand yang mengikuti program kembali ke sekolah untuk menghindari kesendirian menyusul pergeseran demografi yang mengubah struktur keluarga.
Foto: Reuters/A. Perawongmetha
Sendiri Tanpa Keluarga
Perubahan demografi di kawasan pinggiran Thailand menempatkan kaum lansia dalam posisi yang tak nyaman. Biasanya kaum lansia tinggal dan diurus oleh anak dan cucunya. Namun untuk mencari kerja banyak keluarga muda yang meninggalkan kampung halaman dan hijrah ke kota. Derasnya arus migrasi memaksa sebagian lansia hidup sendiri tanpa keluarga.
Foto: Reuters/A. Perawongmetha
Menua dalam Separuh Abad
Setelah Cina, negeri gajah itu mencatat laju penuaan demografi tercepat di kawasan. Saat ini Thailand memiliki 7,5 juta penduduk yang berusia di atas 65 tahun, sekitar 13% dari total populasi. Angka tersebut akan melonjak hingga 17 juta manusia pada 2040. Perkembangan ini memaksa pemerintah mengambil sejumlah kebijakan buat memperbaiki kondisi hidup para lansia.
Foto: Reuters/A. Perawongmetha
Industrialisasi Ubah Struktur Keluarga
Meski antara lain disebabkan membaiknya layanan kesehatan gratis dan meningkatnya tingkat harapan hidup, fenomena di Thailand juga punya sisi muram. Menyusutnya angka kelahiran juga bertanggungjawab atas pergeseran demografi. Jika pada 1960an rata-rata perempuan di Thailand memiliki enam anak, kini jumlahnya hanya 1,5.
Foto: Reuters/A. Perawongmetha
Bebas Stres di Sekolah
Agar tidak kesepian, para lansia ini mengunjungi kelas bahasa Inggris seminggu sekali selama 12 pekan. Selain itu mereka juga ikut berlatih senam kebugaran. Adapun seragam sekolah yang dikenakan menambah kesan nostalgia terhadap program unik tersebut. "Hidup sehari-hari saja sudah sangat stres," kata Coochart Supkerd yang berusia 63 tahun kepada Reuters.
Foto: Reuters/A. Perawongmetha
Teman Lawan Kesepian
"Kalau saya pergi sekolah, saya berdandan dan bertemu teman. Kami ngobrol dan tertawa bersama," kata Somjit Teeraroj, perempuan berusia 77 tahun yang ditinggal mati suaminya setelah 40 tahun usia pernikahan. Ia mengatakan aktivitas bersekolah membantunya berdamai dengan kehidupan baru seorang diri.
Foto: Reuters/A. Perawongmetha
"Bangga" pada Pengetahuan Baru
Sekolah di Ayutthaya, sekitar 80 km, dari Bangkok, adalah satu dari sekian banyak lembaga pendidikan yang ikut serta dalam program pendidikan kaum lansia yang digagas pemerintah Thailand. "Saya mungkin akan kembali merasa kesepian tapi saya juga bangga terhadap sekolah dan bahwa saya mendapat pengetahuan baru di kelas," kata Coochart Supkerd. (rzn/yf: Reuters)
Foto: Reuters/A. Perawongmetha
7 foto1 | 7
Mengenali 1.200 pola gerakan jatuh
"Sistem dilatih pada lebih dari 1.200 jenis orang jatuh. Sistem belajar dari contoh-contoh jatuh itu. Dan sekarang sistem terlatih dapat digunakan di lingkungan nyata untuk mendeteksi orang jatuh secara otonom", ujar periset Ahmed Nabil Belbachir.
Orang di Eropa kini berumur makin panjang. Berkat layakan kesehatanh, cara hidup lebih sehat serta teknologi terbaru. Sistem peringatan otomatis ini membantu mengurangi ketergantungan para lansia padaPerawat .
Di rumah perawatan lansia di Bremen, beberapa kamar apartemennya telah dilengkapi dengan sistem pengawasan baru tersebut. Penghuni di panti jompo lainnya di Jerman juga sudah menyatakan tertarik untuk mencoba.
as/vlz(DW Inovator)
Warga Dunia Bertambah Tua
Jumlah warga dunia yang berusia lebih dari 65 tahun akan meningkat menjadi 15,6% hingga 2050. Dengan demikian, menurut perkiraan PBB, jumlahnya akan berlipat ganda.
Foto: Munir Uz Zaman/AFP/GettyImages
Semakin tua
Di seluruh dunia, orang tambah berusia tua. Jumlah warga yang berusia lebih dari 65 tahun, baru 7,7% di tahun 2010. Hingga 2050 jumlah itu akan berlipat ganda menjadi 15,6%, begitu perkiraan PBB. Penyebab perkembangan ini adalah kurangnya jumlah kelahiran dan semakin lamanya orang hidup. Terutama di negara-negara berkembang nantinya akan semakin banyak warga lanjut usia.
Foto: picture-alliance/dpa
Jatuh cinta setelah pensiun
100 tahun lalu, berusia lebih dari 75 tahun menjadi pengecualian. Orang seumur itu dulu dianggap uzur. Jaman sekarang, pensiunan masih kuat dan kerap sangat sehat serta menikmati hidup sepenuhnya. Di Jerman orang berusia 100 tahun lebih banyak lima kali lipat dibanding 30 tahun lalu.
Foto: Fotolia/Gina Sanders
Fit lebih lama
Kebugaran tubuh orang berusia lanjut juga berkaitan dengan kemajuan dunia kedokteran serta kesejahteraan yang makin tinggi. Ini juga terlihat di negara berkembang. Sebagian besar warga berusia lanjut akan hidup di sana.
Foto: Patrizia Tilly/Fotolia
Perempuan ingin anak lebih sedikit
Di tahun-tahun mendatang tren juga akan tetap berlanjut. Keluarga muda ingin anak lebih sedikit. Antara lain karena, jaman sekarang perempuan lebih menganggap penting kebebasan secara finansial, dan memiliki anak sulit dipadukan dengan memiliki pekerjaan.
Foto: Fotolia/Fotowerk
Anak perempuan ingin bersekolah
Alasan lain mengapa perempuan mempunyai anak lebih sedikit: mereka mengharapkan hidup lebih baik bagi anak mereka. Terutama di negara-negara miskin, para ibu lebih suka mengirim anak perempuannya untuk bersekolah, dan tidak menyuruh mereka mengasuh adik-adiknya.
Foto: DW/H. Hashemi
Sistem pensiun buruk
Di negara-negara berkembang, sistem pensiun dan sosial kerap tidak ada. Tetapi jumlah kelahiran yang dulunya tinggi mengakibatkan di masa depan warga lansia akan sangat banyak. Jadi harus ada struktur yang mempermudah hidup para pensiunan.
Foto: Issouf Sanogo/AFP/GettyImages
Bukan hanya perawatan yang penting
Bahkan di negara kaya seperti Jerman, perawatan yang baik tidak cukup. Memang jumlah rumah perawatan warga lansia banyak, tapi harganya mahal. Semakin banyak warga berusia lanjut juga terancam kemiskinan, karena uang pensiun semakin sedikit.
Foto: Fotolia/Kzenon
Bahaya kemiskinan di masa tua
Di daerah-daerah miskin di dunia ini, sekarang saja terutama perempuan tua dipaksa untuk mengemis agar bisa punya uang cukup. Banyak orang hanya bekerja di lahan pertanian, dan tidak punya uang pensiun sama sekali. Pekerjaan fisik yang berat sering tidak dapat diberikan lagi kepada mereka. Tidak adanya harapan untuk masa depan terus bertambah sejalan dengan berubahnya piramida penduduk.
Foto: picture-alliance/Lehtikuva/Hehkuva
Perlawanan warga tua
Di seluruh dunia saat ini warga berusia lanjut sudah menuntut uang pensiun yang sesuai. Misalnya di Nikaragua, mereka menuntut pensiun minimal 90 Dolar per bulan.
Foto: REUTERS
Bekerja hingga lanjut usia
PBB menuntut, agar negara-negara di dunia mulai menciptakan lapangan kerja berguna bagi warga berusia lanjut. Pengertian kondisi "pensiun" harus berubah. Saat ini saja banyak warga lanjut usia yang berhasil menjadi pengusaha kecil.